Bagian 11 ✅

1.8K 114 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa-apaan lo?!" amuk Ailita.

"Sok nolak lo!"

"Kepedean banget lo, gue juga ogah sama lo! Inget itu baik-baik di otak lo yang batu banget!"

"Lo ngatain gue batu?!"

"Emang kenapa? Kan emang lo batu!" jawab Ailita tak merasa takut.

"Cukup! Oke? Dari tadi kalian ngebacot mulu!" sahut Aura jenuh.

"Dia luan!" ucap Dava dan Ailita bersamaan.

Aura memijit pelipisnya, pusing menghadapi Ailita dan Dava. "Tuh kan samaan lagi," kata Aura.

"Lo ngapain sih ikutin gaya bicara gue?!" ucap mereka bersamaan lagi.

"Lo luan deh yang ngomong." Bersamaan lagi.

"Ck, gimana sih?!" Nggak bosen bersamaan mulu dari tadi?

"ASTAGA, UDAH CUKUP!! Dava Aldaro Farzan, Ailita Citra Clarissa! DIAM!" Oke, sepertinya kesabaran Aura sudah habis.

"Dia diluan kak," keluh Ailita.

"Mending lo jangan gangguin dia, Pengang telinga gue denger kalian adu bacot," ucap Aura pada Dava.

"Dia luan Ra," elak Dava. Tentu saja ia tak ingin disalahkan.

"Udah diam! Pokoknya Ailita lo harus jadi wakil ketua Drama. Karena gue butuh lo jadi wakil gue," ujar Aura.

Ah ya, berbicara tentang Aura, gadis itu adalah ketua di eskul Drama dan dia memilih Ailita karena sifat Ailita yang baik, ramah, sopan, dan bertanggung jawab.

Sepertinya cocok jika Ailita yang menjadi wakil ketua di eskul drama mereka, berketepatan juga wakil drama yang lama sudah lengser akibat kurang berfungsi sebagai wakil ketua.

"Iya kak," jawab Ailita, pasrah.

• • •

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Ailita langsung bergegas untuk pulang. Dengan santai ia langkahkan kaki jenjangnya menuju ke arah gerbang sekolah. Hari ini ia terpaksa pulang sendirian karena Balqis ada urusan dengan eskulnya, begitu juga Naya dengan eskul Osisnya.

Ailita menunggu taksi yang lewat tepat di depan gerbang sekolah. Saat ia hendak menyebrang untuk mencari tempat yang lebih teduh lagi, tiba-tiba saja seorang lelaki dengan motor sport mewahnya berhenti tepat disamping Ailita. Alhasil langkah Ailita terhenti.

"Lo nggak pulang?" tanya lelaki itu. Lelaki yang bertanya pada Ailita tidak lain adalah Adli sang ketua Osis di sekolah mereka.

"Gue--"

"Ayo sayang, kita pulang," potong Dava yang tiba-tiba berada di belakang Ailita. Entah dari mana lelaki itu bisa berada dibelakangnya hingga membuat Ailita terkejut.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang