7| Tebakan Sempurna

8.8K 1K 18
                                    

[TUJUH]


MEMANG bukan lagi menjadi sebuah pemandangan baru saat semua mata terlihat mengarah kepada gadis semenarik Nasya. Bedanya, kali ini tatapan mata itu berhasil dirinya dapatkan karna adanya kehadiran Rino disamping gadis itu.

Sudah sedari tadi kedua orang itu menjadi pusat perhatian, tepatnya saat Nasya secara mengejutkan terlihat turun dari dalam mobil  Ford Mustang hitam yang dikendarai Rino.

Dengan tak nyaman, gadis itu terlihat menundukan kepalanya dalam-dalam, enggan memperhatikan lirikan sinis yang terlihat menyapanya.

"Hebat ya lo, Sya."

Kepala yang sedari tadi tertunduk itu, kini nampak terangkat saat sebuah suara menyapa pagi indahnya.

Mendapati sosok Pricilla yang saat ini tengah berdiri tepat dihadapan dirinya dengan tangan yang sudah terlipat di dalam dada.

"Lo pantes dapet predikat cewek gatel perebut pacar orang."

"Cil!" Sudah dapat ditebak kalau Rino akan segera membelanya, Nasya tidak perlu repot-repot untuk membalas cemoohan itu.

Beralih dengan sosok tampan disebalahnya, Pricilla nampak tersenyum penuh rasa sakit hati, "Gila ya kamu, udah berani berangkat bareng dia."

"Gue udah jujur sama lo tentang perasaan gue ke Nasya." dengan tenangnya, Rino kembali bersuara pelan, enggan memancing perhatian lebih banyak orang lagi.

"Dan mentang-mentang kamu udah jujur, makanya kamu seenaknya berangkat bareng cewek ini?"

Malas meneruskan drama gila ini, Rino memilih cara cepat untuk menyudahinya, "Cil, kita udah selesai."

"Kita belum," Ucap Pricilla sembari melangkahkan kakinya, berusaha untuk mendekati sang lawan bicara, "Aku gak terima diperlakuin kayak gini cuman karna kamu yang lebih milih junior gatel ini."

"Terserah lo, yang jelas gue udah bilang kalo kita selesai. Mau lo mikirnya kayak gimana, gue gak perduli," respon Rino malas sebelum perhatiannya kembali pada gadis disampingnya.

"Ayuk, bentar lagi mulai kelas." hanya pasrah saat merasakan pergelangan tangannya yang ditarik sempurna oleh Rino, Nasya masih juga enggan bersuara.

Sebelum langkahnya terhenti ketika sebuah tarikan rambut disertai tamparan telak itu menyapanya.

Menghadirkan mata membulat dari arah Rino ketika adegan gila itu berhasil tertangkap dengan jelas pada bola matanya.

Segera menarik mundur Nasya dari jangkauan Pricilla, tidak ingin kembali mengambil resiko. Menatap marah pada gadis yang dahulu pernah sangat dirinya cintai.

"Lo sakit ya!?" nada meninggi disertai mata membulat itu berhasil mengejutkan Pricilla dalam waktu hitungan detik.

Tidak pernah menyangka akan mendapatkan bentakan lantang dari arah laki-laki yang sangat dirinya sayangi.

"Kamu barusan bentak aku?" merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dirinya terima, Pricilla terlihat menatap lurus ke arah Rino.

Tidak dengan kedua orang itu yang nampak sibuk menyelesaikan masalahnya, Nasya justru tertarik untuk menatap sekitar dengan tangan yang terlihat sibuk mengusap-ngusap pipi kanannya.

Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang