(OPEN PO MULAI DARI TANGGAL 17 SEPTEMBER - 17 OKTOBER 2022)
"Lo suka gue nggak, Lit?"
"Pulang, ini udah siang."
Lelaki itu menatap Ailita dengan ekspresi sebal. "Lo tau? Gue sama cewek lain jual mahal. Tapi sama lo, gue malah banting harga, Anjir...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pergi nggak lo?! Gue lempar jus juga lo!" ancam Ailita.
Dava mendengus kesal, susah sekali mendekati gadis itu. Dari seluruh gadis yang ia dekati, hanya Ailita lah yang memiliki sifat cuek dan galak.
Padahal Dava hanya mendekatinya namun gadis itu langsung marah dan mengancamnya. "Fine, gue pergi!" katanya pura-pura merajuk.
• • •
Arga Bagaskara Adinata, lelaki berparas tampan itu menatap Ailita dengan tatapan sendu saat diparkiran. Dengan susah payah ia menarik senyuman tulusnya untuk Ailita.
Namun Ailita tidak perduli, ia malah membuang wajahnya dan tidak berniat membalas senyuman dari Arga. Arga menghela nafas kasar, ternyata masih marah.
"Kapan lo maafin gue?" batin Arga.
"Woi Ga, lo nggak pulang?" tanya Dava menepuk pundak Arga.
Arga sedikit terkejut lalu kemudian mengangguk sebagai jawabannya. Setelah selesai memakai helm full facenya Arga langsung pergi meninggalkan parkiran.
Dava yang melihat sifat Arga hanya bisa geleng-geleng kepala. Arga itu dingin sekali, bahkan Arga terlihat lebih dingin ketimbang dengan Delvin saat marah.
Keesokan harinya Ailita bersekolah seperti biasa. Ia sedang santai menulis namun harus terhenti karena panggilan dari guru Ekonominya.
"Tolong kamu antarkan berkas ini ke ruangan BK ya, BK ingin mencatat daftar murid baru di kelas 12 IPS 1 tapi berkasnya malah nyasar kesini, " ujar guru itu.
Ailita mengangguk, "Iya, bu." Lalu mengambil beberapa berkas yang diberikan guru itu.
Entahlah, Ailita juga tidak berniat untuk mencari tau tentang berkas tersebut. Mungkin hanya berkas biasa pikirnya. Ia berjalan melewati beberapa koridor kelas. Tapi tiba-tiba saja seseorang berlari dari arah belakang dan menabrak bahu Ailita membuat gadis itu hampir terjatuh.
Untung saja Ailita tidak jatuh, tapi berkas yang ia pegang malah berjatuhan kemana-mana.
"DAVA! BERHENTI NGGAK LO?! BALIKIN BUKU GUE ANJIR!" teriak seorang murid perempuan yang baru saja keluar dari kelas Dava.
Ailita tau siapa murid perempuan itu, ia adalah Aura. Ya, Aura kakak kelasnya yang menjabat sebagai ketua di eskul drama.
"PINJEM BENTAR RA, PELIT AMAT LO!" sahut Dava.
"MAKANYA KERJAIN PR LO SENDIRI, JANGAN CUMA TAU NYONTEK AJA!" balas Aura kesal lalu kembali ke kelasnya.
Malas berdebat dengan Dava, toh pasti Dava juga akan terus memintanya untuk memberikan contekkan PR hampir setiap harinya. Dava beralih menoleh kearah Ailita.