Back Off

3.4K 426 135
                                    

And sometimes, life is just hard
And somedays are just rough..
And sometimes you just cry before you can accept the reality.
















Satu minggu? Atau lebih?

Entahlah, terlalu malas untuk menghitung hari, yang jelas ini waktu yang cukup lama untuk melihat keadaan yang sama di tempat yang ia namakan neraka ini sejak minggu lalu.

Mungkin tidak akan ada yang mendengar curahan, atau tahu bagaimana perasaanya saat ini, tubuh dan hatinya sudah lama dan semakin hancur setiap detiknya.

Sampai, ia lupa bagaimana harus menangis dengan isakan sampai membuat sesak napas.

Ia, masih duduk, dengan tubuh mungil terbalut selembar kaos kebesaran yang melorot nyaris seperti dress.
Duduk meringkuk dengan pandangan kosong menatap pintu di depannya.

Menunggu dengan rasa takut saat pintu yang dikunci itu terbuka tiba-tiba dan menampilkan sosok yang selama ini ia takuti.

Sooya memeluk tubuhnya sendiri dan kian menarik selimut menutup dirinya.

Rasa itu, ia masih mengingat bagaimana kasar dan sadisnya Jungkook tiap malam bermain dengannya, mengisi penuh dirinya dan membuatnya nyaris gila.
Hal itu membuatnya merasakan trauma yang teramat,

Sooya menangis sendiri, setiap malam, mengingat bagaimana ia merasa tidak berarti dimata Jungkook.
Setelah Jungkook menyiksanya ia pergi begitu saja, meninggalkan Sooya dengan tubuh ringkihnya di sepanjang malam bersama isakannya.
Lalu kembali lagi besoknya untuk memuaskan nafsu sialannya itu.

Berlangsung saja setiap hari. Lalu ditinggalkan begitu saja..

Sooya lelah, mata sembabnya beralih pada sebuah vas bunga di depan meja kerja Jungkook.
Melangkah pelan dengan kaki telanjangnya untuk mencapai tempat itu.

Sooya menatap benda itu beberapa detik sebelum mengambil dan menghempaskannya ke lantai,








"PRANG!"











Serpihan beling vas bunga itu menyebar ke lantai, Sooya mengambil salah satu serpihan beling itu dan mengarahkan benda itu ke Pergelangan tangannya,
tangannya bergetar.

"Ahk.." Sooya meringis kesakitan, merasakan bagaimana benda tajam itu mengoyak pelan lapisan kulitnya sampai berdarah.

Air matanya jatuh, rasanya ini tidak lebih sakit dari perlakuan Jungkook kepadanya, jika memang dia sudah tidak berguna dan disia-siakan seperti ini, jadi untuk apa dia hidup?

Toh, yang ia terima hanyalah perlakuan kasar Jungkook dan rasa sakit yang sama.

"BRAK!"




Pintu terbuka tiba-tiba dan muncul sosok Jungkook dengan setelan formalnya.

Begitu melihat Sooya yang berhamburan darah, sontak saja membuatnya nyaris kehilangan akal.

"Apa yang kamu lakukan?" Jungkook berlari mendekatinya dan mengambil beling itu dan melemparnya jauh.

"Apa yang kamu lakukan hah?" teriak Jungkook menahan aliran darah yang terus mengalir dari pergelangan tangannya.

"Le-lepaskan aku.." suara Sooya lemah.

Jungkook beralih memegang kedua bahunya dan menatap kedua mata Sooya yang benar-benar kosong.

"Katakan padaku! Kenapa?"

"Kenapa kamu peduli padaku? Lepaskan aku!"
Sooya berontak.

"Hentikan ini Sooya! Hentikan!"
Jungkook menguncang bahunya sampai Sooya berani menatap matanya, dengan mata yang sembab dan bersimbahan air mata.

I am Noona | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang