32. Accident

4.2K 174 1
                                    

"Are you okay?"

"Actually no." kata Ardial sambil mengusap wajahnya.

"Yal, Ardi will be fine."

"Aamiin.." Ardial meng-amin-i doa Anjana.

Satu bulan menjelang pernikahan keduanya, keluarga Ardial justru diberi cobaan berat. Ardi, adik bungsu Ardial mengalami kecelakaan sehingga membuatnya kritis. Alhasil, setiap hari keluarganya harus bergantian untuk menjaga Ardi di rumah sakit. Beruntungnya, kebetulan Anjana bekerja di rumah sakit tersebut sebelum nantinya pindah karena harus mengikuti Ardial yang pindah dinas ke Surabaya.

"Ardi udah melewati masa kritisnya, Yal. Pernapasannya sudah kembali normal, tinggal tunggu jaringan otaknya kembali berfungsi aja. Kalau udah begitu, insyaaAllah Ardi akan segera sadar. He will be fine, okay?" Anjana menenangkan Ardial yang sejak seminggu lalu terpuruk melihat keadaan adiknya yang sempat kritis itu.

"Thank you." Ardial tersenyum singkat sambil mengusap punggung tangan Anjana.

"Kamu udah makan?" tanya Anjana.

"Udah. Tadi Ardan sama Andira bawain aku bubur untuk sarapan." jawab Ardial.

"Good. Jangan lupa istirahat ya? Kamu juga harus jaga kondisi kamu." titah Anjana.

"Siap."

"Oiya, kamu minggu depan libur kan? Temenin aku ke Surabaya yuk? Kita liat-liat rumah baru sama mungkin kamu mau jalan-jalan disana?" lanjut Ardial.

Seperti halnya perpindahan dinas Ardial ke Surabaya, maka tempat tinggalnya pun otomatis juga berpindah. Berhubung sebentar lagi mereka akan menikah, maka Ardial memutuskan untuk membeli rumah dinas di perkomplekan militer di Surabaya.

"Kamu yakin? Nggak mau nunggu Ardi sadar dulu? It's okay kok, kita bisa kapan kapan kesana untuk ngecek rumah. Lagian urusan perizinan pindah dinas kamu juga udah beres bukannya?"

"Iyasih. Yaudah, liat nanti aja deh. Semoga adikku cepet sadar. Makasih ya udah ngertiin aku. Makasih juga kamu udah bantu ngerawat Ardi."

"Sudah merupakan tugasku, Pak Kapten." jawab Anjana dengan nada sedikit bercanda.

"Sekalian magang jadi kakak ipar yang baik." lanjut Anjana yang disusul tawa oleh Ardial.

"Hahaha, ah bisa aja kamu nih."

"Yaudah, aku tinggal dulu ya? Mau visit lagi ke pasien lain. Kamu istirahat aja sambil nunggu Ardan sama Andira dateng." pamit Anjana pada Ardial.

"Iya. Makasih ya, sayang. Semangat kerjanyaa hehe." seru Ardial.

Tak lama setelah Anjana keluar ruang rawat Ardi, Ardan dan Andira pun datang.

"Mas... Tadi gue papasan sama Anjana di depan." sapa Ardan.

"Iya, dia mau visit pasien lain." kata Ardial.

"Oalaah.." Ardan mengangguk pelan.

"Mas, mending Mas Iyal pulang dulu, istirahat. Kan semaleman udah jagain Ardi, sekarang giliran Ardan. Biar Andira juga nemenin Ardan." Andira buka suara.

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang