22. Kelas 11

834 41 0
                                    

Hari ini, senin. Dengan wajah-wajah yang baru berbaris rapih dilapangan. Hari senin sudah pasti ada upacara dan itu adalah hal yang sangat membosankan bagi siswa siswi dimanapun mereka sekolah.

Terlihat wajah adik kelas, yang baru saja masuk sekolah setelah melewati Mos.

"Duhh Chel! Gawat!" Kayla terlihat panik dan sesekali membongkar isi tasnya.

"Kenapa?"

"Topi gue!"

"Topi lo kenapa Kay?"

"Ketinggalan. Duh gimana dong Chel!" Kayla menggerak-gerakan lengan Chelsea dengan ekspresi panik.

Di SMA Cahaya yang di bilang SMA yang terkenal dengan tata tertibnya sudah pasti kalau ada siswa siswi yang tidak mengikuti aturan sekolah akan di hukum. Memang tidak berqt sih hukumannya tapi cukup menguras tenaga. Seperti membersihkan semua halaman sekolah, jangan ada sampah satupun, membersihkan toilet dan ruangan lainnya.

"Yaudahlah pasrah aja. Sekali-sekali lah lo rasa dihukum." Sahabat kurang ajar memang Chelsea. Bukannya membantu malah membuat Kayla lebih khawatir. Apalagi guru yang sering mengurus siswa siswi yang tidak mengikuti aturan sekolah adalah guru yang dibilang menakutkan. Habislah Kayla. Hari pertama masuk kelas 11 dia sudah kena sial aja.

Tanpa mereka sadari sepasang mata menatap dan mendengar percakapan mereka dari tadi. Dia membuka topinya, dilihatnya lebih dulu topi itu dengan Kayla secara bergantian. Tanpa berpikir panjang lagi dia menghampiri Kayla.

"Nih," orang itu memberikan topinya pada Kayla. "Pake ini aja."

Kayla menoleh ke arah Gilang yang meminjamkannya topi. Tidak ada pergerakan sama sekali dari Kayla, dia hanya terus memandang topi dan Gilang secara bergantian.

"Woy, stres! Keram tau tangan gue." Gilang melambai-lambaikan topi itu di depan wajah Kayla. "Mau ambil gak? Kalau gak mau gue pake nih. Biarin lo di hukum sama Pak Budi." Gilang menarik lagi topinya dan dipakainya dikepala. Kayla tetap diam.

"Keserupan nih cewek." Gilang membuka lagi topi itu dan tanpa menunggu Kayla mengambilnya Gilang langsung memakaikan topi itu di kepala Kayla. Perlakuan Gilang ini berhasil membuat jantung Kayla berdegup kencang. Kayla hanya berharap semoga tidak didengar oleh Gilang.

Gilang langsung keluar kelas dan menuju lapangan meninggalkan Kayla yang masih diam di tempatnya.

"Pasti kalau cewek lain yang juga butuh topi kaya gue, lo juga bakal kasih. Jangan berharap lebih Kay!" Kayla bergumam kecil tapi karena posisi Chelsea dekat jadi dia masih bisa mendengarnya.

"Cielahh, lo suka ya sama Gilang!" Kayla tersadar. Dia menatap Chelsea salah tingkah. Bodoh.

"Apasihh, gak! Ayo cepet ke lapangan." Kayla menarik Chelsea dan mereka berduapun sedikit berlari pergi ke lapangan. Untungnya upacara baru akan dimulai.

Di barisan, Kayla sama sekali tidak fokus. Dia terus melihat Gilang yang saat ini berbaris di barisan siswa siswi yang tidak lengkap. Kayla jadi merasa bersalah.

Akhirnya selesai juga ritual senin mereka. Semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Jam pertama kelas 11 Ipa 2 yaitu Kimia.

Kayla dan Chelsea berjalan menuju kelas. Kayla melihat Gilang yang sedang menyapu di halaman. Kayla jadi lebih tambah bersalah. Dilihatnya dikelas, Bu Ghea belum masuk. Dia berniat menghampiri Gilang tapi Chelsea menahannya.

"Tunggu disini aja kali Kay! Udah mau selesai tuh."

Ya, memang benar sih. Pekerjaan Gilang hampir selesai. Kaylapun berniat mengucapkan maaf dan terima kasih nanti istirahat saja.

KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang