41. Enam bulan (2)

376 28 6
                                    

"Bahagiaku sederhana. Cukup melihatmu tersenyum sudah membuat aku bahagia..."

🌈🌈🌈

Pulang sekolah Gilang mengantar Kayla pulang sekalian dia akan meminta izin pada orang tua Kayla kalau dia akan mengajaknya jalan-jalan.

Dengan pertanyaan bertubi-tubi yang diberikan Dinda padanya. Tak masalah Gilang dengan gentle dan jujur menjawab pertanyaan Dinda. Entah itu tentang kemana mereka akan pergi, sama siapa dan lainnya.

Semua itu wajar dilakukan oleh orang tua.

Biar bagaimanapun anak mereka perempuan, pergaulannya harus diperhatikan baik-baik jangan sampai pergaulan yang salah membuat masa depan suram.

Sebagai anak pasti akan merasa kesal jika terlalu di kekang. Bahkan merasa iri melihat orang lain bisa sesuka hati pergi kemanapun, kapanpun sesuka hati mereka. Sementara kita tidak bisa kemana-mana sesuka hati.

Tapi, perlu di ketahui semua itu dilakukan untuk kebaikan anaknya.

"Hati-hati ya, pulangnya jangan telat." Ucap Dinda.

Kayla dan Gilang mengangguk dan langsung pergi meninggalkan komplek rumah Kayla.

~~~

Keduanya sudah sampai di rumah Gilang tapi sedari tadi Kayla merasa gugup ini pertama kali Gilang mengajaknya ke rumahnya.

"La, ayo masuk." Gilang memanggil Kayla yang saat ini masih diam di samping motor belum bergerak maju ataupun mundur.

"Gil, aku tunggu disini aja ya." Ucap Kayla.

"Mau ngapain? Temenin pak Endi?" Tanya Gilang.

"Pak Endi?" Kayla mengerutkan dahinya bingung.

"Iya, satpam rumah aku."

"Ishh, enggaklah!" Kayla merasa kesal.

"Yaudah ayo." Gilang pun yang sudah berdiri jauh dari Kayla akhirnya menghampiri cewek itu dan menarik tangannya lembut.

"Tapi Gil!" Kayla berhenti melangkah.

"Kenapa lagi La? Mau aku gendong? Yaudah ayo." Gilang sudah berniat menggendong Kayla tapi malah di cubit pinggangnya oleh Kayla.

"Aw sakit!" Gilang meringis kesakitan.

"Siapa suruh kaya gitu!! Aku tuh takut tau!"

"Takut apa sih La? Ini rumah aku bukan rumah hantu."

"Becanda mulu." Ucap Kayla tamba kesal.

"Aku serius. Ayo masuk." Gilangpun menarik tangan Kayla dan memaksanya untuk masuk ke dalam rumah.

Pintu dibuka terlihat ruangan yang begitu luas, terdapat beberapa barang antik di dalamnya. Ada lukisan-lukisan dan juga foto-foto keluarga Gilang.

"Kamu duduk dulu disini ya aku ganti pakaian dulu." Ucap Gilang dan melangkah kan kakinya menuju kamarnya di lantai atas.

"Eh, tapi..." Ucapan Kayla terpotong karena Gilang sudah duluan ke atas.

Terpaksa dia duduk diam di ruang tamu sesekali mengecek ponselnya.

Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mencari keberadaan orang lain tapi dia tidak mendapati satu orangpun di rumah.

Namun suara mobil terdengar di luar. Kayla jadi gugup kemungkinan itu orang tua Gilang.

Ceklek

Pintu terbuka dan menampilkan kedua sosok yang Kayla tahu pasti mama dan papa dari Gilang.

KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang