Beberapa bulan setelah menikah, Anjana langsung dikarunai kehamilan oleh Tuhan. Pada kehamilan pertama Anjana yang menginjak usia 6 bulan ini, Anjana masih sanggup beraktifitas normal. Ia masih melakukan praktik dokternya yang mengharuskan Ia bolak balik ke rumah sakit. Anjana pun kerap kali diundang sebagai pembicara di acara seminar kesehatan, bintang tamu di acara televisi, menghadiri kegiatan organisasi istri militer, bahkan beberapa kali masih membintangi iklan. Bersyukur kondisi fisik dan janinnya selalu sehat dan tidak pernah terganggu.
Seperti saat ini, Anjana baru saja menjadi salah satu pembicara di suatu seminar kesehatan dan akan menghadiri acara talkshow televisi swasta setelahnya.
"Kamu yakin kuat?" tanya Ardial
"I'm fine, Mas. Cuma talkshow biasa kok, ngobrol-ngobrol santai gitu." Anjana mengusap lembut punggung tangan Ardial, berupaya meyakinkan suaminya itu.
"Aku khawatir.. Setelah ini, kalau enggak ngambil job di Jakarta dulu, bisa?" tanya Ardial sambil mengelus lembut perut buncit Anjana.
"Sudah 6 bulan, sayang." lanjut Ardial.
Anjana tersenyum, "You do?"
"Of course. Aku gak mau kamu sama anak kita kenapa kenapa. Ya? Please.." Ardial memohon.
"Kalau kayak sekarang enak, pas aku libur dan bisa nemenin seharian. Kalau pas lagi nggak bisa gimana? Kamu sama siapa? Aduh..." lanjut Ardial.
Anjana terkekeh, "Nak, Papamu ini protektif sekali yaa." Anjana mengelus perutnya dan berbicara sendiri, yang dimaksudkan untuk anak dalam kandungannya.
"Protektif tandanya sayang, tau. Anyway, aku maunya dipanggil 'Bapak'." kata Ardial.
"Sounds good. Okay deh, Bapak dan Ibu." kata Anjana, setuju.
"Na, maaf soal yang..."
"It's okay, aku ngerti. Maaf ya, emang udah seharusnya sih aku mengurangi kegiatan yang berat gitu. Udah mau masuk triwulan ketiga juga." jelas Anjana.
"Oh atau gini aja, kalau sudah 7 bulan, kamu stay di Jakarta aja. Tinggal di rumah Mama Papa, terserah Mama Papa yang mana deh, sama aja." Ardial mencoba menawarkan win win solution.
"No. Terus nanti siapa yang bakalan ngurusin kamu, sayangku? Enggak deh, mending aku stay di Surabaya aja." tolak Anjana.
"Ya gapapa, biar ada yang jagain juga. Kalau di Surabaya kan kamu sendiri kalau aku kerja, paling cuma sama mbok Minah. Nanti sebulan dua kali aku bisa ke Jakarta nengokin kamu." jelas Ardial.
"Nanti kita diskusikan lagi, okay? Aku udah dipanggil, live dulu ya?"
"Okay. Bismillah, goodluck ya sayang." ujar Ardial sambil mengecup kening Anjana lalu perut Anjana.
"Terima kasih, Bapak. We love you!" seru Anjana yang selanjutnya membuat Ardial tersenyum.
Setelah memasuki studio, Anjana langsung duduk dan disambut oleh para penonton dan host talkshow tersebut.
"Dokter Anjana Adhitama, gimana gimana dok? Apa kabarnya nih?" tanya sang host.
"Halooo.. Alhamdulillah baik hehe." jawab Anjana ramah.
"Aduh dokter udah cantik, baik lagi yaa.." puji bintang tamu lain.
Anjana terkekeh, "Waduh, makasih loh hehe."
"Buat yang belum tau, dokter Anjana ini dulu finalis Puteri Indonesia 2008 loohh. Terus, berarti sekarang masih aktif praktik dokter umum ya, Dok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua
RomansaJust remember that some people will be worth to get a second chance -Ardial Adhitama If you're lucky enough to get a second chance, don't waste it -Anjana Elmira Dimitria Sometimes there is no next time, no second chance, no time out. It's about NOW...