"Pagi, Pak.."
"Selamat pagi, Pak."
"Selamat pagi, Pak Adhi."
Sapaan dan ucapan selamat pagi terus bertebaran di sepanjang jalan menuju UGD yang Ardial lalui. Ardial hanya merespon sapaan dari karyawan, perawat dan dokter yang sebagian besar berjenis kelamin wanita tersebut dengan senyuman.
Memasuki ruangan UGD, Ardial segera menghampiri bagian administrasi, tempat dimana biasanya dokter dokter koass berkumpul.
"Morning, handsome. Tumben pagi pagi udah kesini. Ada apa?" tanya Zara dengan nada sedikit merayu.
"Pagi, Zara. Saya mau liat file pasien ruang VVIP, boleh? Atas nama Pak Bandriyo."
"Boleh aja sih sebenernya, tapi pasti ada di ruang admin RS. Emang buat apa?" tanya Zara.
Ardial sempat terdiam beberapa detik, bingung bagaimana menjawab Zara.
"Hmm kalau begitu, bisa temani saya ke ruangan admin? Saya kurang kenal dengan orang admin hehe." Ardial berharap cara ini tepat, walaupun harus memanfaatkan Zara..
"Boleh! Boleh banget! Aku kenal kok sama orang adminnya. Yuk!" Zara menjawab dengan antusias, matanya seakan berbinar-binar.
Gotcha. Maaf Zara saya harus pakai cara begini. Kata Ardial dalam hati.
Astagaaa mimpi apa gue semalem bisa berduaan sama Adhi kayak gini, sedangkan Zara diam-diam sibuk bersorak gembira.
Lalu mereka berjalan bersama memasuki bilik admin UGD yang terhubung langsung dengan ruangan admin RS.
"Kamu udah sarapan?" tanya Zara tiba-tiba.
Ardial yang sibuk membaca pesan dari grup obrolan timnya, sedikit lambat meresopon pertanyaan Zara. "Ha? Udah kok."
"Nanti makan siang bareng yuk?" Zara mencoba peruntungan lagi. Namun Ardial lagi lagi telat merespon karena fokus membaca sesuatu di ponselnya.
Tanpa mereka sadari, mereka telah sampai di depan pintu ruang administrasi RS Puri Indah. Seorang petugas keluar ruangan dan pintu pun terbuka.
"Mbak, izin cari file pasien yaah?" izin Zara kepada petugas administrasi RS.
"Oh iya silakan cari sendiri aja, dokter Zara. Temannya mbak juga ada yang lagi nyari file pasien di dalam. Saya permisi mau ke ruangan dokter dulu nganter berkas." lalu petugas tersebut pergi. Terlihat disana ada Anjana, Priscil dan Ricky yang sepertinya sedang mencari file, benar apa kata petugas itu.
"Kalian mau nyari file juga?" celetuk Zara saat memasuki ruangan tersebut. Mereka bertiga otomatis menoleh ke arah sumber suara.
"Eh, Zara. Ngapain lo disini?" tanya Ricky.
"Oh ini.. nemenin Adhi nyari file Pak Bandriyo, pasien VVIP itu. Yakan, Dhi?" Sialnya, Ardial baru menyadari posisinya dengan Zara saat memasuki ruangan tersebut. Zara masih menyentuh, bahkan sudah menggandeng tangannya.
"Hah? Oh.. iii.. iyaa. Pasien yang di ruangan VVIP itu loh." Ardial terkejut melihat Anjana berdiri disana, alhasil bicaranya pun menjadi gugup.
"Oalaah..." Priscil sedikit bingung melihat pemandangan itu, Ia hanya mengangguk.
Anjana yang sama terkejutnya, hanya diam tak bereaksi melihat pemandangan di depannya itu.
"Yaudah sini, kita juga masih nyari nih. Dari tadi gak nemu nemu." keluh Ricky.
"Emang file siapaa yang kalian cari?" tanya Zara.
"Pasien di kamar kelas II, yang mau operasi usus buntu." jawab Priscil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua
Любовные романыJust remember that some people will be worth to get a second chance -Ardial Adhitama If you're lucky enough to get a second chance, don't waste it -Anjana Elmira Dimitria Sometimes there is no next time, no second chance, no time out. It's about NOW...