[TIGAPULUH DUA]
BISINGNYA suasana di dalam sebuah club malam ini berhasil membawa setiap orang yang berada di dalamnya menggila.
Sebagian dari para penghuni tempat ini tengah sibuk berjoget mengikuti irama musik yang dibawakan oleh seorang DJ, sebagiannya lagi sibuk berbincang dengan minuman yang sudah berada dalam genggamannya.
Hanya satu dari sembilan puluh sembilan persen pengunjung yang memilih untuk menghabiskan malam menjelang paginya dengan wajah masam dan kepala tertunduk.
Dan orang itu tak lain dan tak bukan adalah Renasya Agnalia. Gadis yang malam ini nampak menggoda dengan mini dress hitamnya itu hanya memilih untuk duduk diatas kursi bar.
Sesekali dirinya meneguk habis gelas kecil berisikan vodka yang sudah ia pesan kepada sang bartender. Tak ada niatan untuk mengikuti Alea, Mezy dan Kristina yang saat ini tengah menari bersama puluhan pengunjung club lainnya.
Karna tujuan awal dirinya kembali pergi ke dalam tempat hiburan ini hanyalah untuk menghilangkan pikiran gilanya mengenai kejadian yang baru saja terjadi.
Selalu memikirkan fakta atas terbongkarnya aib dari keluarganya benar-benar berhasil memusingkan kepalanya.
Sudah beberapa kali Nasya memilih untuk memijit bagian pelipisnya menggunakan ibu jari dan telunjuknya, namun ternyata hal itu tetap tak membantu dirinya untuk meredakan kegilaan yang melanda.
Dan sekali lagi, meneguk habis gelas ke limanya malam ini adalah hal yang Nasya pilih. Tidak ada niatan untuk memperhatikan sekitar, bahkan kedatangan Alea disampingnyapun baru dapat dirinya sadari saat sahabatnya itu mencuri gelas keenamnya.
"Sya? Are you okay?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Alea saat mereka menginjakan kakinya di dalam tempat ini.
Sembari tersenyum asal, gadis itu hanya mampu menganggukan kepalanya.
"Tapi kok dari yang gue liat, lo kayak lagi mikirin sesuatu?" tak berhenti sampai disitu, Alea kembali menyuarakan rasa penasarannya.
Namun sekali lagi, berpura-pura bodoh adalah jurus aman yang harus Nasya lakukan, "Mikirin apaan gila? Gue lagi pusing aja."
"Ya tumben aja gitu lo ngajak clubbing."
"Le, bukannya kerjaan kita emang clubbing, ya?" respon Nasya sembari menggelengkan kepalanya tak mengerti, "Apanya yang tumben coba?"
Sambil mengangkat kedua bahunya, Alea sempat meraih gelas kosong dihadapannya, "Ya itukan dulu, sebelum lo kenal Derren."
Pemilihan topik yang menurut Nasya kurang pas untuk diajak bergabung malam ini, terlihat dari perubahan ekspresi wajah Nasya yang mendadak tak nyaman.
"Kok jadi bawa-bawa dia?"
"Ya emang iyakan? Semenjak lo targetin Derren jadi mangsa lo, perhatian lo selama ini udah beralih ke dia sampe gak pernah lagi jalan sama kita."
Tidak bisa membantah tuduhan itu, Nasya hanya dapat bungkam dengan kepala yang kembali ia letakkan diatas meja bar.
"Sya?" panggil Alea saat mulai menyadari ada sesuatu yang tak beres.
"Hm?"
"Don't allow the angel to win, when the devil is already inside you."
Hening, tak ada tanggapan dari sang narasumber kala Alea mengatakan 'kata mutiara' yang selalu Nasya ucapkan. Cukup lama Alea menunggu respon dari arah sahabat berambut panjangnya itu sampai perlahan, kepala yang semula bertumpu pada meja itu kembali terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)
Romansa[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] Renasya Agnalia, mahasiswi semester 4 jurusan Fashion Design yang memiliki hobi: ✔️Merokok ✔️Clubb...