[TIGA]
PERJALANAN dari arah kampus menuju rumahnya, berhasil membuat Nasya menggila saat dirinya diwajibkan untuk mengemudikan mobilnya seorang diri. Tanpa teman, hanya alunan musik dan bunyi klakson saja yang menghibur waktu tiga jamnya.
Berhasil memarkirkan mobilnya ke dalam garasi rumah yang hanya dirinya kunjungi sekali dalam sepekan. Perjalanan yang menempuh waktu lama membuat Nasya menyerah harus setiap hari pulang ke rumah saat dirinya selesai dengan aktivitasnya dikampus.
Meski nyatanya, bukan hanya itu alasan satu-satunya bagi Nasya untuk tak sering-sering datang mengunjungi rumah mewah yang berada di dalam perumahan elite ini.
Karna saat dirinya selesai mengunci pintu mobilnya, matanya segera disambut oleh sesosok manusia yang Nasya jadikan alasan utamanya untuk tak sering menginjakkan kakinya lagi ke dalam rumah terkutuk ini.
Dengan menahan amarah yang mulai memuncak, gadis bertubuh tinggi bak model Victoria Secret itu terlihat melangkahkan sepatu boots hitamnya. Berjalan dengan tatapan lurus ke arah seorang wanita berparas manis yang baru saja terlihat keluar dari dalam pintu utama rumahnya.
Mendekat ke arah sosok yang sangat dirinya benci dengan bibir bawah yang terpaksa harus ia gigit kuat-kuat, hingga langkahnya terhenti saat dirinya sudah berada tak jauh dari posisi wanita berwajah sok polos itu.
Berniat untuk menahan napas agar indra penciumannya tidak menghirup aroma parfum yang memuakkan dari tubuh wanita dihadapannya itu.
"Ternyata lo bukan cuman gak punya malu ya, tapi juga gak punya kuping," Nasya memulai makiannya dengan diakhiri seringaian penuh kebencian.
Menatap sinis ke arah lawan bicaranya yang saat ini malah nampak melemparkan senyuman manis pada gadis cantik dihadapannya.
"Udah berapa kali gue bilang, jangan pernah nginjekin kaki dirumah gue lagi." kata demi kata yang Nasya keluarkan sebisa mungkin ia tekankan, bertujuan agar makhluk luar angkasa ini dapat mengerti apa yang dirinya ucapkan.
Namun apa daya, tidak adanya hati nurani dan otak membuat wanita itu malah semakin bersikap manis dihadapan Nasya meskipun gadis itu sudah mengatakan hal-hal pedas. Menganggap semua ujaran kebencian yang gadis itu berikan adalah sebuah sambutan selamat datang untuknya.
"Nasya sayang, saya juga gak akan kesini kalo daddy kamu gak maksa."
Sungguh, harus butuh tenaga ekstra agar Nasya tak segera menghajar wajah wanita yang sudah sekurang ajar itu merusak hubungan kedua orang tuanya. Menjadi perebut suami orang demi mendapatkan harta dan tahta, tidak memperdulikan nasib dari keluarga yang dihancurkannya.
Dan yang lebih menyakitkannya lagi, wanita berumur 28 tahun yang Nasya ketahui memiliki nama Gladys ini bersikap terang-terangan sebagai 'selingkuhan Papanya' di hadapan Nasya dan juga Nindya- Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] Renasya Agnalia, mahasiswi semester 4 jurusan Fashion Design yang memiliki hobi: ✔️Merokok ✔️Clubb...