"I just want a look good for you.."
..
.
.
.
.
.
"Awh.."
Ringis Sooya tiba-tiba saat Jungkook mengangangkat kakinya ke atas. Sadar akan hal itu ia langsung menutup mulutnya dan melirik Jungkook di depannya. Laki-laki itu di bawahnya dan berjongkok sambil menatapnya kemudian tersenyum miring.
Ia meletakkan kaki Sooya kembali pelan-pelan.
"Sekarang masih bilang kalau kakimu sudah baik-baik saja?" kata Jungkook mengulang kalimat Sooya sebelumnya. Memang benar tadi Sooya bilang jika kakinya sudah sembuh dan tidak sakit lagi. Tapi ketahuilah itu sebenarnya hanyalah alasan Sooya agar Jungkook bisa membiarkannya kembali sekolah. Setidaknya tanpa kursi roda menyebalkan ini. Sooya yakin ia bisa berjalan pelan-pelan dengan kakinya yang satu lagi atau sambil memegang di dinding sebagai tumpuan.
"Aku ingin sekolah, sangat membosankan di Rumah." rengeknya. Masih.
"Sampai kakimu sembuh."
"Ini sudah satu minggu lamanya."
"Tidak."
"Jung—"
"Tidak!" potong Jungkook lagi. Kemudian menatap Sooya di bawah yang tidak berkutik lagi. "Sekali tidak tetap tidak." printahnya.
Sooya memanyunkan wajahnya. Jungkook tidak mengizinkannya sekolah. Ayolah, ia cukup bosan terus menerus berada di Rumah. Asal tahu sekolah adalah tempat baginya bisa menemukan sedikit kebebesan selain itu ia hanya menemukan kebosanan dengan menatap langit-langit rumah mewah ini.
Jungkook sudah memperlakukannya seperti itu selama ini.
Dan beruntungya Jungkook karena Sooya tidak pergi diam-diam dari sana walaupun sudah berapa kali ia terpikir akan rencana itu.
Jungkook mendekati Sooya dan kembali berjongkok di depannya. Sooya yang kesal memalingkan wajahnya tidak mau menatap Jungkook. Ia kesal melihat Jungkook yang mengenakan seragam sekolahnya. Padahal sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian terakhir dan Jungkook bisa-bisanya memerintahkannya untuk terus berada di Rumah seperti ini.
"Dengarkan aku.." Jungkook berusaha menarik perhatian Sooya dengan terus menatapnya. Namun sayang Sooya tidak menatapnya sama sekali sampai membuat Jungkook menarik dagu Sooya lembut agar gadis itu menatapnya.
Saat itu pula Sooya dapat mendengar helaan napas berat Jungkook dan juga tatapannya yang melunak hangat.
"Aku tidak menjamin keamananmu jika membiarkanmu sekolah dalam keadaan seperti ini. Kamu tahu sendiri bagaimana siswi-siswi di sekolah. Kejadian tempo hari cukup menjadi pembelajaran bagiku. Aku tidak mau lagi jika sampai mereka menyakitimu lebih dari itu."
Sooya mendengarnya dengan jelas. Alasan itu, alasan yang selalu sama tapi entah kenapa selalu berhasil membuatnya paham dan mengerti.
"Arrachi?" Jungkook mengusap-usap kepala Sooya sementara Sooya hanya mengangguk dengan senyum kecil di wajahnya.
"Aku janji sepulang sekolah akan membawamu jalan-jalan. Bagaimana kamu mau?"
Sooya mengangguk dengan cepat. Jungkook yang melihat itu langsung tersenyum karena berhasil membuat Sooya melupakn rasa jenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Noona | JJK
FanfictionIni tentang cerita trauma akut yang dimiliki Jungkook. Ia hanya ingin menjaga gadis yang berharga baginya. Seorang gadis yang lebih tua 2 tahun darinya, Im Sooya yang sejak kecil ia panggil Noona. "Im Sooya! Cepat kemari!" "Mulai sekarang aku tidak...