Bagian 38 ✅

1.1K 77 0
                                    

"Gue duluan ya Lit, Dav, Naya udah nungguin," pamit Balqis yang di jawab anggukan dan senyum dari Dava juga Ailita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue duluan ya Lit, Dav, Naya udah nungguin," pamit Balqis yang di jawab anggukan dan senyum dari Dava juga Ailita.

"Ayo," ajak Ailita.

Dava menatap gadis itu dari atas sampai bawah, sepertinya ada yang aneh dari Ailita. Ah ya, dasi Ailita. Biasanya Ailita tidak pernah memakai dasi acak-acakan seperti itu, karena ia termasuk murid yang sangat disiplin.

"Kamu mau jadi badgirl SMA Unggulan Bangsa, hm?" tanya Dava mencolek hidung mancung Ailita.

"Ha?" Ailita mengernyit bingung dengan perkataan Dava. Apa maksudnya?

"Kamu mau jadi badgirl, hm?" ulang Dava.

"Nggak, kamu apa-apan sih?"

"Kalo mau jadi bad girl sih nggak papa, kan cocok. Aku badboy dan kamu badgirl nya," ucap Dava tersenyum manis.

"Badgirl apanya? Aku nggak badgirl," kata Ailita.

"Udahlah ayo, nanti kita telat," lanjut Ailita.

Dava berdecak kesal lalu mendekat ke arah Ailita, sontak membuat gadis itu mundur ke belakang. Dava menahan pinggang Ailita agar gadis itu berhenti mundur.

"DAVA!! KAMU APA-APAAN SIH?!!" panik Ailita saat tangan Dava hampir menyentuh leher Ailita.

"Kenapa? Aku cuma mau... " Dava menggantung perkataannya.

Tangan Dava terulur ke arah dasi Ailita. Perlahan ia membenarkam dasi Ailita yang hanya di selempangkan saja oleh gadis itu.

"Selesai, aku cuma mau benerin dasi kamu doang," ucap Dava setelah selesai memasangkan dasi Ailita dengan benar.

Ailita menghela nafas lega, ia pikir Dava akan berbuat yang tidak-tidak dengan dirinya. Gadis itu tertegun sebentar dengan sikap perhatian Dava padanya.

Kemudian ia tersenyum kecil "Thanks," ucapnya.

Dava mengangguk sembari tersenyum. Kemudian mobil Dava melaju membelah jalanan kota yang lumayan macet. Di dalam mobil, keduanya hanya bercanda satu sama lain.

Sesampai disekolah, semua pasang mata refleks melihat kearah Dava dan Ailita. Keduanya tengah turun dari mobil lalu berjalan di sepanjang koridor. Banyak pasang mata yang melihat kearah mereka, dan banyak pula komentar-komentar yang mereka dengar.

Ada yang berkomentar positif dan ada pula yang berkomentar negatif.

"Nggak usah dibawa ke hati," bisik Dava ditelinga gadis itu.

Ailita tersenyum lalu mengangguk, senyuman manis Ailita membuat hati Dava menghangat. Dava mengantarkan Ailita sampai di depan kelasnya.

"Belajar yang bener ya sayang. Entar kalo kamu nggak pinter, nasib anak kita gimana? Pasti dia nurun kamu," ucap Dava asal.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang