2. Finally Meet

9K 423 4
                                    

Jumlah pasien UGD hari ini bisa dikatakan lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Mungkin karena sedang musim pancaroba, wajar bila banyak yang rentan terkena penyakit. Para dokter koass pun sampai kewalahan saking banyaknya pasien UGD hari ini, termasuk Anjana. Tahun ini dirinya masih harus menjadi dokter koass di sebuah rumah sakit yang cukup bergengsi di Jakarta, mungkin kurang lebih setengah tahun lagi praktik dokter koass nya baru selesai, ditambah lagi pekerjaan sampingan Anjana sebagai model, terbayang bukan betapa sibuknya Anjana setiap harinya?

Seperti hari ini, setelah hectic di UGD dari pagi hingga siang hari, sorenya Anjana harus segera pergi ke lokasi pemotretan untuk project iklan produk shampoo, lalu malamnya ia harus menghadiri acara Grand Opening restoran milik anak dari kerabat papanya, menggantikan kedua orang tuanya yang sedang berhalangan hadir.

Apa-apaan sih? Kenapa harus gue yang dateng? Kenapa gak Adrian aja?! batin Anjana masih tidak terima sampai hari ini, padahal orang tuanya sudah memberi tau dari beberapa hari yang lalu.

Bukannya tidak ikhlas untuk menolong kedua orang tuanya, bukannya ingin bersikap sombong apalagi mager, tapi ada satu orang yang menyebabkan Anjana enggan datang ke acara itu, karena sudah dapat dipastikan bahwa orang itu akan hadir di acara Grand Opening.

"Aduh jauh-jauh chek up ke rumah sakit ini, eh ketemunya dia lagi dia lagi." Bahkan sebelum Anjana hadir di acara nanti malam pun ia telah berhadapan dengan manusia yang enggan ia temui seumur hidupnya, setidaknya sejak kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Hai, Ane. Apa kabar? Gak nyangka bakalan ketemu disini." Benar kata wanita itu, Anjana merasa letak rumah sakit tempat ia bekerja sudah jauh dari lokasi rumahnya dan lokasi rumah wanita itu, tapi mengapa masih saja bisa bertemu?

"Lo koass disini? Oiya lupa, harusnya gue yang disini, tapi karena gue gak ngelanjutin pendidikan kedokteran gue, jadinya lo deh yang jadi pengganti gue." Ya siapa yang suruh untuk gak ngelanjutin? Anjana berani bersumpah, ia tidak ada waktu untuk meladeni obrolan yang akan berujung umpatan ini.

"Hehe iya, thank you for it. Semoga karir lo sukses terus ya." setidaknya kali ini Anjana berhasil bertahan berkat kesabaran yang ia miliki hari ini untuk meladeni celotehan wanita yang ada di depannya sekarang.

"Apapun yang gue lakuin so far sih fine fine aja, berjalan mulus. Tapi ternyata ada yang sirik sama gue, terus ngikutin jejak gue. Sampe-sampe mantan gue juga dipacarin." Ini masih pemanasan, belum ada apa-apanya. Anjana masih berusaha bertahan dengan sisa kesabaran yang ia miliki.

"Gue duluan ya, Ne. Gue buru-buru."

"Poor you, Anjana. It's a big world, babe! Go out to find your own stuffs, gak harus selalu ngikutin gue kan?" Apa lagi ini ya Tuhan? Langkah Anjana terhenti tepat di depan mobilnya sendiri. Ya, mereka sedang berada di lapangan parkir rumah sakit tempat Anjana bekerja.

"Denger ya Anjana, lo gak usah mimpi ketinggian untuk bisa nyamain bahkan ngalahin gue. Cukup sekali aja lo bisa nyamain posisi gue, waktu lo pacaran sama mantan gue, Farrel. Mau aja lo sama bekasan gue." Oke, cukup. Here you go, girl.

"Sorry ya. For reminder aja nih, gue itu lebih tua satu tahun dari lo, jadi kalo lo bisa menggunakan nalar lo dengan baik, tentu aja gue duluan lah yang menginjak bangku pendidikan kedokteran yang lo singgung tadi, walaupun akhirnya emang kita jadi sekelas karena kebaikan Tuhan yang udah ngasih kecerdasan berlebih ke lo. Apa lagi? Jadi model? Sorry, bukan gue yang berminat, tapi pihak yang bersangkutan yang minta gue untuk jadi model dari product nya. Kalo lo kan... aduh maaf deh gak bisa gue beberin, lo udah tau sendiri pasti. Dan yang terakhir, soal Farrel. Sorry lagi nih, Farrel itu bukan siapa-siapa lo sebelum dia pacaran sama gue, how can you say if he was your ex? Oke, gue duluan ya, dear my poor pretty girl. See you tonight!" SKAKMAT! Seenggaknya kita satu sama hari ini.

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang