"Aaaa congratulations Ailita! I hope your relationship will last until the end of your life!" ucap Balqis dan memeluk Ailita dengan erat.
Balqis merasakan bahagia yang mendalam saat ini, melihat sahabat kita bahagia, apa lagi hal yang paling indah dari itu?
"Thank you Balqis. So? Lo sama Delvin cepetan nyusul ya."
Balqis mendengus kesal. "Apa-apaan sih?!" kesal Balqis memukul pelan lengan Ailita, hingga membuat gadis itu terkekeh.
"Gue di kacangin nih?" celetuk Arga membuat keduanya melirik ke arahnya.
"Lo nggak ngucapin bang?" tanya Balqis.
"Belum."
"Ucapin dong, peluk juga sekalian. Kan lo abangnya," kata Balqis.
Entah mengapa kini Ailita tidak menolak jika Balqis mengatakan kalau Arga adalah abang kandungnya. Ia hanya diam dan menjadi pendengar saja.
"Emang boleh? Entar gue di tabok lagi," kekeh Arga.
"Boleh dong, siapa bilang nggak boleh?" tantang Balqis melirik ke arah Ailita.
Arga tersenyum lalu duduk di samping Ailita. "Congratulations to my dear sister, may your relationship and Dava last," ucap Arga memeluk Ailita dengan erat.
Ailita mematung saat Arga memeluk dirinya, rasa nyaman menjalar di tubuh mungilnya. Ailita membalas pelukan Arga, kalau boleh jujur ia tidak ingin melepaskan pelukan ini. Ailita sangat membutuh sosok abang di dalam hidupnya.
Arga mengelus rambut hitam Ailita, gadis itu hanya diam di dalam pelukan Arga.
"Thank you, if I could accept you, I would call my brother," ucap Ailita pelan namun bisa didengar Arga.
"You can call me brother whenever you want," kata Arga melepaskan pelukannya.
"Ciee iri gue nih, gue kagak punya abang hikhs... hikhss." Balqis menirukan gaya menangis alaynya.
"Lo bisa anggep gue jadi abang lo, lo panggil gue dengan sebutan abang aja gue udah senang," ujar Arga tersenyum.
"Seriusan? Gue boleh peluk lo dong? Sebagai abang tapi nya hehe."
"Sure, come on my dear sister!"
"Aaaaa serasa punya abang deh gue," heboh Balqis memeluk Arga sebagai abangnya.
Arga membalas pelukan Balqis lalu mengelus rambutnya sama seperti saat dia mengelus rambut Ailita. Arga sangat bahagia sekarang, Tuhan sudah memberikan dia satu adik, dan dia juga menemukan satu adik lagi, ya walaupun bukan adik kandung.
Tapi dirinya sangat menyayangi Balqis sama seperti dia menyayangi Ailita.
Balqis melepaskan pelukannya lalu melirik ke arah Ailita. "Lo seriusan nggak mau anggep bang Arga jadi abang lo? Kalo lo nggak mau, biar buat gue aja ya," ledek Balqis menyenggol lengan Ailita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)
Подростковая литература(OPEN PO MULAI DARI TANGGAL 17 SEPTEMBER - 17 OKTOBER 2022) "Lo suka gue nggak, Lit?" "Pulang, ini udah siang." Lelaki itu menatap Ailita dengan ekspresi sebal. "Lo tau? Gue sama cewek lain jual mahal. Tapi sama lo, gue malah banting harga, Anjir...