[TIGAPULUH TIGA]
TEPAT dua hari sudah Derren dan gadis berwajah cantik itu tidak saling menyapa satu sama lain. Bahkan dikampuspun, ia jarang menemukan keberadaan Nasya.
Gadis itu hanya muncul sesekali, kalau tengah tidak merokok atau berbuat ulah dikantin dengan para seniornya, Derren hanya dapat melihat Nasya ketika berada diparkiran kampus.
Dan sudah jelas, saat bertemupun keduanya bertingkah seperti orang asing yang tak saling mengenal satu sama lain. Gadis itu seakan menghindarinya semenjak insiden beberapa hari silam, bertatapan dengannyapun Nasya sepertinya enggan.
Dan karna Derren memilih untuk memberikan waktu agar gadis itu dapat memikirkan segalanya dengan jernih, saat ini dirinya hanya dapat mengikuti kemauan Nasya untuk saat ini.
"Nyet?"
Perhatian Derren teralihkan kala Richard menyapanya, terlihat menatap manik sahabat yang sudah jarang dirinya temui itu dengan alis menaut.
"Skors lo beluman kelar?" tanya cowok itu sembari menyalakan sebatang rokok yang ia selipkan diantara bibirnya.
"Besok masuk." respon Derren yang berhasil mendapatkan tepukan tangan kecil dari para sahabatnya.
"Kenapa sih emang gara-garanya?" Raynzal yang sedari tadi sibuk berkirim pesan dengan sang kekasihpun kini ikut berkomentar.
"Gak suka aja."
Alasan tak masuk akal yang sudah pasti mendapatkan decihan dari para pendengarnya.
"Lo gak pernah gini sebelumnya, ada sesuatu pasti." kini Arkan yang ikut bersaksi.
Memancing Al untuk berpikir, "Gue tau! Pasti gara-gara lo kalah pinter dari diakan? Apa kalah ganteng?"
Tak ada niatan untuk merespon alasan tak masuk akal yang baru saja Al lontarkan, Derren memilih untuk melemparkan sehelai tissue yang sudah dirinya bentuk menjadi bola tepat ke arah kepala berambut keriting itu.
"Permisi, Derren? Sorry ganggu sebelumnya."
Perhatian ke enam laki-laki tampan yang sudah sedari tadi menarik banyak kaum hawa di dalam kantin kampus ini, sontak teralihkan kala seorang mahasiswi berkacamata menyapa salah satu sobat mereka.
Dengan wajah datar dan alis menaut, Derren hanya memilih untuk memandangi Mahasiswi asing itu tanpa ada niatan untuk membalas sapaannya.
"Gue Sheila, mahasiswi jurusan matematika," ujar gadis berambut ikal itu malu-malu dengan tiga buah buku dalam pelukannya, "Lebih tepatnya, kita temen sekelas."
Meskipun cowok itu terkenal dengan kepintarannya, Derren adalah tipikal orang yang tidak gampang mengenali wajah seseorang.
Jadi meskipun gadis asing yang memperkenalkan dirinya sebagai Sheila itu menjelaskan secara detailpun, tetap saja Derren tidak akan mengingat wajah berparas manis itu.
Jadilah hanya anggukan kepala yang saat ini Derren keluarkan sebagai respon.
"Jadi kemarin, Bu Deanda ngasih tugas untuk berkelompok gitu, dan kebetulan kita satu kelompok," penjelasan yang kembali gadis bernama Sheila itu keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] Renasya Agnalia, mahasiswi semester 4 jurusan Fashion Design yang memiliki hobi: ✔️Merokok ✔️Clubb...