31. Minta Maaf

863 34 0
                                    

Sepulang sekolah Gilang berniat untuk pergi kerumah Kayla. Dia akan menjelaskan semuanya dan meminta maaf jika memang dia salah.

Sesampai di depan rumah Kayla, Gilang sedikit gugup. Dia berpikir apa yang akan dia ucapkan nanti jika bertemu. Apa dia meminta maaf terlebih dahulu atau menjelaskan lebih dulu? Ah kebanyakan mikir.

Gilang mengetuk pintu rumah Kayla. Ketukan pertama tidak ada yang membuka pintu, sampai ketukan ketiga baru terlihat seorang paru bayah membuka pintu.

"Selamat sore tante." Sapa Gilang sopan.

"Selamat sore Gilang. Mau ketemu Kayla?" Balas Dinda mamanya Kayla ramah.

Dinda memang sudah lumayan mengenal Gilang karena dia sering mengantar jemput Kayla bahkan sebelum mereka pacaran. Ya, sedekat itu mereka berdua.

"Iya tante. Kaylanya ada?"

"Oh ada. Ayo masuk dulu."

Gilang pun melangkah masuk kedalam rumah. Dia duduk di ruang tamu.

"Tante panggilin Kayla dulu, sekalian ambilin minum. Gilang mau minum apa?"

"Tidak usah repot-repot tante." Gilang tidak enak.

"Tidak merepotkan sama sekali."

Gilang tersenyum "Yaudah, air putih aja tan."

Dinda pergi ke kamar Kayla memanggil anak perempuan satu-satunya itu yang sedang bermalas-malasan di kamar sejak pulang sekolah.

"Kay?!"

Tok tok tok

"Masuk aja ma, pintunya gak dikunci." Dinda masuk dan duduk di kasur Kayla.

"Ada Gilang di depan."

Posisi Kayla yang sedang rebahan sambil membaca wattpadpun langsung mengubah posisinya dengan duduk. "Ngapain ma?" Tanya Kayla.

"Temuin mama."

"Hah?!"

"Ya temuin kamu lah. Ayo bangun terus ke depan temuin Gilang." Dinda segera keluar dan mengambil minum untuk Gilang.

Dengan langkah lambat Kayla menuju Gilang. "Kenapa?" Tanyanya.

"Duduk dulu." Kaylapun segera mengambil posisi duduk.

"Gue minta maaf." Ucap Gilang akhirnya.

"Untuk?"

"Kesalahan gue."

Percakapan mereka terjedah karena Dinda datang memberikan minuman ke Gilang. "Yaudah, kalian lanjutin ngobrol. Tante ke dalam dulu."

Gilang tersenyum "Makasih Tante." Dindapun segera pergi. Gilang dan Kayla kembali terdiam.

"Gue minta maaf La. Gue salah sama Lo." Ucap Gilang memohon. Dia tidak mau hubungan yang belum lama ini rusak hanya karena kesalah-pahaman.

Kayla menghela napas. Dia seharusnya tidak egois seperti ini, dia harus menanyakan alasan Gilang bukan mendiaminya. "Lo gak salah Gil. Gue aja yang egois."

"Sekarang Lo denger penjelasan gue." Sebelum berbicara Gilang minum terlebih dahulu. "Minum dululah, soalnya cerita gue panjang kayak cinta gue ke Lo."

Kayla terkekeh, Gilang ada-ada saja. Bahkan disaat seperti ini hanya Gilang yang bisa mengembalikan suasana hatinya.

Ya, karena pada dasarnya memang seperti itu luka hanya bisa sembuh jika yang menyembuhkannya adalah sang pemberi luka.

Gilang mulai bercerita panjang lebar tanpa ada yang terlewatkan. Bahkan dia sampai membahas jam berapa dia bertemu Della dan jam berapa dia sampai di sekolah. Dia juga menjelaskan bahwa sebelum bertemu Della dia melihat tikus yang menyebrang jalan, dan itu sontak membuat Kayla tertawa. Gilang hanya tidak mau kalau kesalah-pahaman ini semakin panjang dan tidak terselesaikan.

KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang