Perasaan itu seharusnya di ungkapkan dari pada kehilangan padahal belum memulai...
🌈
Hari minggu, hari libur baik sekolah maupun kerja. Tapi tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa orang yang bekerja di hari minggu. Contohnya papanya Gilang.
Hari ini Gilang bebas mau kemanapun karena papanya tidak ada dirumah. Bosan. Gilang ingin keluar, setidaknya jalan-jalan. Tapi dia butuh teman. Rizki dan Leo? Sepertinya Gilang bosan jika dengan mereka terus. Karena kadang mereka berdua buat mood Gilang buruk.
Satu nama yang terlintas dipikirannya, seketika dia tersenyum, dia segera menelpon seseorang.
"Hallo."
"Ya? Kenapa Gil?" Jawab orang di seberang sana.
"Ehmm,, lo sibuk gak?"
"Kayaknya engga."
"Jalan yuk."
Seseorang di seberang sana terdiam sebentar, kemudia akhirnya dia menjawab "Oke."
"Tunggu aja, gue otw."
~~~
Kayla yang baru selesai mandi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tertulis nama 'Gilang aneh' yang menelfonnya. Kayla langsung mengangkat. Dia kaget, karena Gilang mengajaknya jalan. Apa maksudnya? Ngedate? Ah Kayla terlalu percaya diri. Tapi dia tetap memyetujuinya. Kapan lagi dia bisa jalan sama Gilang. Mungkin ini yang terakhir karena mungkin Gilang akan punya pacar.
Kayla langsung ganti pakaian yang seadanya saja, kaos lengan panjang berwarna pink dan putih, celana jeans hitam dan sepatu putih. Dia membiarkan rambut lurusnya dengan poni terurai. Dia bercermin, memakai bedak andalannya yaitu bedak bayi, dan memoleskan sedikit liptint. Ya, dia sudah siap untuk jalan dengan Gilang. Entah kenapa dia jadi gugup sekarang.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Sayang, ada teman kamu di depan."
Kayla membuka pintu dan berjalang beriringan dengan mamanya. Terlihat dari tangga, Gilang sedang duduk manis di ruang tamu.
"Hai." Sapa Kayla.
"Hai." Gilang menoleh. "Yuk pergi." Ajak Gilang langsung.
"Mau minta izin dulu sama mama."
"Gak usah."
"Loh, kenapa?! Gak sopan banget sih lo. Bawah anak orang gak izin dulu."
"Udah bawel. Gue udah minta izin duluan ke mama lo. Ayoo." Bukan berjalan, Kayla malah diam saja seperti patung. Gilang geram, dia akhirnya menarik Kayla. Tidak kasar. Kaylapun tersadar.
"Ih lepasin!" Kayla menghempaskan tangan Gilang yang tadi menggenggamnya.
"Lo sih ngelamun. Gue tau gue ganteng tapi gak sampai natap gue kaya gitu juga."
Tuh kan sombong. Kenapa Kayla harus suka sama cowok kaya Gilang yang super percaya diri ini.
"Bengong lagi gue gendong nih."
"Gak! Apaansih lo!" Kayla langsung berjalan duluan meninggalkan Gilang di belakang yang tersenyum melihat Kayla yang salah tingkah.
Mereka berdua akhirnya masuk kedalam mobil. Suasana hening, keduanya canggung. Tumben sekali, biasanya Gilang akan terus menjahili Kayla.
"Kita cari makan aja dulu ya." Kayla hanya bergumam menjawab.
"Lo cantik." Ucap Gilang spontan yang langsung mendapat respon dari Kayla dengan pipi yang memerah. Kayla langsung memalingkan wajahnya dari Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayla
Teen Fiction"Udah di gombal-gambalin, bilang-bilang sayang tapi gak pernah ngasih kepastian." "Terus maunya gimana?" "Gak tau!" "Yaudah gimana kalau kita jadian sekarang?" ~~~ #2- Kayla