Ailita, gadis dengan mata yang sembab itu terus belari di pinggir jalan. Tadinya Balqis dan Naya mengajaknya untuk pulang bersama tapi Ailita menolaknya dengan mentah.
Gadis itu bilang ia tidak ingin diganggu untuk sementara waktu membuat Balqis dan Naya pasrah mengajaknya. Awan terang yang menemani jalan Ailita sekarang berubah menjadi awan gelap, suasana angin juga sudah berhembus kencang membuat bulu kuduk Ailita berdiri.
Rasa dingin dan takut menjalar di tubuhnya. Perlahan tapi pasti, hujan turun mengguyur jalanan kota. Hal itu membuat Ailita mematung ditempatnya. Tidak jadi melanjutkan perjalanannya, ia malah duduk di pinggir jalan dengan meringkuk sembari memegangi kepalanya.
Ailita mencengkram kuat baju seragamnya lalu menjambak rambutnya beberapa kali. Pikirannya memutar tentang kejadian saat ia menginjak umur 5 tahun. Kecelakaan besar yang membuat nyawa CEO kaya itu hilang begitu saja.
"AAAAA!!! PAPA!!! MAMA!!!! JANGAN TINGGALIN AILITA!" teriak gadis itu frustasi.
Pandangannya gelap, badannya melemas hebat. Sedikit demi sedikit matanya terpejam dan ya! Matanya terpejam lalu tubuhnya terjatuh di tepi jalan raya yang sepi.
Ailita pingsan!
Sebuah mobil putih itu melintas di jalan raya yang lumayan sepi. Mata seseorang yang ada di dalam mobil itu membelalak melihat seorang gadis tengah terkapar di pinggiran jalan raya.
"Max!! Stop! Stop!" Buru-buru Arga memukul pundak Maxine agar menghentikan mobilnya lalu menepi ke arah pinggiran jalan.
"Apaan anjir? Untung kagak copot jantung gue!" kata Maxine menetralisir detak jantungnya yang hampir copot akibat ulah Arga yang menepuk bahunya secara tiba-tiba saat menyetir.
"Liat," ucap Arga dengan menunjuk seorang gadis yang tergeletak di pinggiran jalan raya.
"Ada orang pingsan anjim!"
Dengan terburu-buru Maxine dan Arga turun dari mobil lalu menghampiri gadis yang ada di tepi jalan raya tersebut. Mata keduanya membelalak hebat melihat siapa yang terkapar. Keduanya saling menatap tidak percaya.
"AILITA?!"
"Bawa ke rumah sakit!" kata Arga lalu mengendong tubuh Ailita.
Maxine membukakan pintu belakang lalu membiarkan Arga meletakkan Ailita di bangku belakang. Kemudian Maxine langsung menancap gas dengan kecepatan diatas rata-rata.
Di sepanjang jalan mereka hanya terus mengumpat untuk Dava dan Evelyn. Jika bukan karena ulah Dava, Ailita tidak akan mendapatkan kondisi seperti ini.
"Cepat, Max!"
"Ini udah diatas rata-rata ogeb!"
Tak butuh waktu lama untuk mencapai rumah sakit di kota mereka. Maxine membawa mobil dengan kecepatan di atas rata-rata membuat mereka sampai di tujuan dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)
Jugendliteratur(OPEN PO MULAI DARI TANGGAL 17 SEPTEMBER - 17 OKTOBER 2022) "Lo suka gue nggak, Lit?" "Pulang, ini udah siang." Lelaki itu menatap Ailita dengan ekspresi sebal. "Lo tau? Gue sama cewek lain jual mahal. Tapi sama lo, gue malah banting harga, Anjir...