VOTE KOMENTAR!
.
.
.
.
.
.
.
."Aku pernah merasakan sakitnya sekarat tapi lebih sakit lagi saat kamu mengabaikanku.."
.
.
.
.
.
Sesak.
Sooya mencoba mendongak, meronta-ronta ke atas berusaha meraih apapun yang ia bisa. Kakinya menerjang-nerjang air di sekitarnya, segala usaha ia lakukan demi mengakses udara dan juga keselamatannya.
Ia tidak bisa berenang, kelemahannya sejak kecil, terlebih jika kolamnya sedalam ini.
Siapa yang melakukannya? Siapa yang mendorongnya?Sooya bahkan belum sempat menoleh sebelum seseorang tadi mendorongnya dengan begitu kuat. Tapi suara tadi..
Suara wanita.
Jelas sekali bukan suara Jungkook.
"To-tolong humf... Tolong!! Siapapun humf... Hosh.. " Sooya berteriak keras dengan sisa tenaga yang ia punya untuk mencapai permukaan tapi etah kenapa segala usaha yang ia lakukan hanya membuatnya lelah.
Sooya mulai kehabisan tenaga. Sudah berapa lama ia seperti ini. Matanya mulai sakit karena air dan seketika sekelilingnya berwarna biru saat ia membuka matanya di dalam.
Ia pernah mendengar cerita jika seseorang akan mengingat masa-masa kecilnya saat ia sekarat ataupun menuju kematian.
Sooya merasakan hal itu sekarang. Ia mengingat Eommanya yang sangat ia cintai. Mengingat kampung halamannya. Tetangganya. Bibi dan Paman Jeon bahkan anak kecil yang sudah tumbuh besar bersamanga itu.
Jeon Jungkook.
Sooya masih mengingat dengan jelas bagaimana Jungkook selalu mengatakan untuk segera memanggilnya jika Sooya dalam masalah.
Jungkook..
Jyngkook..
Jungkook?
Sudah berapa banyak ia menyebutkan nama itu. Tapi apa yang ia dapatkan? Jungkook tidak datang sama sekali.
Ia bohong.
Dan ia benci kenyataan ia masih mempeecayai hal bodoh itu.Air kolam menyamarkan air matanya. Jungkook yang memanggilnya ke sini lalu kenapa ia tidak datang dan hal ini terjadi padanya.
Apa ia masih dan sangat marah karena hal kemarin? Ia tidak menghianatinya sama sekali. Ia bersumpah tapi kenapa Jungkook melakukan hal ini semua.
Sooya menitikkan air matanya selagi rasa sesak semakin menggerogotinya. Ia bisa menerima semua ini.
Tidak apa.
Jika Jungkook berpikir ia memang pantas menerima ini. Ia tidak akan pernah membenci siapapun atas semua ini.
Memang hidup ini penuh kebencian.
Dingin
Sesak
Penuh
Keram
Sakit
Gelap
Dan akhirnya tidak bisa merasakan apa-apa? Apa ini rasanya kematian?
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Noona | JJK
FanfictionIni tentang cerita trauma akut yang dimiliki Jungkook. Ia hanya ingin menjaga gadis yang berharga baginya. Seorang gadis yang lebih tua 2 tahun darinya, Im Sooya yang sejak kecil ia panggil Noona. "Im Sooya! Cepat kemari!" "Mulai sekarang aku tidak...