3. Imagined

6.2K 255 0
                                    

Semenjak malam itu, Ardial benar-benar tidak bisa melupakan kejadian itu sampai-sampai susah tidur di malam hari. Terdengar berlebihan memang, tetapi Ardial akui hal itu tak pernah ia duga akan terjadi, ia tidak menduga akan menjadi 'korban' dari sempitnya dunia ini. Setelah pulang dari acara malam itu pun Ardial langsung bertanya kepada kedua adiknya, yang dirasanya mungkin tau sedikit banyak tentang wanita itu, Anjana.

"Eh, mas Iyal. Baru balik? Gimana tadi acaranya?" Ardi yang melihat kedatangan kakaknya pun langsung bertanya demikian.

"Yang lain udah tidur?" Bukannya menjawab pertanyaan adiknya, Ardial justru bertanya balik. Fyi, saat ini telah menunjukkan pukul 01.15 dini hari.

"Ardan hadir! Kok mas Iyal tumben pulang?" dan tiba-tiba Ardan muncul dengan membawa dua gelas kopi, baru dari dapur rupanya.

"Gue mau nanya sama kalian berdua." Spontan, kedua adiknya pun memasang tampang bingung

Seakan mengerti jika kakaknya sedang ingin berbicara serius, Ardan dan Ardi pun langsung duduk di sofa tempat kakaknya duduk. "Ada apa, mas? Soal Mbak Rayne lagi?" kali ini Ardi memberanikan diri untuk bertanya duluan.

"Bukan. Gue mau nanya soal Anjana." Kali ini Ardan dan Ardi spontan saling lihat satu sama lain dengan wajah bingung yang justru semakin terlihat.

"Kok tiba-tiba nanyain Anjana?"

"Iya, bukannya kalian udah lama nggak ada apa-apa? Maksud Ardi, udah lama gak ketemu gitu." Sama-sama penasaran, keduanya pun saling 'melempar' pertanyaan kepada Ardial.

"Tadi....gue ketemu sama dia di acara Grand Opening restoran keluarganya Rayne" kedua adik itu fokus menyimak dan menanti kelanjutan cerita kakaknya.

"Kalian inget Bara? Stranger yang ngobrol sama gue di bandara tadi pagi." keduanya mengangguk antusias menandakan bahwa mereka ingat dengan orang yang dimaksud oleh Ardial barusan.

"Dia... cowoknya Anjana. Ternyata Anjana itu kerabat dari keluarganya Rayne. Dan...yaudah gue ketemu sama dia begitu aja."

Merasa semakin penasaran, Ardan pun bertanya lagi, "Wow, terus gimana? Doi masih inget lo kan?"

"Iyalah, mas. Paling kayak di FTV gitu, akhirnya kayak saling ngenalin. 'eh hai Ardial apa kabar? Ini Bara, cowok gue. Bara, ini Ardial. Temen masa kecil gue sekaligus masa lalu gue' HAHAHA ketebak banget lah itu." tidak seperti Ardan yang bertanya karena semakin penasaran, Ardi justru meledek Ardial dengan meniru adegan FTV dan meniru suara perempuan.

"Boro-boro. Kita kayak orang gak pernah kenal. Cuma satu kata yang keluar dari mulutnya, 'Anjana'. Udah itu aja, abis itu dia langsung ngajak Bara cabut."

Merasa bersalah karena sudah meledek kakaknya, Ardi hanya tertunduk diam. Selanjutnya, Ardi dan Ardan hanya bergantian menceritakan kehidupan Anjana selama Ardial sekolah pendidikan militer hingga hari ini. Malam itu mereka habiskan untuk saling bertukar cerita, tentunya tentang Anjana.

Sejak malam itu, Ardial juga baru tau bahwa Anjana jadi melanjutkan cita-citanya sebagai dokter, bahkan kini telah merambah dunia model. Yang Ardial tau, kabar terakhir tentang Anjana adalah hanya saat Anjana berjuang susah payah mengikuti tes mandiri di berbagai perguruan tinggi, dan kejadian itu kurang lebih sudah 5 tahun yang lalu. Ardial benar-benar tidak pernah tau bagaimana kabar Anjana selama itu, mereka memang saling follow di media sosial instagram, mereka juga memiliki kontak satu sama lain, namun saling bertukar kabar jarang terjadi diantara mereka, bahkan masih bisa dihitung pakai jari tangan. Walaupun rumah mereka berdekatan, mereka tetap tidak pernah bertemu. Entah siapa yang sedang menutup diri atau justru semesta yang menutup kemungkinan untuk mereka bertemu. Kesibukan Ardial sebagai Taruna Akademi Militer beberapa tahun lalu juga menjadi alasan mengapa mereka bisa jarang bertukar kabar.

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang