Beberapa saat yang lalu, Ardial sedang sibuk mengurus berkas untuk persiapan pelatihannya 3 hari lagi. Ia sedang berada di markasnya saat Papanya menghubunginya.
"Ardial, kamu dimana?" tanya sang Papa.
"Markas. Kenapa, Pa?" jawab Ardial enteng.
"Tunggu disitu! Papa Anjana, Papa dan yang lain akan segera kesana. Ini penting."
Setelah menunggu beberapa menit, yang Ardial tunggu akhirnya datang, Papanya dan Papa Anjana.
Ardial memberi salam hormat kepada mereka, saat ini mereka adalah atasan Ardial karena mereka sedang berada di lingkup kerja.
"Kasus ini akan segera terbongkar. Jerih payah kamu dan anak buahmu selama ini akan terbalaskan malam ini juga." kata Ardianto, Papanya.
"Siap, mohon informasinya." jawab Ardial.
"Ardianto sudah menceritakan segalanya. Saya harap memang begitu adanya. Sekarang, target dari operasi yang seharusnya kamu lakukan bersama Tim Bravo, muncul sendiri ke permukaan." Abelard mulai menjelaskan kronologinya.
"Bersyukur tadi pemulangan Pak Bandriyo lancar, tidak terjadi apa apa. Kamu tau? Seharusnya beliau akan disandera oleh kawanan Bondan." lanjut Abelard.
Ya, selama ini Ardial dan timnya melakukan misi untuk mengungkap kasus yang bertahun-tahun menjadi tanda tanya, yang ternyata Papanya ikut terlibat di dalamnya, namun bukan sebagai pelaku atau tersangka. Justru karir dan harga diri Papa dan keluarganya dipertaruhkan dalam kasus ini.
Mr. Lee yang ia tangkap di Hongkong, merupakan ketua mafia yang mengetahui banyak terkait kasus ini. Namun, ia memilih untuk tetap bungkam, dan hanya menyebut 'Bondan is the key', kuncinya adalah Bondan. Saat itu masih belum terlalu jelas mengenai identitas Bondan. Ardial hanya mengetahui bahwa Bondan dulu pernah dipecat secara tidak terhormat karena tertangkap basah melakukan kasus penggelapan dana, penyalahgunaan jabatan dan penyalahgunaan senjata tajam.
Bondan merupakan teman setingkat Papanya, Ardianto.Selanjutnya diketahui bahwa seorang pengusaha besar yang bersahabat dekat dengan Bondan dulu, mengetahui keberadaan Bondan dan kebenaran mengenai kasus yang dilakukan Bondan dulu. Pengusaha besar itu bernama Bandriyo. Namun sayang, hal itu diketahui oleh Bondan, dan untuk mencegahnya, Bondan melakukan beribu cara untuk membunuh Bandriyo agar rahasianya tidak terbongkar. Kebetulan saat itu Bandriyo sedang jatuh sakit, maka dari itu, Bandriyo diamankan di rumah sakit tempat Anjana bekerja sebagai koass.
Tak berhenti sampai disitu, Bondan masih berusaha untuk membunuh Bandriyo dengan memberi suntikan insulin dosis tinggi pada Bandriyo yang ternyata mengidap Hiperglikemia. Ya, itu merupakan ulah Bondan.
Bahkan sampai kepulangan Bandriyo pun Bondan masih berusaha untuk menyabotasenya, beruntung kedatangannya telat, Bandriyo telah berhasil pulang dengan pengawalan ketat.
Namun kesialan justru menimpa Anjana dan teman-temannya, dan kesialan itu justru menjadi keberuntungan bagi Bondan. Penyekapan Anjana untuk memancing Ardial sebenarnya tidak ada dalam rencana utamanya, namun Ia tahu bahwa belakangan Ardial dan Anjana memiliki hubungan romansa masa lalu, yang beruntungnya bisa Ia manfaatkan karena Anjana pasti bisa jadi kelemahan Ardial.
"Tolong, kali ini saya tidak hanya memberi kamu perintah sebagai atasan. Kali ini saya meminta pertolongan kamu sebagai seorang Ayah yang menginginkan keselamatan putrinya. Semua ada di tangan kamu, Yal. Papa mohon kebesaran hati kamu." Abelard memohon pada Ardial karena kali ini keselamatan putrinya pun ikut terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua
RomanceJust remember that some people will be worth to get a second chance -Ardial Adhitama If you're lucky enough to get a second chance, don't waste it -Anjana Elmira Dimitria Sometimes there is no next time, no second chance, no time out. It's about NOW...