16. Sushi

2.6K 145 0
                                    

"Apa kabar lo, Raff?" Anjana meletakkan minuman yang barusan Ia buat di meja ruang tamu.

"Baik terus lah gue mah. Lo sendiri?"

"Ngawang dia mah, Raf. Dibilang baik enggak, dibilang gak baik juga gak segitunya sih." sahut wanita yang duduk di sebelah laki-laki itu.

"Rese deh lo, Dar." Anjana melempar bantalan kursi sofa ke arah Dara. Ya, wanita itu adalah Addara. Dan laki-laki yang duduk disebelah Addara adalah Raffa, kekasih Addara.

"Wow, apanih? Aku ketinggalan info apa, Dar?" Raffa terlihat antusias menanti cerita dibalik kabar Anjana.

"Tidak lain dan tidak bukan." kata Dara tersirat.

"Hmm. Tau nih gue kayaknya. Jangan bilang si Iyal uyel uyel itu?! Parah sih lo, Na. Cowok lo kan Bara, yang lo galauin malah si Iyal. Jangan gitu apa, gitu gitu si Bara temen SMP gue dulu tuh."

"Ah lagi gak mood gue bahas mereka." kata Anjana sambil menyesap teh hangatnya.

"Ih bener ternyata?! Ya Allah Anjanaaaa. Masih aja sih!! Dari SMA, dari jaman gue nembak Dara, dari jaman lo jadian sama Farel, sampe sekarang lo jadi ceweknya Bara, masih ajeee itu laki ngendep di kepala elo. Emang dia belom nikah apa?!" logat nyablak khas Raffa pun mulai keluar.

Anjana memukul lengan Raffa, "Ih! Itu mulut gak ada remnya atau gimana sih? Jaga wibawa dikit kek lo seenggaknya sebagai Purna Praja gitu. Kalo ngomong gak tanggung tanggung. Laki lo nih, Dar."

"Raffa!!" Dara memanggil Raffa tiba-tiba.

"Apa?! Ya aku bener kan?!" tanya Raffa dengan nada sedikit menantang.

"Iya sih, lanjutin deh." respon Dara, bermaksud untuk meledek Anjana.

"DARA!!" teriak Anjana, Raffa dan Dara hanya tertawa.

"Gini, Na. Lo udah umur berapa sih? Cobalah untuk terima keadaan yang sekarang lo jalani. Coba terima kalo dia itu cuma masa lalu lo." Raffa berbicara dengan kesotoyannya.

"Gausah sotoy, Raff. Lo gatau permasalahannya."

"Ya apa terus kasih tau makanya. Ya gimana gue bisa tau si?! Gue ditugasin di ujung berung sono, nelpon ortu sama cewek sendiri aja susah. Gimana mau tau curhatan lo coba?!"

"Ih aku kan udah ceritain tadi Raff di mobil." kata Dara.

"Apaansi orang kamu cuma bilang, 'Kasian deh Raff si Anjana. Gara-gara Iyal nih emang dasar.' tuh coba, cuma ngomong kayak gitu dibilang cerita." jelas Raffa.

"Gue bukannya terjebak masa lalu, Raff. Kalo gue terjebak masa lalu gak mungkin sekarang gue bisa sama temen lo, Bara.."

"Ye elo mah semua temen gue juga diembat! Farel juga temen gue kalo lo lupa, belom lagi dulu si Malik. Aduh kasian emang temen-temen gue nyantolnya ke elo." oceh Raffa memotong pembicaraan Anjana.

"Raffa iiihh!! Dengerin dulu, orang belum selesai udah dipotong aja." Anjana merengek kesal.

"Eh iya ampun. Yaudah lanjut." Raffa mempersilakan.

"Iya, kalo gue terjebak masa lalu mah gak mungkin gue bisa sama Bara sekarang..." ada jeda 3 detik sebelum Anjana melanjutkan kalimatnya.

"Emang masa lalunya aja yang datengin gue lagi!! Iya gak, Dar?!" lanjut Anjana dengan nada heboh.

"Beuh iyalaah, kualat tu orang." sahut Dara.

"Astaga ya Tuhan. Lo gak berubah ternyata, Na. Yaudah gini, menurut gue sih itu emang kebetulan aja dia balik lagi kesini. Atau emang udah saatnya untuk ketemu lo lagi? Gak tau sih mana yang bener. Tapi satu pesen gue, diinget inget ya. Pilih yang menurut lo terbaik dan serius sama lo. Tuh dah." jelas Raffa panjang lebar.

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang