[EMPAT BELAS]
HENING adalah satu-satunya suasana yang menemani Nasya, laki-laki tampan bernama Derren serta seorang supir bernama Pak Bondan yang sempat cowok itu mintai tolong untuk menjemput mereka berdua ditempat antah berantah.
Banyaknya kejadian yang sudah terlalu gila menghantam dirinya hari ini, membuat Nasya enggan untuk berkomentar lebih lanjut, memilih untuk mengikuti diamnya Derren sepanjang perjalanan ini.
Meski tidak dipungkiri lagi, kalau ketampanan luar biasa makhluk disampingnya itu, berhasil menarik perhatian Nasya beberapa kali. Membuat dirinya sempat merutuki matanya yang tak bisa tahan untuk tidak melirik laki-laki berjas disebelahnya ini.
Merasa sudah membuang kesempatan terlalu banyak untuk malam menjelang pagi ini, menjadikan otak kecil di dalam kepala gadis itu memulai kegilaannya.
Memikirkan sebuah ide picik yang ia doakan dapat menjadikan dirinya dan sosok tampan disampingnya ini menjadi dekat.
Karna sesudah meyakinkan dirinya sekali lagi, gadis itu terlihat berpura-pura jatuh tertidur dengan kepala yang ia coba letakkan di bahu Derren.
Sempat berhasil mendaratkan kepalanya dengan mulus dibahu kokoh itu dalam waktu hitungan detik, sampai sebuah tangan terasa mendorong kepalanya. Memaksa agar Nasya menjauh dari sandaran tiba-tibanya.
Ini anak bener-bener gak ada belas kasihnya sedikitpun apa?
Ditolak mentah-mentah pada percobaan pertama, tak membuat dirinya pantang untuk menyerah.
Kembali berpura-pura tertidur pulas hingga mengakibatkan daratan kedua itu berhasil Nasya dapatkan.
Kali ini cukup lama, bahkan Nasya sempat berpikir kalau Derren akhirnya menyerah untuk menolak dan mulai membiarkan dirinya meminjam bahu kokoh itu sebentar.
Meski di akhir, impian itu memang hanya akan berakhir menjadi impian. Karna saat dorongan kedua kembali Nasya terima, makian dalam hati itu segera gadis itu lontarkan.
Sumpah, sialan banget ini cowok. Minjem bahu bentar doang pelit amat.
Sudah terlanjur kesal dengan penolakan bertubi-tubi yang dirinya dapatkan, kali ini Nasya terlihat dengan cepat kembali meletakkan kepalanya sempurna diatas bahu Derren.
Tidak akan segampang itu menyerah atas usaha gilanya untuk mendapatkan perhatian dari cowok berhati dingin itu.
Sudah siap jika dorongan ketiga kembali ia dapatkan, menunggu dengan mata terpejam sempurna serta dahi yang berkerut.
Mulai merasa ada yang aneh karna dirinya tak kunjung kembali menerima penolakan, Nasyapun terlihat membuka kedua matanya dengan posisi kepala yang masih menempel sempurna dibahu Derren.
Hampir menampilkan senyum lebarnya saat otak miliknya sempat berpikir kalau cowok itu akhirnya mulai memberikan respon balik atas kegilaanya, sebelum suara bariton itu memecah pemikiran Nasya.
"Mau sampe kapan pura-pura tidur?"
Umpatan tanpa suara itu Nasya berikan saat suara Derren memecah keheningan. Meskipun sudah tertangkap basah, gadis itu masih berusaha untuk melanjutkan aktingnya.
"Bangun, mau gue turunin ditengah jalan?"
Dengan wajah cemburut, Nasya nampak menegakkan posisi kepalanya. Nyatanya, membodohi cowok menyebalkan ini bukanlah hal yang mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] Renasya Agnalia, mahasiswi semester 4 jurusan Fashion Design yang memiliki hobi: ✔️Merokok ✔️Clubb...