23. Kepedulian

806 44 0
                                    

Kita pernah terluka
dengan perlakuan seseorang
Kita pernah tersakiti
dengan ucapan seseorang.

Ingin sekali rasanya untuk membalasnya
Tapi kamu memilih untuk
memaafkan

Karena jika kamu
memilih memaafkan
Kamu lebih baik darinya
dan hati kamu lebih lega...

🌈

"Hai."

Saat ini kelas Kayla sedang dalam jam pelajaran olahraga. Otomatis para siswa berada di lapangan kecuali jika ada yang sakit pasti di ruang uks.

Tiba-tiba seseorang datang menyapa Kayla yang sedang duduk di pinggir lapangan basket karena mereka baru selesai olahraga basket. Kayla sebenarnya sangat benci olahraga tapi ini demi nilainya, jadilah dia ikut-ikut saja. Lagian hanya praktek beberapa cara main basket.

"Ehh kenapa No?" tanya Kayla. Ya, orang yang menyapa Kayla adalah Lino. Saat ini Lino bergerak duduk di samping Kayla.

"Haus? Nih minum." Lino memberikan air mineral yang masih baru ke Kayla. "Beneran nih?" tanya Kayla memastikan. "Iya Kay."

Kayla meminumnya hingga tersisah setengah. Kayla memang haus sedari tadi tapi dia capek untuk pergi ke kantin beli minuman. "Makasih No." Kayla tersenyum ke arah Lino.

Memang hubunyan Kayla dan Lino sudah baik-baik saja. Ingatkan waktu Lino minta maaf di kelasnya Kayla. Setelah di pikir-pikir, kita memang harus saling memaafkan kan? Setelah jadi mantan bukan berarti kita musuhan.

Lagian bagi Kayla, Lino tidak pantas disebut mantan. Jadiannya juga cuman sehari, duahari.

"Btw, lo kok diluar?" tanya Kayla.

"Iya. Kelas gue lowong. Males aja di kelas." Kayla hanya ber-oh ria dan mengangguk setelah mendengar penjelasan Lino.

Merekapun akhirnya saling diam. Tidak tau harus bicara apalagi. Sama-sama saling canggung akibat kejadian kemarin-kemarin.

Tapi akhirnya datang seseorang yang berhasil menghilangkan ketegangan keduanya.

"No! Kepsek ke kelas. Liatin kelas kita yang lowong." Itu teman dekat Lino di kelas. Tian namanya.

"Ngapain sih dia. Gak ada kerjaan." ucap Lino kesel. Apa guru itu tidak mengerti ya. Lino saat ini berusaha untuk deket dengan Kayla lagi.

"Yaudah, gue ke kelas ya Kay." pamit Lino. Kayla hanya mengangguk dan tersenyum ke arah Lino dan Tian.

Tanpa mereka sadari, dari tadi ada orang yang memperhatikan mereka dari arah sedikit jauh.

"Udah kali liatinnya." Tangan Leo menutup mata Gilang dan langsung di tepis oleh Gilang. "Apaan sih lo!"

"Samperin gih." Kali ini Leo mendorong-dorong Gilang. Sebenarnya Gilang kesal. Tapi Leo ada benarnya juga. "Kebetulan Rizki gak ada, ini kesempatan lo." ucap Leo lagi.

"Maksud lo apa?" tanya Gilang bingung. "Gak. Salah ngomong gue." Leo bodoh. Bisa saja perkataannya merusak persahabatan mereka.

"Memang kenapa kalau Rizki ada juga?" pertanyaan Gilang berhasil membuat Leo degdegan.

"Samperin Kayla aja sana! Entar datang lagi cowok lain." Aneh. Leo benar-benar aneh. Apa yang dia tutupi dari Gilang. Apa pemikiran Gilang benar tentang Rizki.

Baru saja Gilang ingin menghampiri Kayla. Seseorang telah mendahuluinya. Sial.

"H-hai" sapa orang itu gugup.

KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang