11| Hantaman Kecil

8.4K 1K 52
                                    

Catatan:
Untuk mendapatkan 'feel' yang lebih greget, bisa baca sambil play video diatas hihiw

[SEBELAS]


AROMA kopi yang berasal dari arah pengharum mobil yang tergantung itu berhasil masuk ke dalam indra penciuman Nasya, aroma menenangkan yang berhasil membuat gadis itu sedikit rileks seusai mengalami hal menyebalkan yang menimpa dirinya.

Tak lupa dengan suara musik yang terputar dengan volume kecil, satu-satunya hal yang membantu sedikit menghangatkan suasana canggung ini. Tak ada suara yang terdengar dari arah keduanya, seolah mereka adalah orang asing yang tak saling kenal satu sama lain.

Meski dibalik diamnya Nasya, tersimpan segala jenis kata kutukan yang keluar untuk nasib sialnya malam ini. Tidak pernah menyangka kalau manusia yang dijodohkan oleh Papanya itu adalah manusia aneh yang gila dengan kebanggaan.

Enggan memikirkan kelanjutan nasibnya kalau saja saat ini dirinya masih setia duduk dihadapan laki-laki aneh bernama Athala itu sampai sebuah getaran ketiga berhasil membawa pikiran Nasya kembali ke dalam posisi awalnya.

Tanpa ada kemauan untuk memeriksa ponselnya, gadis itu terlihat mematikan benda pipih itu secara paksa sebelum melemparkannya ke dalam tas kecil yang sedari tadi dirinya tenteng.

Membayangkan siapa pengirim dari pesan yang baru masuk saja dirinya tidak mau, apalagi harus membaca pesan menyeramkan itu yang akan membuat bulu kuduknya berdiri.

"Cuman sampe jalan raya, abis itu lo turun."

Satu buah kalimat yang berhasil mengembalikan fokus Nasya pada keadaan yang tak kalah menyeramkannya. Kembali menyadari kehadiran Derren disampingnya setelah sesaat sempat melupakan 'malaikat penolongnya' itu.

"Jalan raya?" beo Nasya ketika otaknya berusaha untuk menangkap ucapan Derren.

Memilih untuk mengalihkan matanya agar dapat menatap sekitar, menyadari lingkungan luar yang saat ini terlihat tak bersahabat dengannya.

Letak restoran yang dijadikan titik untuk bertemu dengan manusia aneh bernama Athala itu memang lumayan terpencil dan sedikit berada diatas gunung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Letak restoran yang dijadikan titik untuk bertemu dengan manusia aneh bernama Athala itu memang lumayan terpencil dan sedikit berada diatas gunung. Alhasil jalanan panjang cukup berliku dengan ditemani suasana mencekampun terpaksa mereka lalui demi bisa bertemu dengan jalan ramai.

Selesai mengamati kegelapan dari balik kaca mobil, kepala gadis itu kembali menoleh. Mendapati sosok tampan yang malam ini terlihat mengenakan sebuah taxedo berwarna hitam.

Terlalu memperhatikan Athala membuat dirinya sempat melupakan penampilan berbeda yang saat ini tengah Derren kenakan.

"By the way, lo kok bisa kesana juga?" Nasya bertanya dengan nada hati-hati, tak ingin ditendang keluar dari dalam mobil dua pintu ditengah hutan menyeramkan ini.

"Abis nonton konser."

Hampir saja memaki cowok berkacamata itu karna sudah mengembalikan kata-kata dirinya tanpa ekspresi.

Semenjana (END) / Sudah pindah ke aplikasi DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang