"Mas, lo mau jogging kan?" Ardi yang sedang berdiri di depan kamarnya memanggil Ardial yang sedang memakai sepatu, siap-siap jogging.
"Hmm." jawab Ardial singkat.
"Boleh minta tolong gak?"
"Apa?" jawab Ardial singkat, lagi.
Ardi menarik napasnya dalam dalam lalu rolling eyes, Ia sudah terbiasa dengan sikap Masnya yang seperti ini.
"Tolong balikin sepatunya Bang Adrian, gue waktu itu minjem tapi lupa balikin."
Ardial menatap adiknya heran, bagaimana tidak heran?
"Yang minjem kan lo, jadi yang bertanggung jawab untuk balikin juga lo."
"Gue buru-buru ini mas."
"Yaudah nanti aja balikinnya pas lo balik."
"Bang Adrian mau pake sepatunya sekarang, dia mau pergi."
"Yaudah lo bisa sekalian jalan kan balikinnya?" jawab Ardial cuek.
"MasyaaAllah, Mas!! Gue seburu-buru ituu, gue udah ditungguin guru BK, gue mau ngurus berkas di sekolah terus mau ke kampus baru deh hehehe."
"Gue gak minta penjelasan lo."
"Mas Iyaaaal..." Mamanya memanggil Ardial dari dalam rumah.
"Ya, Ma?"
"Tolongin Mama dong, ini makanan tolong diantar ke rumahnya Anjana, sekalian bilang ke siapapun nanti yang nerima ini, kalau nanti malam ada acara di rumah kita. Jadi suruh mereka sekeluarga sempetin dateng gitu." dari posisinya berada, Ardi sedang tersenyum penuh kemenangan.
"Nah berarti bisa tuh Mas sekalian adek nitip sepatunya Bang Adrian. Hehe Mas Iyal baik loh, Ma. Makasih ya, Mas."
Ardial menatap tajam lurus ke arah adiknya itu, "Yal kamu ih diminta tolongin adeknya juga, yaudah kan sekalian anterin makanan ini terus kamu bisa langsung jogging mumpung udaranya masih seger. Gih buruan. Makasih yaa."
Mau tidak mau Ardial harus melakukannya, karena kalau itu sudah perintah Mamanya, kemungkinannya sangat kecil untuk dia menolak.
Baru berjalan sampai di depan gerbang rumahnya sendiri, dengan jelas Ardial bisa melihat ada mobil yang mau masuk ke rumah tujuan Ia mengantarkan makanan dan sepatu ini, rumah Anjana.
Nah kebetulan tuh ada orang.
Setelah Ardial sampai di depan rumah itu, Ardial berniat ingin menghampiri orang yang masih berada di dalam mobil yang terlihat familiar itu. Sebelum Ia menghampiri, orang itu sudah keluar dari mobil lebih dulu.
Anjana.
Mereka saling bertukar pandang, mendadak canggung.
Melihat Ardial berdiri tak jauh di depannya, Anjana langsung membuka gerbang untuk bisa segera masuk rumah. Tapi sebelum itu, Ardial memanggilnya. "Anjana, tunggu."
Anjana perlahan berhenti membuka gerbang rumahnya dan berbalik badan ke arah Ardial.
Sekarang Anjana sudah kembali menatap Ardial, "Kenapa?"
Bahkan nada suaranya pun hambar, gak kayak dulu lagi, ungkap Ardial di dalam hati.
Karena memang benar, dulu jika mereka berpapasan seperti ini, dan Ardial memanggilnya, dengan cerianya Anjana akan menjawab dengan kalimat "Eh mas Iyal? Ada apaa?"
"Ini mau balikin sepatu Adrian. Ardi tempo hari minjem, mau balikin tapi anaknya lagi buru-buru pergi."
Sambil menjulurkan tangannya, Anjana hanya berkata "Oh, yaudah sini." lalu Ardial memberi sepatu tersebut pada Anjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua
RomanceJust remember that some people will be worth to get a second chance -Ardial Adhitama If you're lucky enough to get a second chance, don't waste it -Anjana Elmira Dimitria Sometimes there is no next time, no second chance, no time out. It's about NOW...