#. 04 | Dihukum

3.5K 403 14
                                    

Keesokan harinya secara berpas-pasan Hueningkai dan Yuna terlambat masuk sekolah keduanya ditahan oleh Pak Satpam penjaga gerbang.

"Pak! Pak! Jangan ditutup gerbangnya"mohon Yuna.

Hueningkai yang baru saja turun dari bus melihat Yuna dicegat masuk oleh Pak Satpam.

"Lah berarti gua sama-sama telat dong barengan nih cewe ngegas"batin Hueningkai.

"Hei sini kamu! Jangan diem disitu!"panggil Pak Satpam.

Disaat Yuna menoleh kebelakang ternyata seseorang yang dipanggil oleh Pak Satpam adalah Hueningkai.

"Ha? Itu kan si cowo sok kecakepan itu? Kenapa harus sama sih telatnya bareng dia, males banget gue"batin Yuna.

"I-Iya kenapa Pak?"tanya Hueningkai gelagapan lalu bersampingan dengan Yuna.

"Kamu ini pake nanya lagi kenapa,sekarang hukuman kalian jika terlambat bersihkan gudang disana!"tunjuk Pak Satpam ke arah gudang.

"Yah kenapa harus gudang Pak?"tanya Hueningkai tidak setuju.

"Heh mau ngebantah kamu! Atau mau saya tambah lagi hukumannya?"tawar Pak Satpam sambil mengacak pinggang.

"Udah deh ya, terima aja. Lo mau ditambah lagi hukumannya"bisik Yuna.

"I-Iya pak iya saya ngebersihin gudang tapi jangan ditambah lagi hukumannya"kata Hueningkai gugup.

"Iya sudah kalau begitu cepat bersihkan gudang disana!"perintah Pak Satpam.

"Iya Pak selow orang ini lagi jalan"gumam Hueningkai sambil merotasi bola matanya.

"Jangan banyak omong cepat kesana, taroh tas kalian disini"kata Pak Satpam.

"Hadeh males banget gua, udah rapi, cakep gini disuruh bersihin gudang"batin Hueningkai.

Karena terlambat Hueningkai dan Yuna harus dihukum membersihkan gudang.

"Gua nggak terima njir! Masa cogan gini disuruh bersihin gudang yang super jijik gini"kata Hueningkai kesal.

"Lo nggak terima? Yaudah sana bilang sama Pak Satpam kalau lo gak terima.Berani emang?"tantang Yuna sambil membersihkan rak yang berdebu.

"Nggak berani sih gua bilangnya ehe."kata Hueningkai sambil nyengir.

"Yeu dasar lo. Udah jangan banyakan bacot ntar diomelin lagi tuh sama Pak Satpam"kata Yuna.

"Iya-iya gausah jutek sehari lo bisa?"tanya Hueningkai sambil mengambil kemonceng.

"Gabisa! Karna lo itu yang selalu bikin gue naik darah!"jawab Yuna sambil menatap Hueningkai sinis.

"Terserah, dasar jutek!"ledek Hueningkai.

"Lo pikir gue gak denger apa lo ngatain gue jutek hah?!"kata Yuna sambil melempar kain lap diwajahnya Hueningkai.

"Lo ya, berani bener ngelempar kain lap bau gini kemuka cogan?"kata Hueningkai sambil menjauhkan kain lap diwajahnya.

"Au bodo amat, muka-muka lo juga bukan gue"kata Yuna sambil membuang muka.

"Gua mau cepet-cepet ngebersihinnya udah nggak kuat gua, hirup udara bareng lo"kata Hueningkai sambil membersihkan debu yang ada dirak.

"Dih siapa juga yang mau hirup udara bareng lo huh!"kata Yuna sambil merotasi bola matanya.

- KAIYUN -

Akhirnya setelah 2 jam pelajaran, Hueningkai dan Yuna mampu membersihkan gudang.

"Huft, akhirnya selesai juga njay!"seru Hueningkai kegirangan.

"Dan gue gak bakal lagi satu udara sama lo cowo sok kecakepan"sindir Yuna.

Namun seketika pintu gudang tertiup angin kencang.

Hueningkai mulai membuka pintu gudang, yang tadinya tertiup angin.

"Eh, ngapa nggak bisa dibuka pintunya njir!"kata Hueningkai panik sambil mencoba membuka pintu gudang.

"Yaelah pake bercanda segala, gak lucu! Buruan bukain!"titah Yuna.

"Siapa yang bercanda lur? Buka sono lo sendiri"kata Hueningkai pasrah.

Yuna menghela nafasnya, "Dasar lo! Cewe apa cowo sih? Gak ada tenaganya gitu"sindir Yuna.

"Sok coba, ngeremehin gua lagi lo"kata Hueningkai lalu duduk dilantai

Yuna menatap sinis Hueningkai, lalu mencoba membuka pintunya, yang bahkan tak bisa dibuka.

"Gua bilang apa, lo gak percaya"kata Hueningkai sambil menghela nafasnya.

"Bisa kok! Cuman gue nya aja yang capek abis tadi bersih-bersih"kata Yuna beralasan.

"Serah lo dah, sampe gimana pun juga tuh pintu gak bakal kebuka, soalnya kekunci dari luar"kata Hueningkai santai.

"Yah, terus gimana dong? Masa diem-diem bae disini sih"rengek Yuna.

"Ya gak tau, tuh pintu gak bisa dibuka"kata Hueningkai datar.

Yuna menghela nafas, ia mengedor-ngedor pintu gudang tersebut.

"PAK! PAK SATPAM ADA DISANA?! TOLONG DONG PAK! KITA KEKUNCI NIH!"teriak Yuna sambil mengedor pintunya.

"Ssst! Berisik njir! Percuma gak ada yang denger disini sepi"tegur Hueningkai.

Yuna menoleh sambil cemberut, ia pun duduk sama halnya dengan Hueningkai.

Namun Yuna mendengar seperti, ada suara tikus yang cukup dekat darinya.

"Kok, ada suara tikus ya? Gue harap bukan deh"batin Yuna.

Tikus itu langsung muncul dihadapan Yuna, sehingga membuat Yuna ketakutan dan berlari ke arah Hueningkai.

"Ahh!! Tikus!"teriak Yuna ketakutan.

"Tikus dimana lur? Nggak ada"kata Hueningkai keheranan dengan kepanikan Yuna.

"Itu tolol! Masa lo gak liat sih!"tunjuk Yuna.

"Dah tuh, tikusnya pergi"kata Hueningkai.

Yuna mengelus dadanya, lalu melepas pelukkannya dengan Hueningkai.

"Lo jutek ternyata bisa juga takut HAHAHA"kata Hueningkai sambil tertawa.

Yuna mendelik, "Ya bisalah! Apaan sih lo"kata Yuna kesal.

"Iye mbaknya nyelow, cantiknya luntur"goda Hueningkai.

"Heh apaan sih lo? Jangan ge-er deh pas gue meluk lo tadi, gue gak sadar pas ketakutan"kata Yuna sambil merotasi bola matanya.

Alih-alih sedang membuang muka, Yuna tersenyum sendiri saat Hueningkai memuji dirinya cantik.

"Jangan baper Yun, biasa aja"batin Yuna.

Karena suasana jadi membosankan Yuna tertidur dibahu Hueningkai.

Hueningkai berniat untuk menjauhkan kepala Yuna dari pundaknya, namun saat melihat wajah polos Yuna sedang tidur menjadi mengurungkan niatnya.

"Kalau lagi tidur lo keliatan lebih tenang, coba kalau lo udah bangun pasti gak bisa kalem ke gua"batin Hueningkai sambil tersenyum tipis.

Masa Lalu : Hueningkai x Yuna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang