53• Happy Ending

6.7K 1K 594
                                    

[LIMAPULUH TIGA]





MULUT Nasya hampir saja jatuh ke lantai dengan kedipan mata yang berkali-kali gadis itu pancarkan. Terlihat berusaha untuk tak mempercayai apa yang baru saja Derren perlihatkan kepadanya.

"Are you serious right now?"

Mencoba untuk tak terpancing emosi, sekali lagi Nasya mencoba untuk memutar kepalanya. Berhasil mendapati pintu apartment bernomor 277 yang adalah apartment miliknya.

Kemudian, kepala itu kembali berputar, menatap pintu bernomor 235 yang adalah apartment milik Derren. Iya, Derren Nielsen si cowok jenius.

"Katanya mau nunjukin apartment lo."

"Iya, ini apartmentnya."

Sempat menyibakkan rambut panjangnya sebelum manik abu itu menatap Derren horor, "Seriously, Derren? Lo beli apartment di depan persis pintu apartment gue?"

Sudah tak kuat mengulum senyum, Derren terlihat membuang wajahnya. Tak lupa dengan memberi anggukan samar atas pertanyaan itu.

"Ta-tapi.." Nasya kehabisan kata-kata, tak habis pikir dengan kegilaan terpendam yang menyelimuti cowok itu, "Kenapa? Kenapa disini?"

"Kenapa enggak?" balas Derren mantap, "Gue bisa irit bensin dan irit waktu, jadi abis nganterin lo gak perlu balik ke rumah gue."

Sedikit membenarkan perkataan itu, namun tetap tak bisa membenarkan perbuatan Derren sepenuhnya untuk kali ini. Bagaimana bisa ia membeli apartment di depan persis kediamannya?

"Maksud gue, deket sini pasti juga banyak apartment kosong. Iyakan?"

"Gue udah nyari-" kata cowok itu sembari menggeleng, "Tapi semua penuh. Dan kebetulan penghuni disini baru aja selesai nyewanya."

"Iya, kan lo bisa minta tolong--"

"Bawel," potong Derren gemas sembari menekan pin yang tertera pada kunci otomatis pintunya, "Liat dulu ke dalem."

Tak berhenti sampai disana, dorongan pelan itu Derren salurkan. Memaksa Nasya untuk memasuki calon apartmentnya yang sempat gadis itu tolak dengan cara memberontak kecil.

Namun saat sapaan indah itu terpancar di hadapannya, bagaimana tidak, hamparan mengenai pemandangan cantik itu mampu menyihir Nasya dalam waktu hitungan detik.

Terlihat bungkam dengan wajah membeku, bahkan Derren tak perlu lagi memaksanya lebih lanjut karna Nasyalah yang lebih dahulu menginjakan kakinya menuju ruang tamu apartment cowok itu.

Terlihat bungkam dengan wajah membeku, bahkan Derren tak perlu lagi memaksanya lebih lanjut karna Nasyalah yang lebih dahulu menginjakan kakinya menuju ruang tamu apartment cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Cantik banget, ya?" dengan senyum kecilnya, Derren terlihat memandang lurus ke arah punggung Nasya.

"Ini--ini digedung yang sama kayak tempat tinggal guekan?" tanya Nasya ragu, sudah bertahun-tahun ia tinggal digedung ini, namun pemandangan yang bisa ia lihat hanyalah mobil dan jalan raya.

Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang