35• Perbincangan Manis

7K 934 44
                                    

[TIGAPULUH LIMA]



"OH ya? Kamu juga senang merajut?" Pertanyan excited itu terdengar dari arah Sonya.

Cukup terkejud karna kedua wanita berparas indah itu memiliki ketertarikan yang sama dalam dunia fashion.

Bahkan Nasya benar-benar tak menyangka kalau dulu, tepatnya sebelum Ibunda Derren  jatuh sakit, beliau merupakan seorang designer yang cukup terkenal dikalangan para artis dalam maupun luar negeri.

"Dikampus, Nasya suka banget sama salah satu kelas yang ngajarin tentang teknik merajut, Tante." sambung gadis itu dengan bersemangat.

Mulai dapat menenangkan dirinya dari kegilaan yang melanda otaknya, sempat berpikir kalau pertemuan pertama sekaligus dadakan ini akan menjadi boomerang bagi dirinya dan hubungan Derren.

Membayangkan kalau dirinya tidak akan mendapatkan restu karna melakukan sesuatu hal yang bodoh, benar-benar menghajar tekanan darahnya.

Namun siapa sangka kalau wanita berparas cantik dengan dua buah lesung pipi di wajahnya itu akan menyambut dirinya dengan hangat. Terlebih meraka memiliki hoby yang sama, jadilah kecanggungan itu tak bertahan terlalu lama.

"Nasya, tante boleh tanya sesuatu?" ketika senyum lebar yang sedari tadi menghiasi Sonya memudar, susah payah Nasya menelan ludahnya.

Kembali merubah ekspresi tenangnya menjadi waspada, "Iya, Tante?"

"Tante penasaran, bagaimana sifat Derren di hadapan kamu?"

"Sifat Derren?" beo Nasya bingung dengan otak berputar, mencoba untuk mengingat kembali awal mula pertemuan pertama dirinya dengan sosok dingin itu.

Tersenyum samar kala dirinya kembali berjumpa dengan Derren yang dulu, "Pertemuan pertama Nasya sama Derren, bisa dibilang gak begitu baik, Tan-"

Seakan berusaha mendengarkan apa yang gadis dihadapannya ini katakan, Sonya terlihat bungkam seribu bahasa.

"Kalo boleh Nasya jujur, Derren adalah orang pertama yang nolak Nasya,"

Sempat merubah wajahnya menjadi cukup terkejud kala mendengar fakta menarik itu, "Ditolak?"

Meskipun malu untuk mengakui, sebuah anggukan singkat tetap Nasya perlihatkan, "Nasya yang pertama kali tertarik dan suka sama Derren."

Kali ini, senyuman manis kembali Sonya perlihatkan, ditambah dengan elusan lembut pada rambut tergerai gadis yang baru dirinya kenal itu.

"Derren itu galak, keras kepala, bahkan dia sempet gak mau natap Nasya kalo kita lagi ngobrol, Tan," lanjut gadis itu dengan diakhiri tawa kecilnya.

"Sampe akhirnya, Nasya perlahan bisa nemuin sifat manis di dalam dirinya Derren, oh iya!" seru Nasya tiba-tiba, "Dia beberapa kali juga nolongin Nasya, Tante."

Tidak segera merespon cerita panjang gadis itu dengan ucapan, Sonya justru memilih untuk menghembuskan napasnya panjang.

Tidak percaya kalau sosok lama dari anak satu-satunya ini dapat kembali.

"Beberapa tahun lalu, tepatnya saat tante divonis mengidap penyakit kanker, dia sempat terpuruk dan tidak mau melanjutkan sekolah," kali ini, Sonyalah yang memulai.

"Tidak pernah sekalipun dia pergi dari kamar ini, katanya ingin menjaga Tante," lanjut Sonya dengan diakhiri senyuman yang menyayat hati siapapun orang yang melihatnya.

"Sampai akhirnya, Ujian sekolahpun tiba, dan dengan berat hati dia terpaksa pergi sekolah untuk mengerjakan ujian,"

"Tante masih ingat senyum bahagia dia ketika menunjukan kertas hasil ujiannya kepada tante, dengan rata-rata nilai yang hampir mendekati sempurna,"

Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang