34• Satu Permintaan

7.1K 957 25
                                    

[TIGAPULUH EMPAT]


"LIAT Nasya?"

Seorang mahasiswi yang baru saja terlihat menginjakan kakinya keluar dari dalam kelas miliknya itu sempat terkejud kala sosok tampan itu tiba-tiba saja mengajukan pertanyaan kepadanya.

"Nasya?" beo wanita berhijab itu dengan alis menaut, "Udah pergi rapat dari satu jam lalu."

"Rapat?" gantian Derren yang kini membeo ucapan sang seniornya itu, baru teringat atas acara kampus yang sempat gadis itu ceritakan kepadanya.

Bahkan sampai lupa mengucapkan kata terimakasihnya, cowok itu sudah lebih dahulu beranjak dari hadapan sang narasumber.

Kembali melangkahkan kakinya cepat menuju ruang rapat yang beberapa waktu lalu pernah dirinya kunjungi. Tak ada niatan untuk mengetuk pintu berwarna putih itu memang, hanya dapat membukanya secara tiba-tiba tanpa adanya kalimat permisi.

Mulai meneliti satu persatu kepala yang berada di dalam ruangan dengan hiasan meja panjang ini, sampai di akhir, pencariannya berhenti pada sosok berparas cantik yang kini terlihat tengah menatapnya terkejud.

Tidak menyangka akan kedatangan tamu tak di undangnya, terlebih ia dan tamu itu sudah tak saling sapa selama dua hari lamanya. Jadi mendapati Derren tengah berada di dalam ruangan yang tak semestinya, sudah pasti mengagetkan Nasya.

Tidak dengan Nasya yang tanpa aba segera membuang wajahnya jauh-jauh, Derren justru berjalan menghampiri gadis yang kini terlihat berpura-pura sibuk itu.

Tidak perduli kala dirinya dinilai tidak sopan karna sudah menganggu acara penting para seniornya, Derren berhasil menghentikan langkahnya tepat dibelakangnya kursi Nasya.

"Bisa ngomong diluar sebentar?" tidak ingin perbincangannya di dengar oleh telinga lain, Derren segera to the point.

"Lo gak liat gue lagi sibuk?" respon Nasya ketus tanpa menoleh, "Mending lo keluar."

"Satu permintaan--" seru Derren cepat sebelum dirinya benar-benar diusir dari dalam ruangan ini, "Waktu gue nolongin lo kabur dari calon suami lo, lo janji bakal kabulin satu permintaan gue."

Sontak, pemikiran Nasya segera teralihkan pada malam dimana dirinya memohon agar Derren mau membawanya kabur dari sosok aneh bernama Athala.

Memori memalukan yang berhasil membuat Nasya membuang napasnya panjang, sangat merutuki penawaran yang dirinya janjikan kepada cowok itu.

"Sya?"

Belum sempat Nasya merespon apa yang dikatakan cowok itu, sosok lain sudah lebih dahulu menghalangi niatnya.

Sosok itu berasal dari seorang wanita yang memiliki pangkat sebagai senior bernama Regista. Mahasiswi semester 7 jurusan Hukum yang terkenal dengan kegalakannya.

"Bisa gak sih, sehari aja rapat kita tenang tanpa ada gangguan dari cowok-cowok gak punya otak yang demen ngejar-ngejar lo?"

Merasa terpancing atas ucapan kasar nan tak mengenakan itu, tatapan penuh rasa risihpun Nasya keluarkan.

"Kak, tolong dijaga ya mulutnya."

"Lagian gue bingung sama lo, Sya. Gak ada kapoknya mainin anak orang padahal udah kena skandal berkali-kali, ngerasa banget kalo lo tuh kecakepan, ya?"

Tidak bisa menerima lagi hinaan yang semakin menjadi itu, Nasya terlihat bangkit dari posisi duduknya, "Kakak anak hukum, kan? Pasti tau persis apa pasal yang pas untuk pemfitnahan sekaligus pencemaran nama baik!"

Namun apa daya, amarah yang Nasya keluarkan justru malah semakin menarik minat Regista untuk merespon, "Gue ngomong sesuai fakta, bahkan foto lo juga sempet kesebar kan di internet?"

Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang