Bagian 19 ✅

1.6K 99 4
                                    

Muak, Ailita sudah muak melihat Dava dan Kamila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Muak, Ailita sudah muak melihat Dava dan Kamila. Dengan perasaan dongkol ia melangkah pergi namun Dava lebih dulu menahannya.

"Mau kemana? Ayo pulang.

"Ck, Dava pulang sama gue!" kata Kamila ketus.

"Anter pacar lo pulang gih," ujar Ailita malas.

"Kamila bukan pacar gue. Dan lo Mil! Lebih bagus lo pergi, gue pulang bareng Ailita."

Kamila mengepalkan tangannya, kesal sekali mendengar Dava lebih memilih Ailita dari pada dirinya. Ia memilih pergi meninggalkan mereka semua, lagi pula telinga Kamila juga sudah panas mendengar cibir-cibiran dari mulut sahabat Dava.

"Kok diem?" tanya Dava yang sudah menyalakan motornya.

"Lama lo!" jawab Ailita ketus.

"Lo cemburu?" tanya Dava saat Ailita sudah menaiki motornya.

"Nggak, siapa juga yang cemburu!" sergahnya cepat.

"Gue sama Kamila nggak ada hubungan apa-apa."

"Bodo amat, gue nggak peduli juga."

"Iya deh, yang cemburu tapi nggak mau ngaku," ucap Dava lalu segera mengantar Ailita sampai kerumahnya.

Sesampai dirumah, Ailita tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dava.

"Udah mendung, sana masuk," kata Dava menatap awan cerah kini berubah menjadi awan yang gelap.

Ailita mengangguk lalu berjalan dengan gontai kedalam rumahnya. Tapi belum sampai ia masuk kedalam rumah, hujan sudah turun dengan begitu deras hingga mengguyur tubuh Ailita yang mematung ditempatnya. Dengan cekatan Dava menghampiri gadis itu.

"Lit," panggilnya memegang bahu Ailita.

Tak ada jawaban, tapi Dava bisa mendengar tangisan Ailita.
Tak mau membuat Ailita kenapa-napa ia langsung menggendong Ailita dan membawanya ke kamar gadis itu. Merebahkan tubuh Ailita yang bergetar ketakutan diatas kasur.

Tangisan yang tadinya kecil sekarang berubah menjadi tangisan histeris. Ailita menangis dengan sejadi-jadinya, ia menjambak kuat rambutnya membuat Dava terkejut.

"Ailita stop, stop hei!" Dava mencoba menghentikan Ailita yang terus saja mencoba menjambak rambutnya sendiri.

"PERGI! PERGI! ARGHHH!!"

Susah juga jika tidak ada Balqis dirumah ini, Ailita pasti akan merasa tertekan jika saja ia tidak tinggal dengan Balqis. Begitu juga dengan Dava, ia benar-benar bingung harus melakukan apa. Karena Ailita terus saja memberontak alhasil Dava pun memeluknya dengan erat hingga menahannya untuk tidak memberontak lagi.

Cukup lama Ailita terus memberontak tapi akhirnya ia bisa tenang juga. Hujan yang tadinya sangat lebat kini sudah reda dan hanya tinggal gerimis halus. Dava masih setia memeluk Ailita sembari mengusap lembut surai panjang itu.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang