36. Kayla selingkuh?

488 27 2
                                    

Hubungan Kayla dan Gilang kembali membaik seperti biasanya. Itulah hubungan tak selamanya manis dan tak selamanya pahit. Berbagai masalah kecil atau besar sering terjadi dalam setiap hubungan, semuanya tergantung kita yang ingin bertahan atau melepaskan.

Saat ini Kayla, Gilang, Chelsea, Rizki dan Leo sedang berada dirumah Chelsea tujuan mereka yaitu membuat tugas kelompok. Tapi seperti yang di lihat yang sibuk berdiskusi soal kelompok hanya Kayla dan Chelsea, sedangkan ketiga cowok itu hanya sibuk bermain game.

"Gilang!" Tegur Kayla.

"Tunggu bentar La."

"Gimana sih! Gak adil, kalian enak gue sama Kayla pusing mikirin tugas ini."

"Bego ya bego aja, gak usah sok-sokan pusing segala." Ujar Rizki yang berhasil membuat Chelsea naik darah. Dengan kesal Chelsea mengganggu Rizki yang sedang serius bermain.

"Chelsea!! Lo apa-apaan sih! Tuh lihat gue kalah gara-gara lo!" Ujar Rizki, dia sudah berdiri dari duduknya dan memarahi Chelsea yang hanya di balas oleh senyum meledek dari Chelsea. "Rese banget jadi cewek! Rizki gak suka!"
Ayo teman-teman kita muntah bersama.

"Udah Chel, gak usah berantem ntar jodoh." Ujar Kayla.

"Idihh najis!" Ujar Chelsea dan Rizki secara bersamaan.

"Hahahh tuh kan, kompak gitu."

Chelsea dan Rizki saling berpandangan dengan tatapan benci satu sama lain. Kalian pernah dengar kan kalimat benci jadi cinta, semoga saja itu tidak terjadi pada keduanya.

Akhirnya semunya memutuskan untuk membuat tugas dulu baru bersenang-senang atau ngobrol. Gilang dan Kayla yang banyak memberi jawaban dari tugas mereka, Kayla sempat kagum ternyata Gilang yang suka buat onar, sering bolos, telat masuk kelas dan suka tidur di kelas ternyata cerdas. Gilang mampu mengerti materi dengan cepat dalam sekali penjelasan.

"Kenapa La liatin aku kaya gitu?"

Kayla langsung membuang muka karena kepergok sedang memperhatikan Gilang secara diam-diam.

"Iya iya gak perlu dijelasin aku paham kok. Pasti karena wajah ku yang ganteng ini kan?" Ujar Gilang dengan percaya diri.

"Halahh gantengan juga Lee Min Ho."

"Siapa tuh?"

"Selingkuhan aku." Ujar Kayla yang kelewat santai. Hal itu membuat Gilang menatap serius pada Kayla.

"Kamu selingkuh La?"

"Hmm."

"Kamu kok tega sih! Aku kan udah bilang sedang berusaha jadi yang terbaik buat kamu tapi kamu malah kaya gini." Gilang menunduk kecewa.

"Sekarang apalagi La, kamu selingkuh dan aku sama sekali benci hal itu. Aku rasa hubungan kita gak bisa di lanjutin lagi."

"HAHAHA." Kayla tertawa terbahak-bahak yang membuat semunya menoleh ke arahnya. Dia tidak habis pikir dengan Gilang, dengan mudahnya dia percaya. Mana mungkin dia selingkuh dengan Lee Min Ho, sedangkan mereka berdua bagaikan langit dan tanah.

"Kayla lo kenapa? Kalau mau ketawa ngajak-ngajak." Ujar Chelsea.

"Kamu kok malah ketawa sih? Kamu gak ngehargai perasaan aku."

"Kenapa lo?! Bawa-bawa perasaan segala." Tanya Leo.

"Kayla selingkuh katanya."

"HAH!" Kaget ketiga orang yang tidak tahu apa-apa.

"Lo selingkuh Kay?!" Tanya Chelsea memastikan.

"Enggak." Ujar Kayla yang sudah berhenti tertawa karena merasa lelah.

"Kamu bilang tadi kamu selingkuh sama siapa itu Li Maho? Liminho? Hahh pokoknya dia!!"

"Lee Min Ho?" Tanya Chelsea dan di balas anggukan oleh Gilang. Hal itu membuat Chelsea pun tertawa dengan kebodohan Gilang. "Dia tuh artis Korea gak mungkin lah Kayla selingkuh sama dia. Ketemu aja susah, jangankan ketemu ngechat aja gak bisa gimana selingkuhnya? Cewek lo aja yang halu." Chelsea menjelaskan dan menekankan kata halu pada kalimatnya.

"Ohh kamu ngerjain aku ya." Gilang mendekati Kayla dan menjitak keningnya pelan kemudian menarik hidung mancung cewek itu. "Awas aku balas!" Setelah mengatakan itu Gilang mengacak-acak rambut Kayla.

"Jangan balas! Dan jangan selingkuh!" Ujar Kayla sungguh-sungguh, melihat kejadian-kejadian yang sering terjadi akhir-akhir ini membuat Kayla takut jika nanti Gilang benar-benar selingkuh.

~~~

"Pulangnya hati-hati ya Gil." Ujar Kayla. Saat ini keduanya sudah di depan rumah Kayla.

"Siapp!"

"Langsung pulang rumah jangan keluyuran lagi, dah malam."

"Iyiya bawel."

"Ihh di bilangin juga." Kayla cemberut.

Gilang tersenyum melihat itu. Dia beruntung memiliki Kayla yang selalu perhatian dan peduli padanya.

Gilang turun dari motor dan mendekat pada Kayla, dia mengelus puncak kepala Kayla dengan lembut dan penuh sayang setelah itu tangannya turun memegang pipi Kayla.

"Makasih ya." Ujarnya.

"Kenapa bilang makasih?" Tanya Kayla bingung dengan sikap Gilang sekarang.

"Karena udah mau jadi pacar aku, terima aku apa adanya dan selalu sabar ngadepin aku." Kayla terdiam, perkataan Gilang berputar-putar di otaknya dan Kayla tersenyum terharu.

"Ciee di hafalin berapa hari tuh?" Ujar Kayla bermaksud mencairkan suasana dan sekaligus meledek Gilang. Selama ini keduanya sudah terbiasa dengan ejekan-ejekan, ini mungkin bisa di hitung dengan jari Gilang bicara serius rasanya aneh tapi menyenangkan juga.

"Yee! Malah ngerusak suasana. Padahal lagi belajar buat jadi cowok romantis. Gak seru ah!" Keduanya tertawa.

"Nanti aja ngebucinnya. Pulang aja sana udah malam."

"Siapa bilang masih siang!" Gilang kembali naik ke motornya. "Yaudah masuh sana, aku pulang. Jangan kangen! Dadahh!"

Gilang akhirnya melajukan motornya meninggalkan area rumah Kayla. Dengan senyuman yang tidak hilang dari wajahnya, tapi seketika dia teringat apa yang akan terjadi nanti dirumah.
Papanya pasti akan memarahinya

~~~

"Lagi-lagi kamu melanggar perintah papa!"

Gilang baru saja membuka pintu sudah di hadiahi omelan dari Frans. Dia saat ini malas mendengar ceramah dari Frans, dengan tidak peduli Gilang terus melangkahkan kakinya ke lantai dua menuju kamarnya.

"GILANG!" Frans mulai merasa muak dengan kelakuan Gilang yang selalu keras kepala dan melawan. "Kamu mau jadi anak durhaka, huh?! Sudah berapa kali papa bilang berhenti main-main Gilang! Kamu sudah mau naik kelas 3 jadi bersikaplah seperti seorang pelajar!"

"Papa besarin kamu bukan menjadi orang yang tidak berguna! Kamu harus bisa memikirkan masa depan kamu. Pikirkan anak dan istri kamu nanti. Apa kamu mau mereka hidup susah?!"

Gilang rasanya ingin menangis. Bukan maksudnya seperti itu tapi Gilang hanya ingin berusaha sendiri menurut keinginannya bukannya di paksa seperti ini. Gilang juga berpikir tentang masa depannya tapi caranya tidak seperti ini. Masa remajanya terasa di renggut oleh papanya.

Tidak mau mendengar kata-kata yang menyakitkan keluar lagi dari mulut Frans, Gilang pun mempercepat langkahnya menuju kamar.

Dengan segera dia masuk ke kamar mandi menyegarkan badan serta kepalanya. Dalam diam dan tanpa di minta-minta air mata jatuh setetes di wajah Gilang, dengan segera dia menghapusnya.

Gilang itu laki-laki, dia harus lebih kuat menghadapi masalah apapun.

🌈🌈🌈

Lagi blank, maaf😢

Segitu dulu ya, sem

KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang