"Mau langsung pulang atau gimana?"
"Ya?hmm?"
"Dari tadi ya hmm ya hmm aja. Kalo lo belum tau jawabannya ya gapapa jangan malah kaya orang ketinggalan nyawa gitu."
Alve mengerucutkan bibirnya kesal dengan jawaban Deka,ya lo sih kalo ngomong tiba-tiba! Gak bisa mikir kan gw jadinya.
"Terserah lo aja" jawabnya berdiri mengikuti Deka.
"Dasar cewe,yaudah gw bayar dulu"
Alve memutuskan keluar terlebih dahulu dari warung pinggir jalan itu dan menunggu di dekat motor Deka. Melihat banyak orang yang berlalu lalang di daerah itu. Ini pertama kalinya alve kesini,ramai batinnya.
"Ayo" ajak Deka yang baru saja keluar dari warung dan berlalu menaiki motornya.
"Pulang?" Tanya Alve menerima Helm yang disodorkan Deka.
"Gw tau lo masih mau jalan-jalan. Kita cari parkiran dulu. Helmnya gak usah di pake" Deka pun menjalankan motornya setelah Alve naik.
"Lo sering kesini?" Tanya Alve saat mereka sudah jalan beriringan di jalan yang dipenuhi macam-macam penjual. Mulai dari makanan,minuman sampai aksesoris itu berjejer penuh.
"Jarang"
Alve hanya mengangguk paham lalu mengelilingi pandangannya mencari jajanan yang kali saja menarik untuk ia cicipi.
"Deka,gw mau cilok"
"Ya beli lah,gak punya duit?" Tanya Deka sakras sambil menepi menuju penjual cilok.
Alve lagi-lagi kesal pada Deka,ia kan niatnya hanya ingin memberi tahu pada Deka. Kenapa laki laki itu jadi marah?
"Nih"
"Dibeliin?" Alve bingung saat menerima kantung plastik berisi cilok padanya. Tadi marah tapi dibeliin,dasar aneh!
"Jangan makan disini,mau ketabrak?" Ucap Deka lalu menarik Alve ke pinggir jalan.
"Pelan-pelan Deka,sakit tau ihh" kesal Alve mengerucutkan bibirnya. Laki-laki itu kan bisa saja berbicara padanya.
"Ya lagi lo mau ketabrak?atau mau makan berdiri?. Mending cari makanan lagi abis itu makan di taman diujung sana biar bisa duduk" jelas Deka menatap Alve.
Dari tatapannya Alve bisa menangkap ada sedikit kekhawatiran disana yang membuatnya tidak enak dengan Deka.
"Maaf" cicitnya.
"Udah ayo, mau makan dulu apa jalan lagi?"
☀
Deka sukses membuat Alve naik berat badan malam ini,pasalnya setelah berhenti atas insiden cilok. Alve membeli banyak makanan. Jangan tanya apa saja,judulnya banyak.
"Makan tuh pelan-pelan" kesal Deka menyodorkan botol air mineral pada Alve yang langsung diterimanya.
Sementara Alve hanya tersenyum sambil terus menguyah makanannya lalu meneguk Air mineralnya.
"Abis enak,lo mau?"
Deka mengangkat alisnya melihat apa yang Alve lakukan menyodorkan makanan didepan mulutnya,ya posisi akan menyuapi Deka. Alve yang juga baru sadar baru saja berniat menjauhkan tangannya saat-
"Enak"
-Deka menggenggam tangannya lalu memasukkan suapan itu kedalam mulutnya.
"Gak usah bengong" tegur Deka yang kembali menuntun tangan Alve,dimulai saat mengambil cilok lalu kembali menyuapi kedalam mulutnya.
"G-ggak ko" jawab Alve tergugup.
Setelahnya mereka kembali diam hanya saja Alve sekarang malah menyuapi Deka dengan inisiatifnya.
"Hmmm,Dek gw mau sesuatu boleh?"
Deka tak menjawab pertanyaannya hanya menatapnya menunggu kelanjutan.
"Kenapa lo suka sama gw?" Tanya Alve yakin pada pertanyaannya.
"Sayang,gak ada alasan"
"Serius?"
"Ada"
"Apa?"
"Karena itu lo"
Dia masih di dunia kan?belum pergi ke dunia selanjutnya? Itu mungkin cuman jawaban klise. Tapi kenapa hati dan jantungnya tidak karuan.
"Jadi?" Tanya Deka akhirnya saat melihat Alve hanya diam.
"Pulang yuk"
Ya jawaban yang sangat tepat.
⚡
"Makasih ya"
"Iya,salam aja ya sama om. Maaf gak bisa mampir"
"Iya, Dek gw belom bisa jawab Sekarang" ucapnya membuat Deka menatapnya.
"Gpp tunggu gw nembak lo lagi aja nanti. Gw balik" pamit Deka menjalankan langsung motornya meninggalkan Alve.
Alve membuka pintu rumahnya dan meletakkan sepatunya di dalam lemari sebelah pintu.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Alve yang mendengar suara mamahnya lantas mencarinya dan menemukan mamah dan juga papahnya yang sedang duduk di ruang tv.
Alve menyalimi tangan kedua orang tuanya itu,baru saja akan mengambil martabak yang ada diatas meja dan ikut duduk di lantai yang dilapisi karpet halus tebal.
"Eh yang abis malam mingguan dari luar,cuci tangan sama kaki dulu hayo" ayahnya itu menahan tangan alve yang baru saja akan menyomot martabak.
"Papah mahh" cemberutnya berlalu menuju tempat wudhu mushalla yang tak jauh dari sana.
"Kamu gak dikasih makan emang sama Deka?" Tanya mamahnya saat Alve sudah duduk dihadapannya.
"Dikasih,banyak lagi"
"Ya ko masih makan?" Tanya papahnya sekarang.
"Hehe" alve hanya menunjukkan giginya tanpa bersalah.
"Udah jadi sekarang?"
"Apanya yang jadi?" Tanya Alve bingung.
"Sama Deka,tadi dia izin sama papah. Sampe kaget papah Deka telepon papah"
"Nembak alve?" Ucap Alve dengan polosnya.
"Oh jadi ditembak?gimana mati?" Tanya papahnya bercanda.
"Iya mati,jantung aku berenti"
.
.
.
Alverina Zaiba Alzelvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Creamy || Manurios (Complete ✔️)
Roman pour Adolescents"kamu udah selesai?" "hmm" dingin banget- - - - "makan dulu nih" "suapin" "kamu gpp?" "gpp kok" Kok jadi manja gini?- Finish: 2 April 2020✔️