[TIGA PULUH]
SETELAH melewati perdebatan panjang demi menentukan baju apa yang harus gadis berambut panjang itu kenakan menuju kampus, disinilah dirinya berakhir.
Duduk diatas kursi samping pengemudi tampan yang tak lain dan tak bukan adalah Derren. Lelaki berkacamata yang pagi ini nampak menawan dengan balutan jaket armynya.
Setelah hampir satu jam mengendarai mobil Jeep berukuran besar ini, keduanya berhasil sampai tepat di area parkir kampus dengan Nasya yang segera merapihkan dirinya sekali lagi.
Memandangi cermin kecil dihadapannya tanpa memperdulikan tatapan yang saat ini mengarah kepadanya. Memperhatikan setiap detail pergerakan yang gadis disampingnya itu lakukan.
Baru dapat mengerjapkan matanya saat manik abu itu berpaling menatapnya, berpura-pura untuk menatap pemandangan yang saat ini tengah berada dihadapannya.
"Thankyou tumpangannya, dan-" Nasya menjeda ucapannya, sempat menundukan kepalanya untuk menatap baju oversize berwarna putih milik Derren, "Thankyou bajunya."
Tidak menunggu respon lamban cowok disampingnya, Nasya sudah lebih dahulu melangkahkan kakinya turun.
Berniat untuk berjalan menuju kelasnya yang akan dimulai sepuluh menit lagi, sebelum sambaran pada telapak tangannya berhasil menghentikan niat awal dirinya.
Menatap sosok tampan yang saat ini terlihat berdiri tepat dihadapannya, sosok yang tengah berusaha untuk melepaskan topi hitam yang dirinya kenakan sebelum tanpa aba terlihat memakaikannya tepat dikepala Nasya.
"Balik jam berapa?"
"Hm?" gadis itu bergeming, berusaha mengembalikan kesadarannya dengan cara menggelengkan kepalanya singkat, "Kenapa emang? Mau jemput?"
"Emang nanya udah pasti mau jemput?"
Kembali disadarkan oleh sosok berkepribadian ganda itu membuat Nasya memanyunkan bibirnya kesal.
"Kenapa tanya kalo gitu?"
Sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana jeansnya, Derren sempat berdeham, "Ya pingin tau aja."
"Jam tiga." respon Nasya sembari membenarkan posisi topi yang cowok itu pakaikan di kepalanya.
"Jam tiga? Kok sore?"
"Ada rapat untuk acara garage sale, gini-gini gue ketua kelas."
Dahi cowok itu terangkat sebelah, "Garage sale?"
"Iya," jawab Nasya sembari mengangguk singkat, "Acara tahunan yang di adain sama kampus untuk bantu orang-orang yang membutuhkan, lo gak tau?"
Jelas, cowok itu menggeleng, "Kapan?"
"Rencananya minggu depan," kata Nasya lagi yang hanya direspon Derren dengan sebuah anggukan kepala mengerti, "Setiap mahasiswa dimasing-masing jurusan wajib bawa minimal tiga barang yang bermanfaat dan masih layak jual. Nanti uang hasil penjualannya dikumpulin buat disumbangin ke orang-orang yang membutuhkan."
Hanya mampu merespon penjelasan panjang Nasya dengan mengangguk mengerti sebelum pandangannya tanpa sengaja beralih pada kaki jenjang gadis dihadapannya.
Namun cepat-cepat ia alihkan dengan memandang ke arah lain, berusaha untuk tak terpancing iblis di sekitarnya.
"Itu celana pendeknya gak bisa lebih diturunin lagi?"
Segera menundukan kepalanya untuk melihat kaki terbukanya pagi ini, sebelum maniknya kembali pada sosok dihadapannya. Terlihat menatap Derren dengan senyuman jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)
Romansa[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] Renasya Agnalia, mahasiswi semester 4 jurusan Fashion Design yang memiliki hobi: ✔️Merokok ✔️Clubb...