Dilihatnya Anjana sedang duduk sendiri di taman belakang rumah sakit sambil memegang botol air mineral.
"Lancar?" tanya Bara.
Butuh beberapa detik bagi Anjana untuk menyadari bahwa yang bertanya barusan adalah Bara.
Ya, Bara.
"Baraa?!" seru Anjana sambil mencoba menyadarkan diri bahwa yang ia lihat di depannya kini ialah Bara, kekasihnya.
"Hmm?" jawab Bara sambil duduk di sebelah Anjana.
Anjana masih diam menatap Bara, tak percaya.
"Why?" tanya Bara bingung.
"Nope. I'm just.. surprised?" kata Anjana sambil tersenyum bingung.
"Bagus dong." jawab Bara sambil terkekeh yang menurut Anjana sedikit nyeleneh, tapi Anjana tau maksudnya.
"Kamu udah makan?" tanya Anjana.
"Belum." jawab Bara singkat.
"Ih kebiasaan deh. Ayo aku temenin ke kantin." kata Anjana yang terdengar antusias.
"Na.. Duduk." kata Bara sambil mencegah Anjana berdiri.
"Ha?" Anjana bingung.
"Are you okay?" tanya Bara sambil menatap Anjana.
"Hmm? I'm okay. Emang kenapa?" jawab Anjana-- berusaha terlihat baik baik saja.
Aku tau kamu lagi bohong, Na. sanggah Bara dalam hati.
"Operasinya.. lancar." akhirnya Anjana mengerti maksud Bara, Ia pun membuka pembicaraan.
"I knew it for sure." jawab Bara dengan nada antusias, walaupun Ia tau Anjananya sedang tidak baik baik saja.
"But i did a mistake. No, i mean mistakes." Anjana mulai goyah, air matanya tak dapat terbendung lagi.
Bukan, tangisannya ini bukan untuk meratapi keteledorannya sehingga Ia datang telat saat operasi tadi.
Anjana tau, Bara pasti mendengar semua percakapannya dengan Ardial tadi. Kini Anjana dihantui rasa bersalah, Ia pun tak berhenti merutuki dirinya sendiri.
Kenapa sih gue bodoh banget?! Wake up Anjanaa!! You have Bara. Ardial cuma masa lalu gue. Tapi kenapa kehadiran Ardial sekarang seolah-olah seperti harapan baru buat gue? Di sisi lain, gue juga gak mau kehilangan Bara. Oh god.. come on Anjana.. Lo punya Bara, dan lo pasti lebih bahagia sama Bara. Lo gak boleh egois.
Jauh di dalam sana, pikiran dan perasaan Anjana berkecamuk. Saling berusaha membuktikan bahwa mereka benar.
"Na?" Bara mencoba menenangkan Anjana.
"Bar, I'm sorry. I just.." ucap Anjana sambil menangis.
"Sebenernya udah lama aku mau ngomong soal ini, Na." potong Bara.
"Bara.. Bar aku.."
"Aku tau, Na. Aku tau semua. I know who he is. I know what happened between you two..a long time ago. Bahkan dalam beberapa waktu belakangan ini. " Bara menguatkan hatinya untuk berani memulai pembicaraan ini.
"Bar..." tangisan Anjana semakin pecah.
"Aku gak meminta kamu untuk tetap bertahan sama aku, apalagi meminta kamu kembali ke dia. Secara logika, the second choice pastinya akan membuat aku lebih hancur. Tapi aku juga gak bisa memaksa kamu untuk tetap disini." dengan tegar Bara menyampaikan isi hatinya.
"Kamu yang tau isi hati kamu. Kamu yang tau dengan pasti, siapa yang ada di dalam hati kamu. Aku mencoba mengerti, Na. Dan semoga orang itu aku ya Na hehehe." bahkan Bara masih sempat terkekeh disaat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua
RomanceJust remember that some people will be worth to get a second chance -Ardial Adhitama If you're lucky enough to get a second chance, don't waste it -Anjana Elmira Dimitria Sometimes there is no next time, no second chance, no time out. It's about NOW...