24| Toko Obat

7.7K 996 103
                                    

[DUAPULUH EMPAT]




HELAAN napas panjang yang menandakan rasa lelah luar biasa di dalam dirinya, terdengar jelas dari bibir berlipstick nude milik Nasya.

Bagaimana tidak lelah, sudah kali ketiga dirinya berusaha untuk menyelesaikan tugas kuliahnya yang akan dikumpulkan pada esok hari. Namun apadaya, rasa ngilu dan gemetar yang sesekali datang menyerang lengan kanannya, berhasil menghentikan niat Nasya untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

Dengan mata yang kembali membendung bulir-bulir air, ia masih dapat melihat dengan jelas sebuah memar yang kini tercetak sempurna tepat dibagian punggung tangannya.

Lelah harus terus menerus merutuki cowok brengsek itu, Nasya memilih untuk meraih kunci mobil yang berada diatas nakas. Berniat untuk pergi menuju toko obat terdekat, mencari cara agar rasa ngilu yang menyerangnya tidak kembali datang.

Enggan memperdulikan penampilannya yang malam ini sudah terbalut oleh sebuah piyama bermodel dress selutut. Hanya ingin mencari cara agar dirinya dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya malam ini.

Dengan balutan sandal rumah yang malas dirinya ganti, Nasya mulai menginjakkan kakinya ke arah area parkir yang terletak di basement gedung apartment miliknya ini.

Salah satu tempat yang paling Nasya benci dikarnakan suasana sunyi, sepi dan juga penerangan yang minim. Membuat otaknya selalu saja memikirkan hal negatif kala dirinya berjalan seorang diri di dalam parkiran gedung bertingkat ini.

 Membuat otaknya selalu saja memikirkan hal negatif kala dirinya berjalan seorang diri di dalam parkiran gedung bertingkat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berusaha menghilangkan semua aura negatif yang ada di dalam kepalanya dengan langkah yang dirinya percepat. Sebelum tanpa aba, dirinya terlihat memasuki mobil putih yang terparkir cukup jauh dari pintu masuk dan mulai menancap gas.

Dapat bernapas lega karna dirinya berhasil meninggalkan tempat mengerikan itu. Mulai berjalan menuju jalanan malam hari yang juga tak kalah menyeramkannya.

Sekali lagi, ia harus menahan nyeri yang sesekali datang menghampiri. Berusaha memfokuskan penglihatannya ke arah sekitar, mencoba untuk mengingat-ngingat toko obat yang memiliki jam buka selama 24 jam.

Baru dapat menemukan tempat yang dirinya cari setelah mengendari mobilnya selama hampir satu jam.

Segera memarkirkan mobilnya diantara banyaknya kendaraan lain, tidak memperdulikan ramainya para pengunjung cafe yang kebetulan berada tak jauh dari posisi toko obat yang ingin Nasya kunjungi.

Sesaat setelah dirinya keluar dari dalam mobil miliknya, pemandangan yang kali pertama gadis itu lihat adalah sekumpulan para laki-laki yang tengah berkerumun disebuah tempat duduk dengan posisi melingkar.

Tengah berbincang diikuti gelak tawanya kala salah satu dari teman seperkumpulannya itu memberikan sebuah lelucon.

Pemandangan menyeramkan yang mungkin akan ditakuti oleh semua kaum hawa yang melihat, namun tidak dengan Nasya.

Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang