17. Sebuah Rencana

959 39 2
                                    

Di manfaatkan orang lain?
Tak masalah. Itu tandanya hidup kamu masih bermanfaat bagi orang lain...

Karena itu, berfikirlah positif untuk membahagiakan dirimu sendiri...

🌈

Saat ini Kayla dan Gilang berada di kantin. Mereka sudah memesan dan sementara makan.

Saat mereka sedang makan,sesuatu yang buruk menimpa Kayla.

"Aww." Kayla meringis merasa perih. Tangannya terkena kuah panas yang di bawah seseorang yang menyenggolnya saat sementara asik dengan makanannya.

"Sorry." Seseorang yang menyenggolnya menatap Kayla sinis. Sambil terkekeh karena senang melihat Kayla kesakitan.

"Astaga La! Sini tangan lo gue liat. Ke uks ayo!" Gilang segera menarik Kayla dan membawanya ke uks.

Saat di uks Kayla hanya diam melamun. Bahkan rasa perih ditangannya tidak dia rasakan lagi karena pikirannya yang melayang-layang entah kemana.

"Udah selesai." Gilang menyadarkan Kayla dari lamunannya.

"Kayaknya Della benci banget sama gue." Ucap Kayla pelan dan terdengar sedih. Gilang jadi kasihan.

"Gak papa La. Kalian hanya saling salah paham aja. Gak usah dipikirin."

Kayla tak menanggapi apapun.

Gilang yang biasanya cerewet dan banyak ngomong kini terdiam seperti ingin membiarkan Kayla agar bisa lebih tenang.

"Balik ke kelas aja yuk. Gue bosen disini." Kayla berdiri dan beranjak untuk pergi ke kelas saja.

"Yahh gue sih pengennya berduaan sama lo disini." ucap Gilang terkekeh.

Kayla tersenyum dan mencubit pinggang Gilang. "Gak jelas lo!" Kayla berjalan duluan meninggalkan Gilang.

"Eh tungguin! Jangan jalan sendiri nanti lo jatoh."

Kayla berhenti melangkah. Dia menoleh ke Gilang yang sudah berada disampingnya. "Jatoh? Yang luka tuh tangan gue bukan kaki,goblok!" Kayla kembali berjalan dan menatap ke arah depan.

"Bukan itu. Maksud gue nanti hati lo jatuh ditangan orang lain kalau gak bareng gue."

Pipi Kayla memanas, dia tersenyum tipis. Tak ingin Gilang tau kalau dia salah tingkah, Kaylapun berjalan lebih cepat dan meninggalkan Gilang yang sudah tertawa teebahak-bahak karena sudah terlebih dahulu melihat Kayla yang salah tingkah.

~~~

Gilang baru saja keluar dari toilet, tapi tidak sengaja Gilang bertemu dengan Lino.

Lino menatap sinis ke arah Gilang. Tapi Gilang tidak peduli. Dia mengabaikan Lino yang terus menatapnya.

"Sampai kapanpun lo gak bisa dapetin Kayla!" perkataan Lino berhasil menghentikan langkah kaki Gilang. Dia menatap Lino datar.

"Sadar dong Gil! Lo gak pantes sama Kayla. Cowok brandalan kayak lo mana bisa bahagiain Kayla."

Emosi Gilang memuncak."Maksud lo apa, huh? Terus menurut lo, cowok br*ngsek kayak lo pantes gitu buat dapetin Kayla?! Ngimpi!!"

Lino ingin sekali memancing emosi Gilang tapi Gilang seperti belum terlalu emosi.

"Cewek kayak Kayla pasti udah pernah ngelakuin hal yang gak benar. Secara banyak yang suka dia. Cuman gue yang bisa nerima dia apa adanya."

Gilang sangat tidak terima mendengar Lino menjelek-jelekan Kayla dan menuduh Kayla yang tidak-tidak. Gilang menarik kerak baju Lino. Posisi mereka sekarang sangat dekat.

KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang