Akhirnya setelahh sekian lama .
.
.
.
Happy Reading.Deka memarkirkan motornya dan melepaskan helmnya.
"Woyy dekaa" sapa Dion sedikit teriak saat melihat Deka yang lagi-lagi datang bersama Alve. Disebelahnya terdapat Raina,yang dari kejauhan melambai kepada Alve yang dibalasnya dengan senyuman.
Deka yang melihat Dion menghampirinya dengan senyuman sumringah yang akhir-akhir ini sangat dibenci Deka,karena arti senyuman itu.
"Duluan" ucap singkat Deka pada Alve yang masih menunggu Raina sampai dihadapannya. Deka memilih pergi daripada harus berhadapan dengan Dion.
"Pak" sapa Deka pada pak satpam yang sedang mengatur parkiran SMA Pusaka Bangsa dan berlalu menaruh helm-nya pada meja di Pos Satpam.
"Dek tungguin gw napa" Dion berdecak kesal sambil terus mengejar Deka yang juga terus mempercepat langkahnya.
Sampai akhirnya Deka berbelok masuk ke Ruang Perpustakaan yang membuat langkah Dion terhenti. "OK fine gw nyerah" kesal Dion berbalik arah menuju kelasnya.
Deka menampilkan Smirknya saat sudah sampai didalam Perpustakaan,karena dia tau Dion sangat anti dengan perpus.
"Pagi bu" sapa Deka pada bu ade yang sudah pada mejanya.
"Pagi deka,cari apa pagi-pagi?" Tanya bu Ade heran melihat ada murid yang berkunjung ke perpustakaan sepagi ini.
"Mau balikin buku ini" ucap Deka menaruh buku di atas meja."permisi bu" pamit Deka berlalu keluar kelas.
Kringgg
Deka yang mendengar suara bel melebarkan langkahnya untuk sampai dikelasnya sebelum guru masuk.
Deka langsung berlalu masuk saat melihat dari arah yang berlawanan mrs.Cintya yang akan menjadi pembimbing mata pelajaran pertamanya.
Dion yang melihat Deka duduk di samping nya hanya memandang Deka malas,sebab kejadian tadi pagi.
"Morning class" sapa Mrs.Cintya membuka pelajaran pagi hari ini.
.
.
.Deka membuka tutup kaleng susu bear brand nya dan menyesapnya pelan. Menikmati hembusan angin yang mengenai Wajahnya. Ia baru saja selesai sholat Dzuhur dan berganti pakaian olahraga.
Deka bukan seseorang yang sering mengamati sekeliling, karena ia tahu saat ia melakukan itu yang ia lihat hanya banyak pasang mata memperhatikan dirinya.
Sebuah fakta baru,yang sedikit demi sedikit mengisi alur lamanya. Entah Deka harus terus mencari alur tersebut atau membiarkan semuanya terungkap.
Hanya gadis masa kecil yang dilihatnya ditaman,yang anehnya membuat masa Dewasanya berakhir mengherankan.
Banyangan tentang gadis itu seakan menutup gadis lain. Tapi tidak dengan gadis yang satu inii,ya itu Alve. Deka nyaris membuka semua pandangan,gadis kecil dengan senyuman itu akhirnya tumbuh.
Itu yang disadari Deka saat melihat Alve tersenyum malam itu,persis batinnya.
"Yaelah bengong dia di belakang masjid" ucap Dion yang datang entah darimana.
Ya Dion memang tau Deka sering berdiam di sebuah taman kecil di belakang masjid yang jarang dilewati murid, karena ya tak kelihatan.
Deka hanya memandang sebentar Dion yang sedang duduk dihadapannya dan juga seperti biasa senyum dibibir Dion selalu mengembang tak hilang.
"Ko lu sekarang sama Alve mulu sih?" Tanya Dion akhirnya.
"Dua kali" jawab Deka singkat.
"Dua kali?.....ohhh baru dua kali" jawab Dion yang akhirnya paham ucapan Deka.
"Naksir lu ya?"tanya Dion lagi. Deka hanya melirik tajam Dion yang menanyakan hal tak penting.
"Serem amat sih Dek" ucap Dion mengartikan tatapan Deka.
"Oh ya,ada kumpul Panitia Pusaka Bangsa Cup balik sekolah. Di ruang Osis lah biasa." Ucap Dion lagi saat melihat Deka pergi.
"W kan bukan panitia" jawab Deka yang akhirnya berbalik badan
"Akhirnya si sultan berbicara. Gak tau Farren tadi bilang pas ketemu"jawab Dion menghampiri Dion.
Belum sempat Dion sampai Deka sudah mulai melangkahkan kakinya pergi.
Dion hanya menghela nafas menyerah dan menyusul Deka ke lapangan Utama.
Deka memasuki lapangan utama saat melihat yang lain akan memulai pemanasan ,seketika pandangannya menatap Alve yang sedang menyebrang Lapangan utama untuk menuju ke gedung kelasnya.
Apakah itu dia?batin Deka.
.
.
.
.
Deka menyampirkan tas nya dan berlalu menuju parkiran sekolahnya. Baru saja Deka berbalik setelah mengambil Helmnya,saat melihat Alve berdiri di depan gerbang Sekolah sendiri."Diliatin terus,ilang dah jadi debu" ucap Dion yang melihat Deka fokus pada pandangannya.
Deka tak menggubris ucapan Dion dan hanya berlalu pergi mengambil Motornya.
"Lu gak bareng dia?"tanya Dion "gak" jawab Deka.
Saat Deka menyalakan mesin motornya,dan menatap keberadaan Alve yang akhirnya masuk ke dalam Mobil yang berhenti tepat di depannya.
"Yahh sedih deh" ucap Dion yang terus menerus menganggu Deka.
Deka sudah tidak perduli lagi tentang Apa yang Dion katakan. Yang ia fikirkan hanya apa yang dilihatnya tadi.
Gadis yang sama,pikirnya.
.
.
.
Maaf karena terlalu lamanya Update-tan.hehe
.
Klik bintang,Don't Forget😊#RajzhuanDekaSamudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Creamy || Manurios (Complete ✔️)
Novela Juvenil"kamu udah selesai?" "hmm" dingin banget- - - - "makan dulu nih" "suapin" "kamu gpp?" "gpp kok" Kok jadi manja gini?- Finish: 2 April 2020✔️