"DELVIN STOPP!!" teriak Balqis mencubit pinggang Delvin hingga berhasil membuat Delvin mengerem mendadak.
Balqis refleks memeluk dirinya dari belakang. Delvin mematung sesaat namun sebuah lengkungan terbit di bibirnya, senyuman saat merasakan Balqis memeluk dirinya.Gadis itu masih memeluk Delvin, entah kenapa rasa nyaman menjalar di tubuhnya.
"Sekarang siapa yang modus? Gue atau lo nona Balqis Cordelia Aileen, hm?" tanya Delvin dengan senyum miringnya.
Dengan cepat Balqis melepaskan pelukannya dari Delvin. "Apa-apaan sih lo?! KALO BAWA MOTOR BISA SANTAI NGGAK SIH?! GUE NGGAK MAU YA MATI BARENG LO!" teriak Balqis di telinga Delvin.
Delvin meringis merasakan kalau telinganya sudah berdengung akibat suara cempreng Balqis.
"Heh mulut rombeng! Lo tuh kalo ngomong bisa lembut nggak sih? Gendang telinga gue mau pecah tau nggak?!"
"Bodo! Sini biar sekalian gue pecahin!!" ancam Balqis dengan tatapan tajam.
"Lagian itu salah lo sendiri, kenapa nggak mau pegangan dari awal?" elak Delvin.
"Modus lo!"
"Serah lo!"
"Udah cepetan pegangan, entar merek nungguin kita," lanjut Delvin menyalakan motornya.
Dengan malas Balqis berpegangan di tas Delvin membuat cowok itu mendengus kesal. "Pegangan disitu kagak ada ngaruhnya, pegangan tuh disini."
Delvin membawa kedua tangan Balqis agar melingkar di pinggangnya. Mau tidak mau Balqis menuruti perkataan Delvin. Kemudkan mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka ke apartement Dava. Sedangkan di apartement Dava sendiri, Ailita dan yang lainnya sudah sampai disana.
"Gimana kondisi lo?" tanya Naya sambil duduk di sofa yang ada di samping Maxine.
"Udah baikan."
"Delvin sama Balqis mana?" tanya Dava menyadari keduanya yang tidak ada di kamarnya.
"Masih di jalan," ucap Arga.
"Kamu udah makan? Belum kan?" tanya Ailita yang dijawab gelengan dari Dava.
Ailita bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalakan kamar Dava. Gadis itu pergi ke dapur untuk membuatkan Dava bubur.
"Enak ya punya pacar," sindir Maxine memasang wajah lesunya.
"Makanya cari pacar lah!" balas Dava terkekeh kecil.
"Udah dapet, tapi si neng nya nggak peka-peka." Maxine mengatakan hal itu sambil melirik-lirik ke arah Naya yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Naya," panggil Dava.
"Iya?" sahut gadis itu meletakkan ponselnya kedalam tasnya.
"Lo kok nggak peka sih?" tanya Dava yang sedang mengulum tawa nya, begitu juga dengan Arga dari tadi bersiul menggoda Maxine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)
Подростковая литература(OPEN PO MULAI DARI TANGGAL 17 SEPTEMBER - 17 OKTOBER 2022) "Lo suka gue nggak, Lit?" "Pulang, ini udah siang." Lelaki itu menatap Ailita dengan ekspresi sebal. "Lo tau? Gue sama cewek lain jual mahal. Tapi sama lo, gue malah banting harga, Anjir...