12| Hampir Terjadi

8.6K 1K 148
                                    

Catatan:
Untuk yang ingin mendapatkan feel 'lebih greget' pada adegan dibawah, bisa baca sambil play videonya saat adegan hujan dimulai~
•••



[DUA BELAS]


"DERREN?"

Panggilan ke seribu kalinya yang terdengar menyapa telinga Derren, berhasil kembali Nasya keluarkan.

Menghadirkan lirikan singkat dari arah cowok bertubuh jangkung itu, sudah muak dengan pertanyaan tak penting yang sebentar lagi akan gadis cantik itu keluarkan untuknya.

"Lo yakin jalannya lewat sini?" lanjut Nasya dengan tangan yang sibuk mencengkram erat ujung jas cowok itu.

Sesekali pandangannya terbang ke arah sekitar, mendapati situasi mencekam yang saat ini tengah mengelilingi mereka berdua.

Malas untuk menjawab pertanyaan yang padahal sudah sempat gadis itu tanyakan beberapa menit yang lalu, pandangan Derren sibuk pada jalanan dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malas untuk menjawab pertanyaan yang padahal sudah sempat gadis itu tanyakan beberapa menit yang lalu, pandangan Derren sibuk pada jalanan dihadapannya.

"Yakin gak nyasar? Nanti kalo ada beruang gimana?"

"Beruang gak tinggal ditempat kayak gini."

Sedikit mendapatkan rasa aman saat fakta itu dapat dirinya dengar, mulai mencoba berani untuk menatap sekitar dengan harapan dapat menemukan sebuah keajaiban.

"Tapi coba aja lo liat diatas pohon, biasanya mereka ada diketinggian 2-7 meter." fakta menyebalkan yang membuat gadis itu melirikkan matanya ke arah cowok menyebalkan satu itu.

"Derren, gak lucu!" omel Nasya gemas, kembali memasang ekspresi waspada kepada sekitar, "Balik ke mobil dan nebeng orang yang lewat aja yuk?" ide Nasya lagi yang sudah pasti tak akan cowok itu setujui.

"Atau gini!" seru gadis itu tiba-tiba, nampak dengan bersemangat memaksa Derren untuk menghentikan langkahnya dengan cara menghadang langkah cowok itu.

"Lo pasti punya supir kan dirumah? Gimana kalo kita telfon dia dan minta jemput?" ucapan lanjutan yang cowok itu balas dengan menunjukan layar ponselnya kepada Nasya.

"Udah gue lakuin dari tadi kalo disini ada signal." responnya kesal, memilih untuk kembali melanjutkan langkahnya dengan Nasya yang kembali pula mengekor ditemani wajah cemberutnya.

"Terus buat apa kita pergi ke pom bensin? Mobil lokan nyangkut batu, bukan kehabisan bensin?"

"Minjem telfon umum sekaligus cari jasa derek mobil, siapa tau ada."

"Kalo gak ada?"

"Lo gue jual buat beli mobil baru."

Tak bisa dipungkiri lagi seberapa kesalnya gadis itu kepada sosok menyebalkan yang saat ini tengah berjalan disampingnya.

"Kan lo yang salah, kenapa jadi jual gue?" pembahasan yang berhasil kembali memancing perhatian dari arah cowok itu.

Memilih untuk menghentikan langkahnya sebelum memutar tubuh jangkungnya ke arah Nasya.

Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang