"Ve,kantin yuk" ajak Raina "alve ngantin ayo,gue laper nih" Raina lagi lagi berbicara saat Alve tak menjawabnya.
"Ya Allah sabar gue" ucap Raina.
Raina setengah kesal karena Alve hanya terus diam menatap ponselnya,tak tau sedang apa. Akhirnya memutuskan menarik tangan Alve yang masih terus dian "ayo ih" .
Alve hanya mengikuti kemana Raina akan membawanya.
"Lo duduk sini aja,gue mau kesana" kemudian meninggalkan Alve di salah satu meja kantin yang masih kosong sementara Raina hilang entah kemana.
Alve masih terus menatap sebuah room chat aplikasi whatshapp nya.
"Nih buat lo" Raina meletakkan sekaleng nescaffe didepan Alve. "Dari lo?" Mulut Alve akhirnya terbuka.
"Bukan,dari Deka itu" ucap Raina menghentikan pergerakan tangan Alve yang sedang membuka tutup kaleng minuman itu.
"Deka?" Tanyanya lagi. "Hm,tadi gue ketemu dia nitipin itu buat lo katanya." Jawab Raina terfokus pada piring somay-nya yang masih penuh.
"Deka nya dah pergi tadi" Ucap Raina saat temannya itu bermaksud mencari sang most wanted Pusaka Bangsa.
"Kemana?" Tanya Alve, Raina hanya mengangkat bahunya tidak tau. "Oh ya lusa lo ke jakarta bareng bus sekolah?" Tanya Raina membersihkan seputar mulutnya.
"Iya,lo ikut kan?" Tanya Alve. "Pasti lah"
Alve menatap kaleng itu ketika iphonennya kembali menyala menandakan adanya pesan masuk.
Gw serius sama omongan gw kemarin.
Lagi?Alve tak percaya dengan pesan yang masuk itu padahal ia berusaha untuk tak memikirkannya. Semua pikiran tentang laki laki itu tiba-tiba terus muncul. Dan itu aneh pikirnya.
"Nanti pulang kumpul di ruang pertemuan buat persiapan lusa nih" ucap Raina membaca pesan pada handphonennya.
Alve hanya mendengarnya tanpa memikirkan apa yang harus ia jawab.
.
.
.
.
.
"Aduh sendal gue kemana ya" pusing alve mencari sendalnya didepan masjid selepas shalat dzuhur. Ia bingung padahal sebelumnya ia jelas-jelas menaruhnya di halaman pinggir masjid agar tidak tertendang dengan yang lain."Sendal lo dipake Raina,pake ini aja" Alve jelas kenal dengan suaranya,memandang sendal hitam polos didepannya yang pasti terlihat kebesaran untuknnya.
"Gak usah buat lo aja" Tolak Alve tanpa memandang sang empunya.
"Pake" ucap Deka seperti tidak lagi menerima penolakan. kemudian langsung berlalu.
Alve melihat Sekilas Deka yang pergi ke pinggir masjid kemudian memakai sepatunya yang membuat Alve tak punya pilihan selain memakainya kemudian pergi ke kelasnya.
Macam seluruh penjuru sekolah tau sendal siapa yang Alve pakai,hampir seluruh perempuan yang bertemu dengannya,pasti memandang kakinya kemudian wajahnya seolah -olah berkata. "Bukannya itu sendal deka?"
Alve mengabaikannya kemudian berlalu dengan cepat memasuki kelasnya,yang kurang beruntungnya letaknya lumayan memutar dari masjid sekolahnya berada.
"Lo pake sendal Deka?" Tanya Raina saat Alve memasukkan mukenahnya ke dalam loker dibelakang kelas.
"Penjuru sekolah tuh tau ya ini sendal Deka apa." Ucap Alve heran. "Yaiyalah,sendal legend itu. Katanya tuh ya sendalnya bikin Deka tambah cerah kalo mau shalat" jelas Raina dengan wajah bangganya.
"Gak penting banget,mana sendal gue. Lo tuh ya berangkat shalat nyeker (gak pake sendal),pulang pake sendal" omel Alve pada Raina.
"Hehe,maaf ve" raina hanya menyengir kemudian meletakkan sandal Alve di bawah mejanya.
"Males lagi gw balikin sendalnya" ucap Alve saat selesai memakai kembali sepatunya. "Males balikin,males ketemu atau males jatuh hati sama Deka?" Ledek Raina menatap Alve yang sekarang sedang memakai wajah tak bersahabat dengannya.
Seperti sudah malas meladeni sikap Raina ia hanya bergumam dalam hati padahal saudara tiri sikapnya sama aja,sama-sama nyebelin!!
.
.
.
.
"Ra anter gue nyari Deka yuk,mau balikin sendal" ajak Alve saat mereka baru saja selesai mengawasi latihan paskibra hari ini sebelum gladi bersih esok hari untuk upacara hari kemerdekaan."Di Rola kata Dion" jawab Raina masih menatap handphone.
"Ya makanya anterin gue Ra" mohon Alve menatap Raina penuh harap. Sayanya Raina kali ini membuat mood Alve rusak "maaf sayangkuhh liat nih boss Dion sudah marah-marah karena menunggu terlalu lama".
"Dadah sayang" pamit Raina mencium pipi Alve kemudian berlalu.
Dasar jahat!!
Entah apa yang harus Alve lakukan sekarang pergi agar cepat terkembalikan atau lama dan membanyanginya.
Alve mengintip sebentar Rola yang tak terlalu ramai,hanya ada 4 orang itu pun sudah termasuk seseorang yang sedang duduk di ujung meja dengan terfokus pada laptopnya.
"Eh ada ka Erin,masuk ka" hapuslah harapan Alve saat ia ingin masuk tanpa diperhatikan Oleh Deka karena Randy sepupu jauhnya itu memanggil namanya,membuat Deka sekarang menatapnya.
"Gw mau balikin sendal " ucap alve menatap Deka yang masih diam menatapnya. Seakan tau Deka yang masih diam ditempatnya sekarang Alve perlahan terus masuk sampai kehadapan Deka.
Entah seruangan bisa mendengarnya atau tidak tapi jantungnya hampir meledak sekarang. "Deka makasih ya" ucap Alve menaruh plastik berisi sendal itu di dekat Deka.
"Besok gw gak masuk, lusa gw gak ikut ke jakarta" ucap Deka saat Alve dengan pasti meletakkan plastiknya itu. "Jaga diri baik baik" sambungan yang pastinya tak diharapkan Alve karena jantung sudah hancur lebur sekarang setelah meledak sedetik yang lalu.
Alve seakan terlalu sibuk memikirkan jantungnya sampai-sampai ia menganggukkan kepalanya kemudian langsung berlalu keluar Rola dengan segera.
Tak sadar seisi Rola diam menikmati adegan demi adegan yang terjadi. Sedangkan dirinya hanya minta pulang sekarang.
Ya Allah jantung gw!
.
.
.
Alverina Zaiba Alzelvin.Jangan lupa vote guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Creamy || Manurios (Complete ✔️)
Teen Fiction"kamu udah selesai?" "hmm" dingin banget- - - - "makan dulu nih" "suapin" "kamu gpp?" "gpp kok" Kok jadi manja gini?- Finish: 2 April 2020✔️