Here

5.2K 632 52
                                    

VOTE KOMENTAR^^




Setelah meninggalkan Jungkook Sooya berjalan cepat-cepat menuju kelasnya karena tidak mau berurusan dengan laki-laki itu sementara. Saat menjejalkan pantatnya di kursi Sooya langsung menghela napas lega.

Akhirnya ada waktu tanpa Jungkook. Tanpa pengawasannya, tentu saja. Bersyukur kelasnya dan Jungkook cukup jauh jadi laki-laki itu tidak bisa mengawasinya.

Sooya mengeluarkan buku dan alat tulisnya dari dalam tas dan saat merasa ada sesuatu yang kurang ia jadi ingat Jimin yang meminjam buku catatannya. Kemarin ia belum sempat mengambil buku itu.

PLUK!

Sooya kaget saat tiba-tiba sebuah buku bersampul silver jatuh ke mejanya. Itu adalah buku catatannya yang tadi ia cari. Sooya menengadah dan mendapati Jimin di depannya. Laki-laki itu langsung menarik kusi dan duduk di depan Sooya.

Sooya yang merasa tidak nyaman langsung menundukkan kepalanya. Dalam hati ia khawatir tiba-tiba Jungkook lewat dan memergoki mereka, kemudian Jungkook mengamuk seperti biasanya. Sooya menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa membayangkannya.

"Terimakasih." ucap Sooya menarik buku itu. Jimin hanya diam menatapi wajahnya.

"Bibirmu luka." tutur Jimin. Sooya mendongak dan menyentuh bibirnya. Seketika wajahnya langsung merah karena malu. Sudah ia duga bekas ulah Jungkook akan berbekas sepeti ini. Ck, padahal ia sudah melakukan berbagai cara untuk menutupinya tapi masih saja ketahuan.

"Ah, ini kena gagang sapu."

"Kamu menciumnya?"

"Ah?" Sooya kaget dan saat mencerna maksud Jimin ia langsung menggeleng sambil tertawa kecil.

"Tidak, mana mungkin aku mencium sapu." ucapnya kemudian kembali menunduk, menyibukkan diri dengan membaca buku. Sementara Jimin masih saja betah menatapnya, entah apa yang menarik dari dirinya tapi yang jelas ia hanya berharap Jimin segera pergi dari hadapannya.

"Pelajaran apa setelah ini?"

Sooya diam sejenak. "Sejarah." jawabnya kemudian.

"Lalu kenapa kamu membaca buku Matematika?"

Sooya membalik depan buku dan melihat covernya. Benar, ia membaca buku Matematika karena tadi ia menggunakan segala cara agar terlihat sibuk di mata Jimin.

"Sooya.." Jimin mendengus napas. "Kamu menghindariku kan? Aku tahu itu."

Skak mat! Bagaimana dia bisa tahu?

Sooya menggelengkan kepala. "Ti-tidak Jim, a-aku.."

"Hei Sooya!"

Sooya tersentak kaget saat tiba-tiba Lisa datang dan duduk di sebelahnya. Jimin dan Sooya menatapnya yang baru saja tiba di Kelas. Lisa juga menatap Jimin seolah menyuruh laki-laki itu untuk pergi meninggalkannya dan Sooya.

"Tunggu apalagi? Pergi sana Jim. Aku ingin berbicara dengan Sooya!" usir Lisa. Jimin berdecak kesal.

"Aku juga ingin berbicara dengannya, kamu tidak lihat? Aku lebih dulu."

Lisa memutar bola matanya kesal. "Ck, sudahlah, ini penting karena mengenai tugas."

Sooya menatap keduanya. Dalam hati ia besyukur Lisa datang, jadi ia terbebas dai petanyaan Jimin yang susahnya mengalahkan ujian nasional. Sooya menatap Jimin dan mengangguk pelan seolah menyetujui permintaan Lisa terlebih dahulu.

Jimin pasrah dan akhirnya memilih pergi dari sana. Sementara Lisa menoleh ke arah Sooya.

"Jadi bagaimana? Kamu bisa datang mengejakan tugas kelompok kita malam ini kan?"

I am Noona | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang