Dear # Alverina

4.8K 280 9
                                    

Jangan lupa untuk klik bintang dan berikan Komentar kalian😂🙏🙏.

Maafkan jika terdapat Typo, Happy Reading guys🙏😘😘.
.
.
.
.
.
.

"Ve,anterin ini buat papah sama temen kamu ya" pinta Tina mamanya,saat melihat Alve telah selesai mengeringkan piring dan gelas.

Alve pun berlalu mengambil nampan yang berisi teh dan camilan itu.

Saat Alve melangkah menuju ruang duduk ,Alve hanya melihat papahnya yang bersama dengan Deka. Kemana Raina dan Dion pikirnya.

Alve cukup terhenyak saat melihat papahnya yang mengobrol bersama Deka yang terlihat cukup Akrab padahal mereka baru pertama kali bertemu.

Entah kenapa senyumnya mengembang saat melihat Deka yang juga tersenyum sambil mengobrol dengan papahnya.

Jarang melihat kejadian tersebut. 3 tahun satu sekolah dengan Deka hal tersebut pasti jarang terjadi. Karena Deka lebih dikenal dengan aura dingin tak bersahabatnya itu meski dengan Dion sekalipun yang notabenenya adalah sahabatnya sendiri.

"Ini minumnya,Dion sama Raina kemana?" Tanya Alve saat sudah sampai disana.

"Tadi mereka pamit duluan,kata Raina maaf gak sempet bilang ke kamu" jelas papahnya " sini duduk ve" ajak papahnya.

"Nanti deh yah,masih mau bantu mamah kasihan. Sekalian Alve mau bawa teh ini lagi kebelakang" ucap Alve. "Oh ya Dek,tunggu bentar lagi gapapa kan?" Tanya Alve berlalu pada Deka.

"Ya" jawab Deka singkat.

"Udah mending kamu ngobrol sama Deka kan ada bibi yang bantu mamah" saran Bara.

"Enggak pah,tanggung tinggal dikit lagi" kekeuh Alve.

"Nah karena tinggal dikit biarin bibi sama mamah kamu aja yang selesain " pinta papahnya lagi.

"Gak bisa dong pah,kerja tuh harus tuntas" kekeuh Alve lagi.

Deka yang melihat interaksi Alve dan papahnya itu hanya bisa tersenyum dalam hati.

Cerewetnya ternyata ,padahal kalo di sekolah diemnya minta ampun Batin Deka.

"Udah Om,gapap ko. Saya udah izin juga sama orang rumah,lagipula rumah saya deket ko om" lerai Deka.

"Tuh pah,Dia aja gak masalah. Udah ah" ucap Alve berlalu pergi.

"Keras kepala Alve tuh,maaf ya Deka" ucap Bara.

"Gapapa ko om,saya baru tau kalo Alve keras kepala dan cerewet kaya tadi. Kalo disekolah diem aja om" jelas Deka.

"Iya,dia kadang cerewet banget kaya mamanya. Tapi kadang diem banget baca buku aja terus kerjanya om juga bingung kenapa dia kaya gitu" jelas Bara.

Deka hanya mengangguk paham.
.
.
.
.
"Sorry ya dek lama,sampe malem gini." Ucap Alve saat ia sudah bersama Deka.

Ya pasalnya sekarang sudah pukul 9 malam,Alve tau rumah Deka dekat. Tapi tetap tak enak menyuruh Deka menunggu terlalu lama.

"Hm" kata Deka singkat. "Mau apa?" Lanjut Deka.

"Gw mau ngomongin soal pembagian pemakaian lapangan sekolah. Gw punya agenda di setiap lapangan soalnya" jelas Alve to the point.

"Terus?" Tanya Deka.

"Ya gw mau bikin jadwal yang lu juga setuju buat pemakaiannya lah" ucap Alve.

"Yaudah" jawab Deka singkat.

"Yaudah apa sih Deka,sepakatin apapun juga belom" ucap Alve lagi,emosi dia:v

"Nih" ucap Deka menyodorkan Iphonenya pada Alve. "Apa?" Tanya Alve heran.

"Jadwal" jawabnya.

Alve mengulurkan tangan mengambil Iphone Deka yang didalamnya ada jadwal pemakaian lapangan indoor dan outdoor.

Alve pun mengeluarkan iphonennya yang juga terdapat jadwal pemakaian lapangan indoor dan outdoor.

Alve tampak serius mencocokkan jadwal keduanya itu. Sedangkan Deka fokus melihat Alve yang sedanh serius itu,dan sesekali mengedarkan pandangannya ke sekeliling Rumah.

Sampai Deka berhenti pada satu bingkai foto yang terdapat dua gadis didalamnya yang mungkin berusia sekitar 6-7 tahun.

Wajahnya persis sama,hanya warna pakaian yang membedakan mereka.

Yang satu pasti Alve,tapi yang satunya siapa?Alve itu punya kembaran?tanya Deka di batinnya.

" udah nih cocok semua. Kita gak ada jadwal nabrak." Ucap Alve pada Deka lalu menyodorkan Iphonennya.

"Iyalah" jawab Deka yakin.

"Kayanya lo yakin banget." Ucap Alve.

"Udah liat jadwal lo" ucap Deka.

"Napa lo gak bilang sih Dek?" Heran Alve.

"Gw aja gak tau lu mau ngomongin apa sama gw" ucap Deka.

Kalah gw,batin Alve sebal.

"Yaudah" ucap Alve akhirnya.

"Ve,ini foto siapa?" Tanya Deka akhirnya.

"Foto gw" jawab Alve menatap fotonya itu.

"Lu ada dua?" Tanya Deka lagi.

" itu kembaran gw" jawab Alve cepat.

Baru saja Deka akan bertanya saat handphonennya berdering dan nama ferla tertera di sana.

"Waalaikumsalam kenapa?"

"Disuruh pulang sama mamah udah malem"

"Hm"

Deka pun mematikan sambungan Teleponnya.

"Gw balik" ucap Deka.

"Papah sama mamah gw ada di depan ko" ucap Alve mengajak Deka menuju ke depan.

" pah mah,Deka mau pamit" ucap Alve setelah sampai di tempat mamah dan papahnya berada.

"Pamit dulu ya om tante udah malem" pamit Deka menyalimi papah dan mamah Alve.

"Hati-hati ya,sering sering main ke sini" ucap mamah Alve.

"Iya tante,Assalamualaikum" pamit Deka akhirnya.

"Waalaikumsalam,Ve anter Deka ke depan" ucap Mamahnya.

Alve pun mengangguk kemudian berlalu kedepan rumahnya.

"Sendal mana" tanya Deka.

"Bentar"  ucap Alve berlalu menuju lemari tempat penyimpanan sendal.

"Nih" ucap Alve menyodorkan sepasang sendal milik Deka.

"Ganteng-ganteng pake nya swallow" ucap Alve

"Yang penting lu bilang gw ganteng" jawab Deka cepat .

Alve yang sadar mengatai ganteng kepada Deka mengguman tidak jelas menyadari kebodohannya.

Deka yang gemas reflek mengacak-mengacak rambut Alve. Sedangkan Alve hanya melongo dengan perlakuan Deka.

"gw pamit" ucap Deka lalu menaiki motornya dan berlalu.

Alve yang baru sadar akan perlakuan Deka hanya memegang pipinya yang terasa panas.

"Aduhh yang lagi jatuh cinta" ucap papahnya yang melihat kejadian tadi.

"Apasih pah" jawab Alve.

"Deka tuh baik ya,cocok kayanya kalo jadi menantu papah" ucap Bara meledek anaknya itu.

"Gak mau ,baik darimana. Galak,dingin,judes begitu" jelas Alve menjelaska  sifat Deka yang selama ini dia tahu.

"Udah ah,Alve mau tidur ngantuk. Dah papah" lanjut Alve kemudian berlalu menuju kamarnya.

"Tapi kamu jatuh kan ke pesonanya ve" gumam ayahnya saat Alve sudah tidak disana.

.
.
.
#Alverina_Zaiba_Alzelvin.

Cold Creamy || Manurios (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang