Bagian 3 ✅

3.4K 213 42
                                    

Disinilah Dava sekarang, dirumah yang bernuansa berwarna pink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah Dava sekarang, dirumah yang bernuansa berwarna pink. Hujan malam ini masih belum juga reda. Dengan terpaksa Dava harus menggendong Ailita turun dari mobilnya.

Dava mengikuti ke arah Balqis, ia mengantarkan Ailita ke kamarnya dan merebahkan tubuh mungil Ailita di kasur empuknya. Ailita masih saja ketakutan saat menatap ke arah jendela kamarnya. Kapan hujan akan reda? Itu lah yang selalu terlintas di pikirannya.

"Thanks ya kak," ucap Balqis.

Dava hanya tersenyum kecil dan berjalan turun menuju ke arah tangga. Didalam kamar, Ailita ingat kalau ia masih memakai jaket Dava. Gadis itu tersentak dan langsung berlari ke arah tangga dan teriak memanggil Dava.

"Tunggu!!" teriak nya yang dapat membuat gendang telinga Dava sedikit berdengung.

Dava memutar balik badannya dan menatap Ailita dengan alis yang terangkat sebelah. Ailita berjalan mendekati Dava dan melepas jaket nya lalu ia pun mengembalikan jaket yang tadi ia pinjam ke Dava.

"Thanks," ucap Ailita sambil menunduk.

Membuat Dava yang tak tahan menahan tawanya. Ia sangat lucu melihat Ailita dengan eskpresi seperti ketakutan. Jujur saja, Ailita memang sangat menggemaskan saat seperti itu. Dengan jahil Dava mendekatkan wajahnya ke arah telinga Ailita, yang hal itu dapat membuat Ailita sedikit tegang dan menatap Dava dengan tatapan yang sulit diartikan.

"You are welcome babyy," bisik Dava di telinga Ailita.

Perkataan yang keluar dari mulut Dava sukses membuat Ailita bergidik ngeri. Dava hanya tersenyum sinis dan memutar balik badannya lalu ia pergi keluar dari rumah Ailita.

Sudah cukup! Ailita merasa semakin risih berada di dekat Dava. Ia berharap pada Tuhan agar tidak memberikan suami seperti Dava di dikemudian hari nanti.

Saat dikamar, hujan belum juga reda. Balqis menutup tirai jendela kamar mereka. Gadis itu takut kalau Ailita pasti akan tidak bisa tidur jika dalam keadaan tirai terbuka. Suara tetes hujan masih saja terdengar membuat atap rumah mereka berbunyi berisik.
Ah semoga saja Ailita dapat tidur dengan nyenyak malam ini.

• • •

Pagi yang cerah untuk kedua gadis berwajah cantik ini. Gadis Ombrophobia itu terbangun karena sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar mereka. Ia dan sahabat nya itu mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Setelah selesai bersiap-bersiap, keduanya pun berangkat ke sekolah menaiki taksi online seperti biasanya.
Dan di sinilah mereka berdua, di lapangan upacara yang luas dan terpanggang oleh panasnya sinar matahari.

Tes...

Setetes keringat Ailita mulai berjatuhan dan terus menerus seperti itu. Sampai akhirnya upacara penutupan most sudah selesai.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang