Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Delvin, Arga dan Maxine segera pergi ke parkiran dan menunggu Balqis dan Naya keluar dari ruangan kelasnya.
Tidak terlalu menunggu lama akhirnya Balqis dan Naya sudah keluar dari ruangan kelas mereka dan menghampiri ke tiganya di parkiran.
"Lah mobil lo semua mana?" tanya Balqis heran.
Hari ini Delvin, Arga dan Maxine lebih memilih untuk membawa motornya ke sekolah ketimbang membawa mobil. Sebenarnya mereka jarang sekali membawa mobil karena ketiganya lebih senang membawa motor dari pada membawa mobil.
"Kita nggak bawa mobil, bawanya cuma motor doang," jawab Delvin.
"Terus kita berdua gimana?" tanya Naya.
"Naya di bonceng sama Maxine, dan Balqis di bonceng sama Delvin. Selesai kan?" ujar Arga membuat Balqis dan Naya menganga.
Balqis melongo lalu tersadar. "Gue bareng Delvin? No! No! No! Ogah gue bareng dia!" tolak Balqis cepat.
"Gue juga males kalo bareng sama Maxine," kata Naya.
"Eh anjir, lo pikir gue mau bareng sama lo? Gue juga ogah bareng sama mulut rombeng kayak lo!" balas Delvin pada Balqis.
"Kok lo nggak mau sih Nay? Gue kurang apa coba? Ganteng? Iya! Keren? Iya! Terkenal? Iya! Tajir? Iya! Dan satu lagi, gue itu humoris Nay," cerocos Maxine mempertunjukkan wajah sedihnya.
Naya menghela nafas lalu mengangguk kecil. "Yaudah, iya terserah."
"Nasib gue gimana nih?" kata Balqis menggigit kukunya.
"Lo sama Delvin lah," jawab Maxine dan Naya bersamaan.
Balqis mengerucutkan bibirnya. "Gue nggak mau sama dia! Lo semua bisa denger nggak sih?!" gerutu Balqis.
Delvin mendengus kesal. "Ya udah kalau gitu, ayo kita pergi! Tinggalin aja mulut rombeng kayak dia," ucap Delvin ingin mengegas motornya tapi di tahan oleh tangan Balqis.
"Paan? Tadi katanya nggak mau," sindir Delvin.
Balqis cengengesan. "Gue mau deh, lumayan ojek gratis," ucap Balqis asal membuat Delvin mendengus kesal.
Kemudian ketiga motor sport itu melaju membelah jalanan kota yang lumayan lancar, tak begitu macet dan tak begitu sepi, semua nya lancar. Tak butuh waktu lama, sekarang ke tiga motor itu sudah sampai di parkiran rumah sakit. Kelima murid itu masuk ke dalam rumah sakit lalu mencari kamar Ailita yang berada di lantai 2.
Dava, lelaki tampan dengan rahang yang kokoh itu sibuk memandangi wajah cantik Ailita, gadis itu hanya bisa memutar malas kedua bola matanya saat Dava mulai menggoda nya. Hingga suatu hal menghentikan aktivitas Dava.
Evelyn Is Calling 📞
Dengan malas Dava mengangkat telpon dari Evelyn.
"Halo Dava? Lo dimana sih? Kenapa tadi pagi nggak jemput gue? Kan gue jadi naik taksi ke sekolah, nggak enak banget tau nggak? Gue juga nggak liat lo di sekolahan tadi, lo dimana sih Dav?" cerocos Evelyn di sebrang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)
Fiksi Remaja(OPEN PO MULAI DARI TANGGAL 17 SEPTEMBER - 17 OKTOBER 2022) "Lo suka gue nggak, Lit?" "Pulang, ini udah siang." Lelaki itu menatap Ailita dengan ekspresi sebal. "Lo tau? Gue sama cewek lain jual mahal. Tapi sama lo, gue malah banting harga, Anjir...