"Mau kemana lo dek? Nganter ibu negara?"
"Enggak, mau ketemu bentar. Pinjem sisir Lo dong" katanya setelah selesai mengeringkan rambutnya.
"Tumben minjem punya gw, biasanya Lo gak mau takut kutu-an"
Deka menerima uluran sisir Dion dan mulai menyisir rambutnya yang masih sedikit basah itu.
"Dah ganteng Dek,buseh"
"Pasti lah" ucap Deka dengan pedenya sambil mengembalikan Sisir milik Dion itu.
Dion memandangnya aneh "gw bingung sama Lo tau gak sih. Kadang Lo judes banget gak ketolongan, kadang lu gila juga gak jelas. Aneh"
"Yang aneh gw, jangan repotin diri Lo sendiri" ucapnya merapikan barang-barang kedalam tas nya.
"Iya juga ya ,ngapa gw ribet gini ya jadi manusia."
Dion menggaruk rambutnya setelah ia bingung dengan dirinya sendiri. Sementara Deka hanya menatap Dion tak percaya, sepertinya temannya itu memang tingkat ke-bodohannya tak dapat di selamatkan lagi.
Ia memilih untuk berlalu menuju kantin dan yang ia lihat sekarang sesuatu yang tidak menyenangkan.
Saat Alve menatapnya sedikit terkejut lalu berjalan menghampirinya.
Mereka diam untuk sesaat.
"Maaf" kata Alve.
"Buat?"
"Yang tadi, dia Enggar. Peserta di pusaka bangsa cup, dia tadi minta tolong dan berakhir kenalan" jelas Alve di depannya.
"Aku gak mau kamu salah paham" sambung Alve masih dengan tertunduk.
Sepertinya dia sadar bahwa Alve memilih untuk menjelaskannya karena ia tak mau dirinya salah paham atas apa yang dilihatnya tadi.
Lagi pula ia tau Alve itu seperti apa.
"Iya, aku gak bisa anter kamu pulang"
Kali ini Alve menatapnya. "Kamu gak marah?"
"Yang tadi?" Tanyanya
Alve menganggukkan kepalanya.
Ia menggeleng. "Makasih udah gak buat aku salah paham"
Alve mengangguk senang dan jangan lupa senyuman yang tersungging di bibirnya itu.
"Aku pulang duluan ya,semangat Oke" Alve mengangkat tangannya memberi tanda semangat untuknya.
Ia tak tahan sekarang, senyuman dan gemasnya wanita di depannya itu.
Oke mari akhiri ketidak tahanan dirinya.
Mengacak gemas rambut Alve yang membuat Alve terkejut setengah mati, terlihat dari Alve yang tiba-tiba mematung.
Jangan lupa mereka ada di kantin sekolah, Sepertinya ia melupakan banyak hal saat memutuskan melakukan hal ini. Bukan lagi banyak pasang mata, tapi lensa kamera. Ya iya lupa akan hal itu,
Tapi bolehkah ia egois kali ini, dan tak mempedulikan itu semua?
"Makasih, kamu hati-hati ya"
Wanita didepannya itu masih menjalankan peran barunya menjadi sebuah patung.
"Oke stop. Dek kok Lo jadi kaya anak alay gini sih" kata Raina yang kini berada di antara mereka,Sambil bertolak pinggang.
"Gak usah iri deh Ra, mau gw panggilin Bima?" Tanyanya, yang membuat Raina juga terkejut seketika.
"Jangan raguin Rola sebagai tempat gosipnya anak cowok. Apalagi saat ada Dion disana" lanjutnya yang membuat wajah Raina yang tadinya terkejut memulai menunjukkan wajah sebalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Creamy || Manurios (Complete ✔️)
Novela Juvenil"kamu udah selesai?" "hmm" dingin banget- - - - "makan dulu nih" "suapin" "kamu gpp?" "gpp kok" Kok jadi manja gini?- Finish: 2 April 2020✔️