"Emang film kamu kapan tayangnya?" tanya Anjana pada Bara yang tengah menurunkan koper dari bagasi mobil.
"Baru juga selesai syuting, udah mau tayang aja. Ah kamu nih." jawab Bara sambil terengah engah mengangkat koper tersebut.
"Sini aku bantu." Anjana inisiatif membantu Bara membawakan koper lainnya yang berukuran kecil.
"Udah gausah, biar nanti aku minta tolong Pak Toyo aja. Kamu masuk duluan, bunda kangen sama kamu katanya." kata Bara.
Lalu Anjana yang masih menenteng jas putihnya menitipkan jas putih tersebut pada Bara.
"Ini tolong taro mobil kamu aja. Jangan bilang sama bunda kalau aku baru pulang." pinta Anjana, lalu ia segera memasuki rumah Bara.
"ASSALAMUALAIKUM!! BUNDAAAA... ANJANA DATAAANGG..." seru Anjana dengan ceria saat memasuki pintu rumah Bara.
Bara tersenyum melihat itu. Entah sudah berapa kali Bara tersenyum karena Anjana pada hari ini. Pertama, ia terkejut bukan main karena yang menjemputnya di bandara tadi bukan Gilang, melainkan Anjana. Anjana 'menyabotase' mobil Bara yang akan digunakan Gilang untuk menjemputnya di bandara. Bara sangat terkesan dengan kejutan dari kekasihnya itu, ia tau Anjana baru selesai shift di UGD dan langsung menjemputnya di bandara.
Kedua, Anjana membawakan makanan untuk keluarga Bara dan makanan favorit bunda Bara. Yang ketiga, Anjana masih bisa seceria dan seantusias itu untuk bertemu keluarga Bara. Bahkan ia tak ingin terlihat lelah karena baru selesai shift koass.
"Waalaikumsalam.. ANJANAAA! Ya Tuhan bunda rindu sekali!!" Andini, bundanya Bara memeluk erat Anjana begitu melihat Anjana.
"Anjana juga rindu bunda, bun! Bunda apa kabar?" jawab Anjana dengan senyuman antusiasnya. Anjana memang sangat dekat dengan bundanya Bara.
"Baik selalu, Alhamdulillah. Anjana?" tanya Dhini.
"Rindunya cuma sama bunda, toh." saut Bara yang baru saja memasuki rumah.
"Eh ini dia yang ditunggu-tunggu datang juga. Iya dong, Anjana rindunya cuma sama bunda." Bunda Bara mencoba meledek anaknya.
"Oh jelas dong, bun.." kata Anjana.
Sekian detik kemudian Anjana melanjutkan perkataannya, "Tapi kalau sama yang ini rindu sekaliiii..." kata Anjana sambil memeluk Bara dari samping.
Bara tersenyum diam-diam. Ia ingin selalu merasakan kehangatan seperti ini seumur hidupnya bersama keluarganya dan Anjana tentunya.
"Hahaha, yaudah ah aku mau mandi dulu." Bara melepaskan pelukan Anjana.
"Ih dasar!" gerutu Anjana.
"Yaudah yuk temenin bunda siapin makan malam. Biarin Bara nya mandi dulu." Anjana hanya mengangguk dan tersenyum lalu berjalan menuju dapur, mengikuti bunda dan meninggalkan Bara yang masih berdiri di tempat.
Tanpa Anjana sadari, Bara mengikutinya dari belakang.
"Ssstt.." Bara menyolek punggung Anjana.
"Bar..." belum selesai Anjana menyebut nama Bara, Bara sudah mencium pipi kiri Anjana dan berbisik, "I love you."
Lalu Bara berlari menuju kamarnya yang berada di lantai 2, meninggalkan Anjana yang tersipu malu dibuatnya.
"Anjanaa? Sinii, kok diem aja disitu?" bunda Bara memanggil Anjana dari dapur.
"Eh iyaa maaf bundaa..." lalu Anjana berlari kecil menuju dapur.
"Kamu repot repot banget sih sampe bawain makanan sebanyak itu." ucap bunda Bara sambil mengambil mangkok di rak piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua
RomansaJust remember that some people will be worth to get a second chance -Ardial Adhitama If you're lucky enough to get a second chance, don't waste it -Anjana Elmira Dimitria Sometimes there is no next time, no second chance, no time out. It's about NOW...