32. Penyemangat

533 30 9
                                    

Salah satu alasan kenapa memiliki seseorang yang dicintai itu menyenangkan yaitu agar memiliki penyemangat...

🌈


Pagi ini Gilang akan menjemput Kayla ke sekolah, karena itu dia bangun pagi-pagi. Tumben.

Tidak butuh waktu lama Gilang pun sampai dirumah pacarnya itu, dia mengirim pesan mengatakan kalau dia sudah berada di depan rumah.

Kayla tersenyum melihat Gilang begitu juga Gilang. "Selamat pagi pacar." Ucap Gilang.

"Pagi."

"Kok cum-"

"Apa? Mau bilang gak romantis?" Kayla tidak mau mengulang kejadian itu lagi.

"Hehe. Ayo berangkat." Kayla mengangguk.

Selama di perjalanan mereka terus berbicara tentang teman-teman mereka, guru-guru killer di sekolah, bahkan memperdebatkan jadwal pelajaran hari ini.

"Aku udah bilang hari ini itu jadwalnya ada pelajaran Matematika di jam ketiga."

"Gak ada Kayla."

"Ihh mau aku kasih liat jadwalnya?"

"Di jadwal ku gak ada kok."

"Emang kamu nulis jadwal?"

Gilang terkekeh, "gak."

"Tuh kan."

"Tapi hari ini memang gak ada matematika sayang."

Kayla terdiam. Mendengar Gilang yang memanggilnnya dengan sebutan itu entah kenapa seperti ada kupu-kupu melayang di perutnya. Jujur saja Kayla selalu merasa jijik dengan sebutan itu, dia pernah melihat kakaknya dengan pacarnya yang juga kalau bicara sering sekali menyebutkan kata itu dan dalam hatinya dia selalu merasa geli. Entah Kayla belum terbiasa kecuali mama, papanya yang memanggil begitu.

Tidak bisa ditutupi, pipi Kayla sudah terlanjur merah, malu.

"Kok diam?" Untung saja sedari tadi Gilang menyetir jadi tidak melihat ke arahnya.

"Males ah, berdebat sama kamu."

Gilang terkekeh dan bersamaan dengan berakhirnya perdebatan, mereka sudah tiba disekolah.

Seperti biasa keduanya di tatap oleh semua penduduk sekolah yang sudah berada di sekolah, ada yang menatap mereka kagum, senang, iri, sinis, dan yang lain.
Tapi saat mereka akan masuk kelas seseorang memanggil.

"Kayla!" Kayla menoleh dan mendapati Lino yang sedikit berlari menghampirinya.

"Kenapa?" Bukan Kayla tapi Gilang yang menjawab. Lino memandang Gilang malas dan mengurungkan niatnya karena melihat laki-laki itu.

"Gak jadi Kay. Nanti aja." Ucapnya lalu pergi. Hal itu membuat kedua kekasih itu bingung.

"Kamu ada apa sama monyet itu?"

"Dia punya nama Gil."

"Iya, monyet kan namanya?" Kayla hanya menghembuskan napasnya. "Aku gak suka dia dekat sama kamu."

"Berlebihan." Kayla berjalan mendahului Gilang.

~~~

Semenjak pacaran dengan Gilang, hidup Kayla seperti tidak setenang dulu. Para fans Gilang selalu saja mengganggunya, meminta Kayla memutuskan Gilang lah, menuduh Gilang yang tidak-tidak dan msih banyak lagi. Sampai membuat Kayla terbiasa.

Sampai bel istirahat pun Kayla terus bersama Gilang tidak lupa dengan Chelsea dan Devin.

Sementara asik dengan makanan masing-masing seseorang datang duduk di sebelah Gilang.

KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang