8| Pembicaraan Manis

9.3K 953 20
                                    

[DELAPAN]


"AW!"

Erangan itu berasal dari bibir berlipstick nude milik Nasya, ketika dirinya dihempaskan tepat diatas kursi kayu yang berada di dalam kelasnya.

Sibuk mengusap-ngusap bokongnya yang terasa ngilu dengan manik yang terlihat menatap tajam ke arah tiga sahabatnya.

"Kenapa sih?" Nasya mengomel dengan kening berkerut, "Pelajaran baru kelar, Gue udah di seret-seret kayak sapi gini."

"Jelasin!" Kristina yang sedari tadi sibuk melipat kedua tangannya di depan dada, kini berinisiatif mengeluarkan suaranya dengan lantang, terdengar tak kalah galak dari Nasya.

"Jelasin apa?"

"Jelasin kenapa lo bisa berangkat bareng Kak Rino?" Berganti menjadi Mezy, kini pandangan dari arah manik abu itu berpindah.

Baru menyadari situasi heboh yang tengah terjadi kepadanya pagi hari ini. Bahkan kelas pertamapun baru saja selesai beberapa menit lalu.

Tanpa menunggu reaksi lamban Nasya, Alea yang sudah gemas menanti jawaban itupun terlihat menangkup wajah Nasya dengan kedua tangannya. Meminta sahabatnya itu agar menatap matanya lekat.

"Jangan bilang lo abis nginep di rumahnya Kak Rino?"

Sebuah fakta yang secepat itu Nasya benarkan, karna setelah pertanyaan sok detective ala Alea selesai di keluarkan, anggukan polospun nampak Nasya keluarkan.

Anggukan yang berhasil menghadirkan bibir membulat dari arah ketiga sahabatnya. Tidak mempercayai kejujuran yang sahabatnya itu berikan.

"LO GILA!? LO BENERAN NGINEP DIRUMAHNYA KAK RINO!?" Tanpa perlu lagi menggunakan speaker, Suara Kristina nyatanya sudah berhasil memancing perhatian dari warga sekitar.

Menghadirkan wajah datar Nasya ketika sahabat satunya itu baru saja membocorkan hal sensitif dengan sangat enteng.

"Gak mau sekalian umumin di radio kampus?" tanya Nasya dengan kesal.

"Nona Renasya Agnalia!" seru Alea yang berhasil mengalihkan perhatian gadis itu secepat kilat, "Lo inget kalo kita gak boleh jatuh cinta sama mangsa sendiri kan?"

Mendapati pertanyaan seperti itu, jelas saja gadis itu mengangguk. Bahkan Nasya sendiri yang membuat peraturan itu, jadi mana mungkin ia melupakannya?

"Lo inget, tapi lo baru aja tidur dirumah Kak Rino."

"Wow!," merasa topik ini sudah melantur kemana-mana, Nasya memilih untuk membenahi pemikiran negatif para sahabatnya, "Kata tidurnya bisa diganti gak? Kedengerannya tuh kayak jadi gue tidur sama pemilik rumahnya."

"Terus?" sedari tadi sibuk memperhatikan percakapan ini, Mezypun berusaha memasuki arena.

Alis Nasya terlihat naik sebelah, "Terus apa?"

"Emang lo gak tidur sama Kak Rino?" satu lagi pertanyaan bodoh yang jelas tak bisa Nasya balas dengan santai.

"Ya enggaklah gila!" bentak gadis itu kesal, "Lo fikir gue cewek apaan?"

"Jadi maksudnya tidur dirumah dia itu apa selain artinya bukan tidur bareng pemiliknya?" balas Mezy lagi masih tak mengerti.

Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang